Alasan Trauma Kepala Berat Dapat Mengganggu Fungsi Otak
Halodoc, Jakarta – Cedera kepala berat alias trauma kepala berat merupakan istilah yang digunakan dalam dunia medis untuk menggambarkan kondisi yang parah pada cedera kepala. Kondisi ini bisa memicu terganggunya fungsi otak karena adanya benturan dari luar pada struktur kepala.
Kabar buruknya, cedera kepala berat berpotensi menyebabkan komplikasi jangka panjang, bahkan kematian. Risiko tersebut menjadi semakin tinggi jika pengidap trauma kepala berat tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya perubahan perilaku dan kelumpuhan karena kerusakan fungsi fisiologis, maupun struktur anatomisnya.
Pada kondisi cedera kepala, tingkat kesadaran pada orang yang mengalaminya digambarkan dengan skor panduan dari Glasgow coma scale (GSC). Dalam panduan tersebut, nilai terendah kesadaran adalah 3 dan nilai tertinggi adalah 5. Seseorang dikatakan mengalami cedera kepala berat bila memiliki nilai GCS di bawah angka 8. Cedera kepala adalah kondisi yang harus segera mendapatkan penanganan medis, terutama trauma kepala berat. Pasalnya, kondisi tersebut berisiko menyebabkan perdarahan, robeknya jaringan, hingga kematian.
Penyebab dan Cara Pengobatan Cedera Kepala Berat
Trauma gangguan fungsi otak atau cedera kepala bisa terjadi pada siapa saja dan ada beberapa hal yang bisa menyebabkannya. Trauma kepala berat bisa terjadi karena terjatuh, cedera saat berolahraga, kecelakaan lalu lintas, hingga pernah mengalami kekerasan fisik dalam jangka waktu yang panjang.
Gejala yang muncul pada kondisi ini beragam. Gejala penyakit yang muncul umumnya akan memengaruhi fisik maupun psikologis pengidapnya. Beberapa tanda trauma kepala berat yang sering terjadi adalah kesulitan dalam berbicara, memar dan bengkak di sekitar kedua mata atau telinga, muntah menyembur, gangguan pada pancaindra, keluar darah dari telinga atau hidung, kejang, hingga kehilangan kesadaran.
Dalam pemeriksaan kondisi ini, dokter biasanya akan terlebih dahulu memastikan bahwa kondisi pernapasan, denyut jantung, dan tekanan darah pengidapnya stabil. Kemudian, akan dilakukan pemeriksaan menggunakan GCS untuk mengetahui tingkat keparahan trauma kepala yang dialami.
Pada trauma kepala berat, pengobatan dilakukan dengan menjalani perawatan secara intensif di rumah sakit. Tujuannya untuk menurunkan risiko komplikasi terjadi. Setelah pemeriksaan dan penanganan awal, pengobatan dilanjutkan dengan melakukan observasi. Pemeriksaan pada tahap ini meliputi tingkat kesadaran, ukuran pupil mata dan reaksinya terhadap cahaya, gerakan tangan dan kaki, hingga pernapasan, denyut jantung, suhu tubuh, kadar oksigen dalam darah, serta tekanan darah. Dalam tahap yang lebih parah, terutama jika sudah terjadi masalah di otak, biasanya akan dilakukan operasi otak.
Tujuannya untuk mengatasi masalah di otak, dan mengurangi risiko perdarahan otak, penggumpalan darah di dalam otak, memar otak, serta patah tulang tengkorak. Jika patah tulang tengkorak sudah terlanjur terjadi dan kondisi ini memang sering ditemui pada trauma kepala berat, maka penanganan yang lebih serius mungkin dibutuhkan.
Patah tulang tengkorak adalah kondisi serius yang bisa meningkatkan risiko infeksi bakteri dan menyebabkan naiknya tekanan pada otak. Dalam kondisi ini, dokter biasanya akan memberikan antibiotik untuk mencegah infeksi, dan melakukan tindakan operasi jika patah tulang tengkorak menyebabkan terjadinya tekanan pada otak.
Punya masalah kesehatan dan butuh saran dokter segera? Pakai aplikasi Halodoc saja! Lebih mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan tips menjaga kesehatan dan rekomendasi beli obat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!
Baca juga:
- Risiko Fatal di Balik Cedera Kepala
- Alasan Trauma Kepala Berat Harus Ditangani Segera
- 4 Komplikasi Trauma Kepala Berat yang Perlu Diwaspadai
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan