Amankah Memberikan Makanan Instan pada Bayi 1 Tahun?
Halodoc, Jakarta - Nutrisi pada bayi benar-benar harus diperhatikan agar pertumbuhannya sesuai dengan usianya. Salah satu cara untuk memastikan hal tersebut adalah dengan memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang baik. Bayi sudah dapat diberikan MPASI saat usianya mencapai 6 bulan. Meski begitu, beberapa ibu yang sibuk memilih untuk memberikan makanan instan pada bayinya. Amankah untuk memberikannya pada bayi? Berikut ulasan lengkapnya!
Keamanan dari Makanan Instan Bayi untuk Kesehatan
Sebelum usia bayi genap enam bulan, asupan gizi yang paling ideal hanya berasal dari ASI karena sudah dapat memenuhi semua nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Saat sudah memasuki usia enam bulan, makanan pendamping ASI sudah harus diberikan agar dapat lebih mendukung pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang normal. Kebanyakan orangtua membuat bubur dengan campuran buah dan sayur untuk memaksimalkan pertumbuhannya.
Baca juga: Amankah Bayi Konsumsi MPASI Instan?
Meski begitu, beberapa ibu terkadang kesulitan mengatur waktu untuk membuat makanan olahan sendiri sehingga memilih makanan instan. Banyak pertanyaan bahkan perdebatan terkait keamanan dari makanan instan pada bayi. Ada yang menganggap jika gizi yang diberikan dari makanan cepat saji tersebut sangat kurang untuk memastikan pertumbuhan si Kecil. Namun, apakah hal tersebut benar adanya?
Hal yang harus diketahui setiap orangtua adalah segala makanan instan bayi yang dikonsumsi sebagai MPASI layaknya bubur sudah memiliki standar dan persyaratan tersendiri. Semua ini sudah diatur dalam aturan Standar Nasional Indonesia dan lebih ketat untuk makanan instan bayi secara keseluruhan. Dipastikan jika kandungan nutrisi dan kebersihan dari makanan instan tersebut dapat memenuhi kebutuhan gizi anak serta menghindarinya dari segala penyakit.
Meskipun kandungan nutrisi pada makanan instan tidak setinggi sesuatu yang organik, tetapi kebutuhan gizi anak tetap dapat terjaga. Hal ini karena nutrisi yang ada didalamnya sudah mendapat fortifikasi, artinya telah ditambahkan vitamin dan mineral. Namun, ibu juga disarankan untuk memberikannya setiap hari, perlu adanya pergantian jenis makanan untuk mendorong nafsu makan anak agar tidak hanya menyukai satu jenis makanan.
Ibu juga dapat memastikan nutrisi anak dengan melakukan pemeriksaan rutin pada dokter dengan spesialisasi ahli gizi. Cukup dengan download aplikasi Halodoc, ibu dapat membuat janji temu dengan dokter berpengalaman di rumah sakit sesuai pilihan atau yang berdekatan dengan rumah. Hanya dengan menggunakan gadget, janji temu dapat langsung dibuat!
Baca juga: Mulai MPASI, Pilih Bubur Bayi Olahan atau Homemade
Cara Memilih Makanan Instan Bayi yang Terbaik
Poin paling utama dari memilih makanan cepat saji yang dikonsumsi si Kecil adalah kandungan gula dan garam yang benar-benar sedikit. Kedua penambah rasa tersebut terlalu sering berada di dalam makanan saset dalam jumlah yang besar. Jika gula tertulis dalam tiga teratas dalam daftar bahan, kemungkinan besar ada banyak gula tambahan yang digunakan. Namun, jika gula berasal dari laktosa atau fruktosa, maka akan lebih baik.
Ibu harus benar-benar memperhatikan beberapa nama lain dari gula dalam daftar makanan, seperti glukosa, sirup glukosa, molase, tackle, dan madu. Memastikan konsumsi gula olahan pada makanan instan bayi sangat penting dan harus dalam takaran seminimal mungkin.
Pada natrium atau garam, ibu harus memastikan jika kandungan ini tidak lebih dari 100 miligram per 100 gram pada makanan yang mengandung daging sayur, dan buah. Lalu, pada biskuit bayi, kandungan natrium tidak boleh lebih dari 300 miligram per 100 gram. Terakhir, tidak boleh lebih dari 350 miligram per 100 gram pada roti yang dikeringkan.
Baca juga: Ini Jenis Makanan yang Cocok untuk Awal MPASI
Sekarang ibu sudah tahu hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk memastikan makanan instan yang dikonsumsi bayi terbilang aman. Sangat penting untuk selalu memastikan kesehatan anak melalui makanan yang dikonsumsinya. Selain itu, cobalah untuk memberikan variasi makanan agar anak tidak cepat bosan.