Apa Hal yang Bisa Menyebabkan Sindrom Kelelahan Kronis?
“Ada beberapa faktor kombinasi yang bisa menyebabkan sindrom kelelahan kronis, mulai dari infeksi virus, masalah sistem kekebalan tubuh, ketidakseimbangan hormon, serta trauma fisik atau emosional. Sindrom kelelahan paling sering dialami oleh mereka yang berada pada rentang usia 40 hingga 50-an, serta perempuan juga paling rentan mengalami sindrom kelelahan.”
Halodoc, Jakarta – Sindrom kelelahan kronis adalah gangguan kesehatan yang ditandai dengan kelelahan ekstrem. Kondisi ini bisa berlangsung setidaknya selama enam bulan dan tidak dapat sepenuhnya dijelaskan oleh kondisi medis yang mendasarinya.
Kelelahan fisik dan mental ini memburuk dan tidak membaik meski dengan istirahat. Beberapa gejalanya adalah tidur yang tidak menyegarkan, kesulitan mengingat, kehilangan fokus dan konsentrasi, pusing, dan lain-lain. Penyebab sindrom kelelahan kronis tidak diketahui secara pasti. Infeksi virus, stres psikologis, dan kombinasi beberapa faktor bisa menjadi penyebabnya.
Penyebab Sindrom Kelelahan Kronis
Tidak ada faktor tunggal yang bisa menjelaskan dan menjadi penyebab sindrom kelelahan kronis. Karenanya diperlukan berbagai tes medis, spesifikasi gejala, untuk bisa mendiagnosis sindrom ini.
Beberapa orang mungkin dilahirkan dengan kecenderungan mengalami sindrom ini. Sejauh ini, ada beberapa faktor kombinasi yang bisa menyebabkan sindrom kelelahan kronis, yaitu:
1. Infeksi virus
Beberapa orang mengembangkan sindrom kelelahan kronis setelah mengalami infeksi virus. Virus yang diduga menjadi penyebab sindrom kelelahan kronis adalah virus Epstein-Barr dan virus herpes.
2. Masalah Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem kekebalan orang yang memiliki sindrom kelelahan kronis lebih terganggu ketimbang orang dengan kondisi biasa. Namun, sejauh ini belum jelas sejauh mana masalah imunitas bisa menyebabkan sindrom kelelahan kronis.
3. Ketidakseimbangan Hormon
Orang yang memiliki sindrom kelelahan kronis juga terkadang mengalami kadar hormon abnormal yang diproduksi di hipotalamus, kelenjar pituitari, atau kelenjar adrenal. Namun, signifikansi kelainan ini juga masih belum diketahui.
4. Trauma Fisik atau Emosional
Beberapa orang yang mengalami trauma fisik atau emosional misalnya baru mengalami kecelakaan, operasi, atau berada pada situasi sulit, juga kerap mengalami sindrom kelelahan kronis.
Siapa yang Berisiko Mengalami Sindrom Kelelahan Kronis?
Sindrom kelelahan paling sering dialami oleh mereka yang berada pada rentang usia 40 hingga 50-an. Perempuan juga paling rentan mengalami sindrom kelelahan. Bisa jadi ini dikarenakan ritme sirkadian perempuan sekitar enam menit lebih pendek daripada laki-laki.
Itu berarti perempuan secara natural memang tertidur dan bangun lebih awal daripada laki-laki, dan perempuan yang mencoba tidur pada waktu yang sama dengan pasangan laki-lakinya mungkin bisa mengacaukan jam biologisnya.
Kecenderungan genetik, stres internal, dan eksternal juga dapat meningkatkan seseorang mengalami risiko sindrom kelelahan. Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, untuk mendiagnosis sindrom kelelahan kronis perlu dilakukan beberapa tes untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi lain.
Dalam proses diagnosisnya, dokter ataupun profesional medis akan melakukan beberapa hal, seperti:
1. Menanyakan tentang riwayat kesehatan dan riwayat kesehatan keluarga. Menanyakan tentang penyakit saat ini, termasuk gejala yang dialami. Dokter ingin mengetahui seberapa sering kamu mengalami gejala, seberapa parah gejala tersebut, berapa lama gejala tersebut berlangsung, dan bagaimana gejala tersebut memengaruhi kualitas hidup
2. Pemeriksaan status fisik dan mental yang menyeluruh. Ini termasuk darah, urine, atau tes lainnya
Tidak ada obat atau pengobatan yang dikhususkan untuk sindrom kelelahan kronis. Kamu harus mencari tahu gejala mana yang paling banyak menimbulkan masalah dan mencoba mengobatinya terlebih dahulu.
Misalnya, jika masalah tidur paling memengaruhi kualitas hidup, pertama-tama yang harus dilakukan adalah menerapkan kebiasaan tidur yang baik yang mungkin dilakukan dengan konsumsi obat ataupun perubahan gaya hidup.
Proses mengembangkan rencana perawatan untuk sindrom kelelahan kronis bisa sangat kompleks, sehingga pengidapnya membutuhkan bantuan profesional medis dan orang terdekat. Jika kamu merasa ada indikasi mengalami kondisi demikian, segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Kamu bisa buat janji dengan dokter di rumah sakit lewat aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasinya sekarang!
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Chronic Fatigue Syndrome.
USA Today.com. Diakses pada 2022. Why women get more tired than men.
MedlinePlus. Diakses pada 2022. Chronic Fatigue Syndrome.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan