Apa Makanan yang Harus Dihindari Pengidap Rematik?
Halodoc, Jakarta - Pola makan yang sehat adalah kunci untuk terhindar dari berbagai risiko penyakit. Tak hanya penyakit yang umum seperti jantung atau kanker, seseorang yang mengidap radang sendi akibat rematik atau rheumatoid arthritis juga perlu menjaga pola makannya.
Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Arthritis Foundation, pola makan memainkan peran yang cukup besar dalam perkembangan peradangan sendi akibat rematik. Oleh karena itu, jika kamu mengidap rematik, maka akan sangat disarankan untuk mengonsumsi makanan sehat seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
Penelitian yang sama juga disebutkan bahwa memiliki keseimbangan nutrisi juga menjadi hal yang penting diperhatikan. Pola makan yang sehat mampu mengurangi risiko rematik kumat, bahkan komplikasi. Lantas, apa saja sih makanan yang harus dihindari pengidap rematik?
Baca juga: Ketahui Penyebab Rematik di Usia Muda
Jeroan
Di budaya Indonesia, hampir seluruh bagian sapi atau ayam bisa diolah menjadi makanan lezat. Misalnya bagian jeroan, seperti usus, ati, ampela, jantung, otak dan lainnya, yang dalam resep kuliner Nusantara bisa diolah menjadi makanan yang lezat. Jeroan memang gurih dan lezat, bisa diolah dengan berbagai cara seperti sop, digoreng, dibakar, atau dimasak dengan menggunakan santan.
Namun, jeroan adalah makanan pantangan untuk kamu yang mengidap rematik. Mengonsumsi jenis makanan ini memicu kambuh dan nyeri sakit di bagian yang terserang. Jeroan juga membahayakan tubuh secara keseluruhan karena bisa menyebabkan penyakit lain, seperti jantung, hipertensi, obesitas, dan komplikasi penyakit lainnya.
Santan
Makanan pantangan rematik selanjutnya adalah santan. Dengan menggunakan santan, makanan yang kamu olah memang akan menjadi lebih lezat dan gurih. Namun, santan mengandung zat purin yang bisa memicu sendi menjadi sakit bagi pengidap rematik dan juga meningkatkan kadar asam urat. Jadi, sebaiknya kamu mengurangi atau menghentikan konsumsi santan terlebih dahulu.
Baca juga: Mengenal Lebih Jauh Jenis-Jenis Rematik
Makanan Laut
Jenis makanan laut seperti udang, cumi, kerang, kepiting menjadi favorit banyak orang. Sayangnya, bagi pengidap penyakit rematik, beberapa jenis makanan laut tersebut bisa memicu munculnya kambuhnya gejala rematik. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh American College of Rheumatology, mengonsumsi daging merah dan makanan laut meningkatkan risiko seseorang terserang rematik.
Daging Kambing
Daging kambing adalah alternatif daging yang tak kalah lezat dengan daging sapi. Daging kambing juga bagi sebagian orang memiliki aroma yang merangsang selera makan, bahkan bila hanya dibakar dengan perasan jeruk nipis dan taburan garam. Namun, meski lezat, jenis daging ini adalah pantangan buat pengidap rematik karena kandungan purinnya yang tinggi.
Processed Food
National Health Service mengungkapkan, processed food atau makanan olahan adalah segala bentuk makanan yang telah diubah dalam beberapa cara, seperti pembekuan, pengalengan, pengeringan, dan pembakaran
Hal yang membuat makanan ini menjadi tidak sehat dan harus dihindari pengidap rematik karena biasanya processed food mengandung lebih banyak garam dan gula. Penambahan garam dan gula untuk membuat rasanya lebih menarik dan tahan lama. Sayangnya, makanan ini harus dihindari oleh pengidap rematik.
Lantas, Makanan Apa yang Baik untuk Rematik?
Jika kamu sering mengonsumsi makanan tidak sehat di atas, maka sebaiknya kamu menguranginya atau menggantinya demi terhindar dari risiko rematik. Pada dasarnya, tidak ada diet khusus untuk pengidap rematik.
Namun, diet antiinflamasi baik untuk tubuh secara keseluruhan. Makanan seperti ini bisa didapatkan dari kacang-kacangan, brokoli, buah ceri, biji-bijian, kunyit, ikan berminyak, dan gandum. Selain itu, teh hijau juga baik untuk dikonsumsi bagi pengidap rematik.
Baca juga: Benarkah Mandi Malam Bikin Nyeri Sendi?
Ingin informasi lebih lanjut mengenai rematik? Tanyakan langsung saja di Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur chat kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat kapan saja dan di mana saja.