Apa itu Tes MMPI? Ini Jenis, Prosedur, dan Hasil Tesnya
“Tes MMPI atau Minnesota Multiphasic Personality Inventory adalah prosedur yang dibuat untuk menentukan atau mendeteksi gangguan mental pada seseorang. Hasilnya ditentukan dalam skala 0-9, tergantung pada jenis masalah yang mendasari.”
DAFTAR ISI
2. Persiapan dan Prosedur Tes MMPI
Halodoc, Jakarta – Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) dikembangkan pada 1937 oleh psikolog klinis Starke R. Hathaway dan ahli saraf J. Charnley McKinley di Universitas Minnesota, Amerika Serikat.
Mereka awalnya mengembangkan tes untuk digunakan di Departemen Psikologi di Universitas Minnesota. Tujuannya untuk mengembangkan instrumen untuk menilai kondisi kejiwaan dan tingkat keparahannya.
Apa saja jenis dan bagaimana prosedur pelaksanaannya? Kamu bisa membaca lebih lanjut dalam artikel ini!
Jenis Tes MMPI
Tes MMPI dirancang untuk mengukur aspek kepribadian seseorang. Contohnya perilaku, emosi, atau psikologis. Tes MMPI awalnya ditemukan pada 1932. Namun, beberapa tahun setelah dipublikasikan, para dokter dan peneliti mulai mempertanyakan keakuratan Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI).
Ada pula yang berargumen bahwa hasil tes MMPI menunjukkan kemungkinan bias dalam tes. Sementara yang lain merasa tes MMPI sendiri berisi pertanyaan-pertanyaan seksis dan rasis.
Menanggapi permasalahan tersebut, tes MMPI direvisi pada akhir tahun 1980-an. Banyak pertanyaan yang dihapus atau ditulis ulang, serta menambahkan sejumlah pertanyaan baru.
Selain itu, skala validitas baru dimasukkan dalam tes yang direvisi. Ini beberapa jenisnya:
1. MMPI-2
Tes edisi revisi dirilis pada tahun 1989 sebagai MMPI-2.3 Tes ini menerima revisi lagi pada tahun 2001 dan diperbarui pada tahun 2003 dan 2009. Prosedurnya masih digunakan hingga saat ini sebagai tes penilaian klinis yang paling sering digunakan.
2. MMPI-2-RF
Edisi tes lainnya, yang diterbitkan pada tahun 2008, dikenal sebagai Minnesota Multiphasic Personality Inventory-2-Restructured Form (MMPI-2-RF), sebuah alternatif dari MMPI-2.4
3. MMPI-A
Ada juga MMPI yang diterbitkan pada tahun 1992 yang ditujukan untuk remaja berusia 14 hingga 18 tahun yang disebut MMPI-A. Dengan 478 soal, peserta membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk menyelesaikannya.
4. MMPI-A-RF
Pada tahun 2016, Formulir Restrukturisasi Inventarisasi Kepribadian Multifasik Minnesota (MMPI-A-RF) diterbitkan. Seperti MMPI-2-RF, tes ini lebih singkat, dengan hanya 241 pertanyaan dan membutuhkan waktu 25 hingga 45 menit untuk menjawabnya.
5. MMPI-3
Instrumen versi terbaru, MMPI-3, dirilis pada tahun 2020. Tes ini memerlukan waktu penyelesaian 25 hingga 50 menit dan tersedia dalam format Inggris, Spanyol, dan Prancis untuk Kanada.
Persiapan dan Prosedur Tes MMPI
Persiapan dan prosedur tes melibatkan langkah-langkah berikut:
- Persiapan. Pastikan kondisi lingkungan tenang dan nyaman. Peserta perlu menjawab semua pertanyaan dengan jujur.
- Pengenalan. Jelaskan tujuan dan berikan instruksi tentang cara menjawab pertanyaan dengan jujur tanpa memikirkan jawabannya.
- Pengisian kuesioner. Menjawab sejumlah pertanyaan pada formulir kuesioner MMPI. Soalnya mencakup berbagai aspek kepribadian dan kesejahteraan psikologis.
- Evaluasi dan analisis. Hasil tes dievaluasi oleh seorang ahli medis guna menganalisis dan mengidentifikasi pola kepribadian serta karakteristik psikologis peserta.
Hasil Tes MMPI
MMPI-2 dan MMPI-A memiliki 10 skala klinis yang digunakan untuk menunjukkan kondisi psikologis yang berbeda. Meskipun setiap skala memiliki nama, hal tersebut bukanlah pengukuran murni.
Alasannya karena banyak kondisi yang memiliki gejala tumpang tindih. Oleh karena itu, sebagian besar psikolog hanya menyebut setiap skala dengan angka.
Berikut gambaran singkat skala klinis pada MMPI-2 dan MMPI-A.9:
1. Skala 1 – hipokondriasis
Skala ini dirancang untuk mengidentifikasi orang yang menunjukkan gejala hipokondria atau kecenderungan percaya bahwa, seseorang memiliki kondisi medis yang tidak terdiagnosis.
2. Skala 2 – depresi
Skala ini dirancang untuk mengidentifikasi tanda-tanda depresi. Skor yang tinggi menunjukkan depresi, sedangkan skor sedang cenderung menunjukkan ketidakpuasan umum terhadap kehidupan seseorang.
Ketahui ciri-ciri depresi dalam artikel ini: Ini Ciri-Ciri Depresi Ringan yang Masih Sering Diabaikan.
3. Skala 3 – histeria
Skala 3 awalnya dirancang untuk mengidentifikasi seseorang yang menunjukkan histeria atau keluhan fisik dalam situasi stres. Perempuan cenderung mendapat skor lebih tinggi dibandingkan laki-laki pada skala ini.
4. Skala 4 – psikopat
Skala 4 awalnya dikembangkan untuk mengidentifikasi psikopat dengan mengukur penyimpangan sosial, dan amoralitas atau pengabaian terhadap moralitas. Prosedur ini dianggap sebagai ukuran ketidaktaatan dan perilaku antisosial.
Selain tes MMPI, ketahui prosedur lain yang juga dapat mendeteksi gangguan psikopat pada seseorang. Simak penjelasannya dalam artikel ini: Ketahui 2 Jenis Tes Psikopat untuk Membantu Kenali Kepribadian Diri.
5. Skala 5 – maskulinitas dan feminitas
Skala ini dirancang untuk mengidentifikasi kecenderungan penyimpangan seksual, seperti ‘homoseksual’ dan ‘lesbian’. Namun, sebagian besar praktiknya tidak efektif.
6. Skala 6 – paranoia
Skala ini awalnya dikembangkan untuk mengidentifikasi individu dengan gejala paranoid, seperti rasa curiga, perasaan teraniaya, kepekaan yang berlebihan, dan sikap yang kaku.
7. Skala 7 – psikastenia
Skala 7 tidak lagi digunakan saat ini. Sebelumnya, skala ini bertujuan untuk menunjukkan masalah mental yang didasari oleh kecemasan, depresi, dan gangguan obsesif kompulsif.
8. Skala 8 – skizofrenia
Skala 8 awalnya dikembangkan untuk mengidentifikasi individu dengan skizofrenia. Tandanya, termasuk proses berpikir dan persepsi yang aneh, keterasingan sosial, hubungan keluarga yang buruk, dan kesulitan seksual.
Skala 8 juga dapat menunjukkan potensi penyalahgunaan zat, keterasingan emosional atau sosial, keeksentrikan, dan kurang peduli terhadap orang lain serta lingkungan di sekitarnya.
Mau tahu lebih jauh mengenai gejala skizofrenia? Baca di sini: “Ini 6 Gejala Skizofrenia Paranoid yang Perlu Diwaspadai”.
9. Skala 9 – hipomania
Skala ini dikembangkan untuk mengidentifikasi karakteristik hipomania, seperti peningkatan suasana hari, halusinasi, delusi, percepatan bicara, aktivitas motorik, mudah tersinggung, dan depresi dalam waktu singkat.
10. Skala 0 – introversi sosial
Skala ini dikembangkan lebih lambat ketimbang sembilan skala lainnya. Tujuannya untuk menilai rasa malu dan kecenderungan seseorang untuk menarik diri dari lingkup sosial dan tanggung jawab.
Itulah penjelasan mengenai tes MMPI dan prosedur pelaksanaannya. Sebelum melalukan prosedur, kamu bisa konsultasi dengan psikolog di Halodoc terlebih dahulu dengan biaya yang terjangkau.