Anemia Aplastik Vs Anemia Hemolitik, Mana yang Lebih Bahaya?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   02 Juli 2019
Anemia Aplastik Vs Anemia Hemolitik, Mana yang Lebih Bahaya?Anemia Aplastik Vs Anemia Hemolitik, Mana yang Lebih Bahaya?

Halodoc, Jakarta - Dalam darah, terkandung sel-sel darah merah yang terdiri dari protein kaya zat besi yang dikenal dengan hemoglobin. Sel darah ini berfungsi untuk membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, serta mengeluarkan karbondioksida dari dalam sel-sel tubuh. Pada pengidap anemia, akan terjadi penurunan jumlah sel darah merah yang akan menyebabkan menurunnya jumlah hemoglobin. Anemia sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya anemia aplastik dan anemia hemolitik. Ini perbedaan keduanya!

Baca juga: Inilah Jenis-Jenis Anemia yang Merupakan Penyakit Keturunan

Perbedaan antara Anemia Aplastik dan Anemia Hemolitik

Anemia aplastik merupakan kelainan darah yang terjadi ketika sumsum tulang belakang berhenti memproduksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Darah sendiri memiliki masing-masing fungsi dalam tubuh manusia. Sel darah merah berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh, sel darah putih berfungsi untuk melawan infeksi, sedangkan trombosit berfungsi untuk mencegah perdarahan.

Sedangkan anemia hemolitik merupakan kondisi saat hancurnya sel darah merah lebih cepat daripada pembentukannya. Kondisi ini dapat dipicu oleh dua hal, yaitu:

  1. Faktor intrinsik, yaitu anemia hemolitik yang disebabkan oleh sel darah merah yang tidak normal.

  2. Faktor ekstrinsik, yaitu anemia hemolitik yang disebabkan oleh respon sistem imun yang merangsang limpa untuk menghancurkan sel darah merah.

Perbedaan Gejala Anemia Aplastik dan Anemia Hemolitik

Gejala yang muncul pada pengidap anemia aplastik akan tergantung pada jenis sel darah yang kadarnya rendah, gejala meliputi:

  • Jika kadar sel darah merah rendah, gejala meliputi susah bernapas, pusing, kelelahan, sakit kepala, detak jantung cepat dan tidak teratur, nyeri pada dada, dan pucat.

  • Jika kadar sel darah putih rendah, gejala meliputi demam dan pengidap akan mudah mengalami infeksi.

  • Jika kadar trombosit rendah, gejala meliputi ruam kulit, gusi berdarah, mimisan, mudah mengalami perdarahan, muncul luka memar, dan gusi berdarah.

Sedangkan gejala pada pengidap anemia hemolitik meliputi kulit dan putih mata menguning, urine yang berubah jadi gelap, denyut jantung meningkat, kulit pucat, kelelahan, pusing, demam, sering merasa lelah, serta adanya pembengkakan pada limpa dan hati.

Baca juga: Ini 5 Tanda Anemia pada Anak

Anemia Aplastik Vs Anemia Hemolitik, Mana yang Lebih Bahaya?

Anemia aplastik terjadi karena adanya kerusakan pada sumsum tulang, sehingga menyebabkan produksi sel darah menurun. Kerusakan ini sangat berbahaya karena sumsum tulang berperan besar dalam menghasilkan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya kerusakan sumsum tulang, antara lain mengidap gangguan autoimun, mengidap infeksi virus, radiasi, paparan bahan kimia, dan kehamilan.

Sedangkan anemia hemolitik dapat terjadi akibat adanya kesalahan transfusi darah dimana golongan darah pendonor dan penerima tidak cocok. Jika hal ini sampai terjadi, antibodi yang terkandung dalam plasma darah akan menyerang sel darah merah pada darah pendonor. Bahayanya, kondisi ini menyebabkan kerusakan sel darah merah secara luas dalam tubuh.

Pencegahan Anemia Aplastik dan Anemia Hemolitik

Untuk menghindari terjadinya anemia aplastik dan anemia hemolitik pada dirimu, beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun antiseptik untuk mencegah virus dan bakteri.

  • Beristirahat dengan cukup agar sistem imunitas tubuh terjaga dengan baik.

  • Menghindari kontak langsung dengan orang sakit, terutama yang terkena penyakit infeksi.

  • Hindari mengonsumsi makanan mentah.

Baca juga: Selain Kelelahan, Ini Gejala Anemia Aplastik

Jika gejala-gejala ringan muncul, segera periksakan diri ke dokter. Jangan menunggu sampai gejala serius muncul, karena kondisi ini dapat membahayakan nyawa pengidapnya. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa berdiskusi langsung dengan membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihanmu melalui Halodoc. Yuk,  download aplikasinya segera!