Apa Itu Clingy? Ini Ciri dan Cara Mengatasinya
“Clingy artinya kemelekatan atau terlalu bergantung pada orang lain. Ternyata sikap ini bisa menjadi tanda bahwa seseorang mengalami gangguan kepribadian.”
DAFTAR ISI
Halodoc, Jakarta – Gangguan kepribadian dependen (DPD), atau yang lebih dikenal sebagai clingy adalah suatu kondisi kesehatan mental yang melibatkan kebutuhan berlebihan untuk mendapatkan perhatian dari orang lain.
Seseorang yang clingy artinya ia sangat bergantung pada orang-orang terdekatnya untuk kebutuhan emosional atau fisik. Orang yang berperilaku clingy meyakini bahwa ia tidak bisa mengurus dirinya sendiri.
Apa itu Clingy?
Mengutip Cleveland Clinic, clingy adalah salah satu dari sekelompok kondisi yang disebut gangguan kepribadian “Cluster C”. Orang yang clingy akan melibatkan perasaan cemas dan takut.
Seperti yang sudah tertulis sebelumnya, orang yang clingy sangat bergantung pada orang terdekatnya untuk kebutuhan emosional atau fisiknya. Ia juga meyakini bahwa ia tidak bisa mengurus dirinya sendiri.
Orang yang memiliki sikap ini mungkin mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan sehari-hari, seperti apa yang akan mereka kenakan atau makanan apa yang akan mereka makan, tanpa adanya kepastian dari orang lain.
Dengan kata lain clingy artinya melekat atau manja. Seseorang dengan sikap ini biasanya tidak menyadari bahwa pikiran dan perilakunya bermasalah.
Nah, untuk mengetahui masalah kesehatan mental lainnya, kamu bisa cek di sini: Jelajahi Topik Konseling Umum.
Ciri Seseorang yang Clingy pada Pasangan atau Teman
Kebanyakan anak-anak akan menangis dan mengamuk (tantrum) ketika terpisah dari orang tuanya. Sikap clingy tersebut juga dapat terjadi pada hubungan romantis maupun pertemanan.
Beberapa contoh seseorang yang clingy pada pasangan atau teman yaitu:
- Menelepon pasangan atau teman beberapa kali sehari.
- Berulang kali mengirim pesan kepada pasangan atau teman sepanjang hari.
- Membuat diri sendiri panik ketika pasangan atau teman tidak merespons.
- Selalu menguntit aktivitas pasangan atau teman di media sosial.
- Merasa terancam oleh teman atau rekan kerja dari pasangan atau teman.
- Selalu menginginkan undangan ke setiap acara yang akan pasangan atau teman hadiri.
- Semakin sedikit waktu untuk keluarga atau teman-teman lainnya.
- Selalu mencari kepastian tentang perasaan pasangan atau teman.
- Mencoba mempercepat hubungan dengan menyatakan cinta terlalu dini, memberikan isyarat pernikahan dini, dan lainnya.
- Merasa tidak nyaman saat sendirian.
Jika ini adalah perilaku yang sering kamu lakukan, kenyataannya mungkin sulit untuk kamu terima.
Namun, meskipun hal ini mungkin tidak langsung terlihat, ada alasan mendasar mengapa seseorang cenderung bergantung pada pasangan atau teman.
Selain itu ketahui juga Dampak Terlalu Bergantung pada Teman.
Cara Mengatasi Sikap Clingy
Meskipun melepaskan diri dari orang yang sangat kamu sayangi bisa menjadi hal yang sulit, kamu dapat melakukan beberapa perubahan sederhana untuk menghindari keterikatan dalam suatu hubungan.
1. Terimalah bahwa mungkin ada masalah
Hal penting yang harus kamu lakukan adalah mengamati apakah kamu memang clingy atau tidak.
Jika kamu selalu berusaha berkomunikasi/bertemu dengan pasangan atau teman, tanpa lelah memantau aktivitasnya di media sosial, kemungkinan besar kamu memiliki sikap clingy.
Menerima kenyataan ini dapat membantu kamu mengambil langkah-langkah untuk mengubah perilaku. Setelah itu, fokuslah untuk membangun hubungan yang sehat dengan pasangan atau teman.
2. Bicaralah dengan pasangan atau teman tentang hal itu
Setelah menerima bahwa kamu memiliki perilaku clingy, bicarakan dengan pasangan atau teman tentang bagaimana tindakanmu memengaruhi perasaannya.
Cara ini dapat menempatkan segala sesuatunya dalam perspektif yang benar. Selain itu, cara ini juga dapat memberikan wawasan tentang perubahan yang perlu kamu lakukan untuk menjaga interaksi yang sehat.
Mungkin terasa menyakitkan jika mendengar upaya yang kamu lakukan dalam hubungan atau pertemanan, yang tampaknya membuatmu lebih dekat dengan pasangan atau teman, ternyata menjadi “bumerang”.
Namun, fokuslah pada fakta bahwa hubunganmu masih bisa bertahan dan diselamatkan dengan perubahan yang tepat.
3. Luangkan waktu untuk fokus pada diri sendiri
Cobalah meluangkan waktu untuk menemukan diri kamu sendiri. Misalnya dengan melakukan hobi atau kegiatan apapun yang sebelumnya kamu sukai.
Namun bukan berarti kamu harus menjauhi pasangan atau teman. Sebaliknya, jaga hubungan dan bertemulah pada waktu dan frekuensi yang kalian sepakati.
4. Habiskan lebih banyak waktu bersama teman lainnya
Saat sedang jatuh cinta, mudah bagi kamu untuk memusatkan seluruh energi pada pasangan.
Hal ini bisa berdampak tidak sehat bagi hubungan lain, dan dapat membebani hubungan yang sudah kamu bangun dengan teman-teman, jauh sebelum hubungan percintaan mulai terjalin.
5. Dapatkan bantuan untuk mengelola kecemasan
Mengingat sifat clingy seringkali berasal dari rasa takut ditinggalkan atau digantikan, akan sangat membantu bagi hubungan dan kesejahteraanmu jika mendapatkan bantuan psikolog jika kamu sedang mengalami kecemasan.
Psikolog dapat membantu memahami mengapa kamu menjadi begitu terikat pada orang lain, dan ia dapat memberikan tips untuk mengelola keterikatan tersebut.
Hal ini bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan mental, sekaligus tetap dapat membantu memperkuat hubunganmu dengan pasangan atau teman.
Itulah yang perlu kamu ketahui tentang perilaku atau sikap clingy. Jika kamu memiliki masalah kesehatan mental lainnya, jangan ragu untuk menghubungi psikolog tepercaya di Halodoc.✔️