Tak Hanya Dewasa, Anak Pun Butuh Medical Check-up
Halodoc, Jakarta - Medical check up selama ini lebih populer dan banyak dilakukan oleh orang dewasa dan lanjut usia. Sementara anak-anak biasanya baru menjalaninya ketika ada gejala penyakit tertentu, atau memang kondisi kesehatannya memerlukan. Padahal, sama seperti orang dewasa, medical check up anak juga perlu dilakukan secara rutin, lho.
Lebih tepatnya, medical check up merupakan prosedur penting yang diperlukan oleh orang dalam setiap tahapan usia, sebagai kebutuhan dasar untuk menjaga kesehatan. Tak terkecuali pada anak-anak. Jika medical check up anak dilakukan secara rutin, orangtua dapat terbantu dalam memastikan anak tumbuh dan berkembang dengan baik.
Baca juga: Ini Bedanya Pemeriksaan Fisik Tanda Vital dan Pemeriksaan Per Sistem Tubuh
Mengingat betapa pentingnya medical check up untuk anak, orangtua perlu mulai mengajak anak melakukan pemeriksaan kesehatan sedini mungkin. Untuk melakukan pemeriksaan, kini kamu bisa langsung buat janji dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc, lho. Jadi, pastikan kamu sudah download aplikasinya di ponselmu, ya.
Jenis Pemeriksaan Disesuaikan Usia Anak
Jenis pemeriksaan dalam medical check up anak tentu saja berbeda dengan pemeriksaan untuk orang dewasa. Selain pemeriksaan fisik, mata, telinga dan mulut, diperlukan juga beberapa pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui status kesehatan anak.
Lebih lanjut, pemeriksaan laboratorium yang diperlukan untuk medical check up bayi yang baru lahir, tentu saja berbeda dengan pemeriksaan untuk bayi berusia 1 tahun, batita (usia 1-3 tahun), usia pra sekolah, kelompok usia sekolah, dan remaja. Sebab, masing-masing kelompok usia tersebut memiliki risiko penyakit yang berbeda-beda.
Baca juga: 7 Pemeriksaan Fisik yang Biasa Dilakukan Sebelum Masuk Sekolah Militer
Medical check up untuk bayi baru lahir (sekitar usia 3-5 hari), umumnya bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan adanya penyakit bawaan. Misalnya hipotiroid dan defisiensi enzim G6PD, yang dapat mengganggu tumbuh kembangnya kelak. Untuk bayi hingga usia 1 tahun, pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan adalah tes hematologi rutin untuk mendeteksi anemia, karena sering ditemukan pada anak dan dapat mengganggu tumbuh kembangnya.
Kemudian untuk batita, usia 1-3 tahun, selain pemeriksaan hematologi rutin perlu ditambahkan pemeriksaan urine rutin untuk mendeteksi infeksi saluran kemih. Untuk balita, usia 3-5 tahun, perlu diperiksa status nutrisinya. Sementara untuk anak usia sekolah, perlu dicek juga kondisi saluran cerna, jika perlu ditambahkan pemeriksaan profil lipid atau lemak. Terakhir, anak remaja, usia 12-18 tahun, dapat ditambahkan pemeriksaan untuk deteksi diabetes melitus dan hipertensi.
Baca juga: 5 Pekerjaan Ini Perlu Pemeriksaan Fisik untuk Tes Masuk
Jika masih bingung, atau membutuhkan konsultasi dengan dokter terkait kesehatan anak, jangan pernah ragu untuk melakukan diskusi dengan dokter, ya. Sekarang, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan juga bisa dilakukan di aplikasi Halodoc. Lewat fitur Talk to a Doctor, kamu bisa obrolkan langsung gejalamu melalui Chat atau Voice/Video Call.
Sebab menjaga kesehatan anak, termasuk medical check up anak memang perlu diperhatikan dan dilakukan secara berkala bahkan ketika mereka tidak sakit. Pemeriksaan perlu dilakukan sejak anak lahir hingga usia remaja (18 tahun) untuk mengetahui kelainan atau penyakit secara dini agar dapat segera diatasi dengan tepat, serta memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung dengan baik.
Referensi:
Parents (Diakses pada 2019). Medical Tests for Children: Which Ones Are Really Necessary (and When)
SCDHEC (Diakses pada 2019). How Often Should My Child Get a Routine Checkup?
MedlinePlus (Diakses pada 2019). Children's Health