Apa Hubungannya Sarkoma Kaposi dengan HIV?
Halodoc, Jakarta - Seseorang yang mengidap HIV rentan terhadap banyak penyakit. Ketika penyakit ini masuk ke tubuh, maka akan merusak kekebalan tubuh sehingga sistem imun tubuh melemah. Jika gangguan tersebut tidak ditangani, maka kamu akan mengalami AIDS yang membuat tubuh tidak memiliki pertahanan.
Salah satu penyakit yang dapat terjadi ketika sistem imun pada tubuh hilang adalah sarkoma kaposi. Gangguan yang menyebabkan kanker ini menyerang pembuluh darah dan pembuluh limfa. Seseorang yang mengalami sarkoma kaposi dapat mengalami hal yang berbahaya. Berikut ini hubungan HIV dengan sarkoma kaposi!
Baca juga: Mengenal Lebih Dalam Tentang Sarkoma Kaposi
Hubungan HIV Sebabkan Sarkoma Kaposi
Sarkoma kaposi adalah penyakit kanker yang terjadi disebabkan oleh infeksi virus. Seseorang yang terserang mengalami pertumbuhan jaringan abnormal pada kulit, mulut, dan bagian tubuh lainnya. Hal ini menimbulkan bercak berwarna merah atau ungu pada area yang terserang.
Seseorang yang mengidap HIV memiliki risiko tersendiri terhadap sarkoma kaposi. Pada pengidap HIV, sistem kekebalan tubuhnya melemah dan mudah untuk dimasuki oleh virus. Ketika virus penyebab kanker tersebut masuk ke tubuh, maka akan mudah untuk menyebarkan gangguannya ke seluruh tubuh.
Salah satu gejala yang timbul ketika penyakit kanker tersebut menyerang pengidap HIV adalah lesi kulit yang muncul. Gejala tersebut menandakan apabila sistem pertahanan tubuh kamu sedang tidak maksimal. Kelainan kulit tersebut dapat bertambah parah ketika kamu juga terserang infeksi lainnya.
Sarkoma kaposi terjadi ketika virus human herpesvirus 8 (HHV-8) masuk ke tubuh seseorang. Virus herpes ini berkembang ketika menginfeksi sel pelapis getah bening atau pembuluh darah. Ketika terjadi, gangguan ini membelah diri tanpa berhenti dan menyebar ke jaringan di sekitarnya.
HIV dan sarkoma kaposi berkaitan sangat erat. Jika kamu mempunyai pertanyaan terkait penyakit-penyakit yang dapat terjadi pada pengidap HIV, dokter dari Halodoc dapat membantu untuk memberikan saran. Caranya, kamu hanya perlu download aplikasi Halodoc di smartphone kamu pada Apps Store atau Play Store.
Baca juga: Jangan Sepelekan, Ini Penyebab Sarkoma Kaposi
Cara Mendiagnosis Sarkoma Kaposi
Dokter bisa langsung mencurigai apabila kamu mengidap gangguan ini hanya dengan melihat lesi kulit yang terbentuk. Walau begitu, kamu harus melakukan biopsi agar dapat dipastikan hal tersebut disebabkan oleh virus HHV 8. Dokter akan memotong sebagian kecil kulit kamu untuk diperiksa di laboratorium.
Jika dari diagnosis tersebut kamu dipastikan mengalami sarkoma, maka tes lainnya mungkin dilakukan. Dokter akan melakukan endoskopi atau bronkoskopi untuk memeriksa kelainan yang terjadi pada sistem pencernaan atau paru-paru. Pemeriksaan X-ray atau CT scan juga diperlukan.
Lalu, jika kamu mengidap gangguan ini tetapi belum pernah mendapat pemeriksaan HIV, maka dokter melakukan tes untuk mendeteksi sistem imunitas tubuh. Dengan mendeteksi gangguan yang melemahkan sistem pertahanan tubuh tersebut, dokter dapat memutuskan cara mengobati sarkoma.
Baca juga: Ketahui Pencegahan dari Sarkoma Kaposi
Pengobatan dari Sarkoma Kaposi
Pengobatan yang dilakukan terhadap gangguan tersebut bergantung pada tingkat keparahan dan seberapa cepat penyebarannya. Dokter akan menyarankan untuk minum obat, melakukan terapi radiasi, dan juga kemoterapi. Untuk pengobatan ini, kamu harus ditangani oleh dokter spesialis yang benar-benar berpengalaman.
Jika permasalahan pada kulit sudah terlalu parah, maka operasi bisa dilakukan. Lalu, terapi radiasi umumnya efektif untuk mengatasi luka tunggal yang menimbulkan gejala. Kemoterapi dapat dilakukan untuk menghentikan penyebaran kanker agar tidak berkembang.
Referensi:
Cancer.org .Diakses pada 2019.What Is Kaposi Sarcoma?
Aidsmap.Diakses pada 2019.Kaposi’s sarcoma and HIV
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan