Halodoc, Jakarta – Penyakit usus buntu merupakan salah satu kondisi terjadinya peradangan pada usus buntu atau apendiks. Kondisi ini bisa menyebabkan berbagai gejala pada pengidapnya, tetapi gejala utama dari penyakit ini adalah nyeri perut yang sangat mengganggu.

Baca juga: Hal yang Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Usus Buntu

Kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja. Mulai dari anak-anak hingga ibu hamil. Padahal, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengobati usus buntu dengan melakukan prosedur operasi pengangkatan usus buntu. Lalu, amankah ibu hamil melakukan operasi usus buntu? Simak penjelasannya dalam artikel ini!

Gejala Usus Buntu

Usus buntu merupakan organ kecil dalam tubuh yang menyerupai kantong kecil dan tipis. Peradangan pada usus buntu dapat dialami oleh siapa saja. Mulai dari anak-anak berusia 10 tahun hingga orang dewasa. Tidak hanya itu, bahkan peradangan usus buntu juga bisa dialami oleh ibu hamil.

Umumnya, usus buntu menyebabkan pengidapnya mengalami nyeri yang tidak tertahankan pada perut. Rasa nyeri berawal dari pusar yang kemudian dapat dirasakan menjalar ke bagian kanan bawah perut. Namun, pada ibu hamil, biasanya rasa nyeri akan terasa di kanan atas perut karena posisi usus buntu yang menjadi lebih tinggi akibat tekanan janin.

Jangan ragu untuk segera menghubungi dokter kandungan jika kamu mengalami nyeri perut bagian kanan yang sangat mengganggu saat hamil. Gejala usus buntu lainnya juga memiliki gejala yang hampir mirip dengan kehamilan, seperti penurunan nafsu makan, mual, muntah, kembung, hingga demam.

Baca juga: 5 Kebiasaan Sepele Ini Menyebabkan Radang Usus Buntu

Operasi Usus Buntu untuk Ibu Hamil

Peradangan pada usus buntu biasanya terjadi akibat adanya infeksi bakteri. Kondisi ini menyebabkan usus buntu meradang, membengkak, dan juga bernanah. Jika tidak diatasi, kondisi ini dapat mengakibatkan usus buntu pecah dan terjadi infeksi pada lapisan perut.

Untuk itu, usus buntu perlu ditangani dengan melakukan operasi pengangkatan usus buntu. Lalu, apakah tindakan ini aman untuk dilakukan oleh ibu hamil? Operasi usus buntu menjadi salah satu jenis operasi yang aman untuk dilakukan saat hamil. Biasanya, dokter akan menyarankan tindakan operasi dilakukan saat usus buntu dinilai dapat menyebabkan komplikasi atau gangguan pada janin.

Saat penyakit usus buntu diketahui saat usia kehamilan memasuki trimester pertama atau kedua, biasanya dokter akan melakukan laparoskopi untuk mengangkat usus buntu. Sedangkan saat kehamilan memasuki trimester ketiga, dokter akan melakukan operasi dengan sayatan yang lebih besar dan pemantauan janin yang lebih ketat.

Sebelum melakukan tindakan operasi, ibu hamil dan janin dalam kandungan akan mengikuti berbagai pemeriksaan untuk memastikan keduanya dalam kondisi optimal. Dengan begitu, tindakan pengobatan untuk mengatasi penyakit usus buntu dapat dilaksanakan dengan baik.

Pemulihan Pasca Operasi

Umumnya, pengidap usus buntu lainnya dapat menjalani tindakan rawat jalan setelah beberapa pemulihan di rumah sakit. Namun, pada ibu hamil yang menjalani operasi pengangkatan usus buntu, biasanya akan dilakukan perawatan yang lebih panjang dibandingkan orang yang tidak hamil. Hal ini ditentukan dari kondisi ibu dan juga janin dalam kandungan. Jika keduanya dinyatakan sehat, maka ibu boleh melanjutkan rawat jalan.

Baca juga: Olahraga Rutin Bisa Membantu Pengobatan Radang Usus

Saat dirumah, ibu hamil juga disarankan untuk melakukan istirahat total minimal satu minggu. Istirahat menjadi hal utama dalam proses pemulihan pasca operasi. Selain istirahat, jangan lupa untuk mengonsumsi makanan sehat dan perbanyak konsumsi air putih agar kondisi kesehatan ibu kembali membaik. 

Jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan pasca operasi usus buntu untuk mengetahui kondisi pasca operasi.

Referensi:

Very Well Family. Diakses pada 2021. Appendicitis During Pregnancy.

Web MD. Diakses pada 2021. Appendicitis.