Halodoc, Jakarta – Kanker rahim terjadi ketika sel-sel yang ada di dalam rahim bermutasi dan membentuk masa yang disebut tumor. Tumor kanker ini bersifat ganas sehingga berisiko menyebar ke bagian tubuh lainnya. Risiko kanker rahim akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia seorang wanita. Itu sebabnya, penting untuk rutin melakukan pemeriksaan supaya kanker bisa terdeteksi lebih dini. 

Pasalnya, gejala awal kanker rahim sering kali tidak tampak dan timbul ketika kanker sudah berkembang ke stadium lanjut. Semakin cepat dideteksi, kanker rahim bisa segera diobati dan peluang kesembuhannya lebih besar. Untuk meningkatkan kewaspadaan, berikut ciri-ciri kanker rahim yang perlu wanita ketahui.

Ciri-Ciri Kanker Rahim yang Paling Umum

Tanda awal kanker rahim dapat menyerupai kondisi masalah reproduksi lainnya. Namun, bila kamu merasakan sakit yang tidak biasa pada bagian perut yang disertai dengan perdarahan pada vagina, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter. Jika didiagnosis secara akurat, kanker dapat ditangani dengan tepat. Nah, berikut gejala awal kanker rahim yang paling umum:

• Pendarahan vagina di luar periode menstruasi atau setelah menopause.
• Sakit perut bagian bawah atau kram di area panggul.
• Keputihan bertekstur encer atau bening setelah menopause
• Mengalami pendarahan berkepanjangan atau sering, terutama pada wanita yang telah berusia lebih dari 40 tahun.
• Mengalami keputihan yang abnormal.

Nah, ciri-ciri di atas acap kali mirip dengan gejala masalah reproduksi lainnya. Ada pun beberapa ciri kanker rahim lainnya yang kurang umum, seperti munculnya benjolan atau pembengkakan di perut atau di antara tulang pinggul. Selain nyeri, punggung di bagian bawah, tepatnya di antara tulang pinggul pun terasa sakit. Timbulnya nyeri saat berhubungan intim dan urine mengandung darah juga termasuk ciri kanker rahim 

Bagaimana Kanker Rahim Diobati?

Setelah dokter mendiagnosis kanker rahim, dokter akan mempertimbangkan jenis perawatan yang paling tepat berdasarkan stadium kanker. Namun, sebagian besar pengidap kanker rahim membutuhkan prosedur pembedahan. Biasanya, pembedahan juga dikombinasikan dengan perawatan berikut ini:

• Kemoterapi, yaitu perawatan kanker menggunakan obat yang sangat kuat untuk menghancurkan sel kanker. 
• Terapi radiasi, yang dilakukan dengan cara memaparkan sinar radiasi di area tertentu untuk menghancurkan sel kanker. 
• Terapi hormon dilakukan untuk mengobati kanker. 
• Imunoterapi yang dapat membantu sistem kekebalan tubuh melawan kanker.
• Terapi bertarget dengan menggunakan obat-obatan untuk menargetkan sel kanker tertentu supaya tidak berkembang biak.

Sejauh ini, belum ada cara pasti untuk mencegah kanker rahim. Namun, peluangnya bisa diminimalkan dengan penggunaan pil KB, menjaga berat badan tetap ideal dan menerapkan gaya hidup sehat. 

Jika kamu mengalami salah satu gejala di atas, segera hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc, rekomendasinya ada di bawah ini:  

1. dr. Subianto, Sp.B (K) Onk

Seorang Dokter Spesialis Bedah Onkologi yang aktif melayani pasien di RS Telogorejo Semarang. Beliau yang tergabung dalam Ikatan Ahli Bedah Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia sebagai anggota ini, dapat memberikan layanan konsultasi seputar bedah onkologi.

2. dr. Wimpie Florentinus Panggarbesi, Sp.B(K)Onk

Seorang Dokter Spesialis Bedah Onkologi yang aktif melayani pasien di RS Dharma Nugraha, RS Mitra Keluarga Bekasi Timur, RS Mitra Keluarga Bekasi Barat. Beliau yang tergabung dalam Ikatan Ahli Bedah Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia dapat memberikan layanan konsultasi seputar bedah onkologi.

3. dr. Yan Wisnu Prajoko, M.Kes., Sp.B (K) Onk

Seorang Dokter Spesialis Bedah Onkologi yang aktif melayani pasien di RS Telogorejo Semarang. Beliau yang tergabung dalam Ikatan Ahli Bedah Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia sebagai anggota ini, dapat memberikan layanan konsultasi seputar bedah onkologi.

Dokter yang ahli di bidangnya akan menjawab segala pertanyaan kamu. Jangan tunda untuk menghubungi dokter sebelum kondisinya semakin memburuk. Yuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi :

Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2022. Uterine cancer.

National Health Services. Diakses pada 2022. Womb (uterus) cancer.

Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Uterine cancer.

Cancer.net. Diakses pada 2022. Uterine Cancer: Introduction.