Apa Itu Plasenta Bayi? Ketahui Fungsi dan Gangguan yang Bisa Terjadi
“Plasenta merupakan organ sementara yang berkembang selama kehamilan untuk mengirimkan nutrisi dan oksigen pada bayi dalam kandungan. Namun, ada beberapa kondisi yang bisa memengaruhi kesehatan organ ini, seperti hamil di usia tua, hipertensi, dan lain-lain.”
DAFTAR ISI
- Apa Itu Plasenta?
- Begini Proses Terbentuknya Plasenta
- Berbagai Fungsi Plasenta selama Kehamilan
- Ini Kondisi yang Dapat Memengaruhi Fungsi Plasenta
Halodoc, Jakarta – Plasenta bayi atau yang populer juga dengan sebutan ari-ari merupakan organ yang penting bagi tumbuh kembang bayi selama dalam kandungan. Bisa dibilang, organ ini menjadi teman Si Kecil dalam kandungan karena selalu ada di dekatnya.
Organ ini tumbuh di dalam rahim seiring dengan berkembangnya janin. Nantinya, ketika ibu melahirkan, organ ini juga akan ikut keluar bersama bayi.
Lantas, apa fungsi plasenta bayi? Ketahui juga masalah yang bisa terjadi pada organ tersebut di sini!
Apa Itu Plasenta?
Plasenta adalah organ sementara yang menghubungkan bayi ke rahim ibu selama kehamilan.
Organ ini umumnya berkembang segera setelah pembuahan dan menempel pada dinding rahim ibu.
Plasenta memiliki peran penting, yaitu memberikan oksigen dan nutrisi ke bayi yang sedang bertumbuh melalui tali pusar.
Perlu ibu ketahui bahwa plasenta bisa bertumbuh di mana saja di dalam rahim.
Organ ini akan berkembang tepat di mana telur yang dibuahi ditanamkan ke dinding rahim.
Berikut adalah beberapa posisi plasenta yang umum:
- Plasenta posterior, ketika organ ini tumbuh di bagian belakang dinding rahim.
- Fundal, plasenta yang tumbuh di atas rahim.
- Plasenta anterior, ketika organ ini tumbuh di bagian depan dinding rahim.
- Lateral, plasenta yang tumbuh di bagian kanan atau kiri dinding rahim.
Posisi plasenta biasanya akan bergerak semakin ke atas saat kehamilan memasuki usia 32 minggu.
Normalnya, organ tersebut akan bergerak ke atas dan menjauhi leher rahim ketika janin sudah semakin besar.
Begini Proses Terbentuknya Plasenta
Plasenta mulai terbentuk setelah sel telur yang telah dibuahi ditanamkan ke dalam rahim ibu, yaitu sekitar tujuh hingga 10 hari setelah pembuahan.
Pada usia kehamilan tiga minggu, folikel yang berada di indung telur (korpus luteum) meluruh.
Setelah itu, hormon progesteron mulai dihasilkan dan menyediakan nutrisi bagi janin selama trimester pertama kehamilan.
Memasukki minggu keempat usia kehamilan, sejumlah sel yang menempel di dinding rahim memisahkan diri dan menggali dinding rahim lebih dalam.
Salah satu dari sekian sel tersebut bertugas untuk membentuk plasenta untuk mengambil alih tugas korpus luteum dalam menyediakan nutrisi bagi janin.
Seiring berjalannya waktu, plasenta akan bertambah besar, sehingga mampu mengambil alih dalam memenuhi nutrisi dan oksigen yang lebih banyak untuk janin.
Organ ini akan terbentuk dengan sempurna pada usia kehamilan 12-18 minggu.
Berbagai Fungsi Plasenta selama Kehamilan
Plasenta merupakan organ yang berperan penting dalam tumbuh kembang janin.
Berikut beberapa fungsi plasenta:
1. Memberikan nutrisi dan oksigen bagi bayi
Plasenta bayi bertindak sebagai filter yang memungkinkan pertukaran nutrisi dan oksigen antara aliran darah ibu dan bayi tanpa tercampur.
Dari makanan yang ibu konsumsi, plasenta akan mengirimkan nutrisi yang dibawa oleh darah kepada bayi lewat tali pusar bayi.
2. Mengirimkan antibodi ke janin
Selain nutrisi dan oksigen, fungsi plasenta bayi juga untuk mengirimkan antibodi dari ibu ke janin.
Dengan begitu, bayi memiliki kekebalan tubuh agar terhindar dari penyakit.
3. Membuang limbah
Organ ini juga bisa menyaring limbah dan karbon dioksida berbahaya dari aliran darah bayi.
Plasenta membawa produk limbah dari bayi kembali ke darah ibu, sehingga tubuh ibu bisa membuangnya.
4. Produksi hormon
Plasenta bayi juga menghasilkan beberapa hormon seperti estrogen dan progesteron yang penting untuk mendukung kehamilan.
Ini Kondisi yang Dapat Memengaruhi Fungsi Plasenta
Sebagai organ penunjang kehidupan bayi di dalam kandungan, penting untuk menjaga kesehatan plasenta.
Namun, ada beberapa kondisi yang bisa memengaruhi kesehatan plasenta bayi dan mengganggu fungsinya, yaitu:
- Usia ibu hamil di atas 40 tahun. Selain berisiko mengalami gangguan plasenta, ketahui juga Risiko Hamil di Usia Tua (Lebih dari 40 Tahun) lainnya di artikel tersebut.
- Tekanan darah tinggi (hipertensi) selama kehamilan.
- Kehamilan kembar.
- Gangguan pembekuan darah.
- Pernah mengalami masalah plasenta sebelumnya.
- Ketuban pecah dini.
- Pernah menjalani operasi pada rahim.
- Mengalami trauma perut (abdomen), misalnya karena jatuh atau kecelakaan.
- Menggunakan zat, seperti rokok atau narkoba.
Agar bisa mewaspadainya, ibu perlu tahu 3 Jenis Gangguan Plasenta dan Cara Mengatasinya.
Itulah penjelasan mengenai plasenta bayi. Bila masih ada hal lain yang ingin ibu tanyakan, jangan ragu untuk menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc.
Melalui Video/Voice Call dan Chat, ibu bisa bertanya apa saja seputar kehamilan pada dokter.
Selain itu, ibu juga bisa kunjungi halaman ini untuk mendapatkan informasi lanjutan mengenai kesehatan seksual.
Yuk, download aplikasinya sekarang juga di Apps Store dan Google Play.