Alasan Stres Bisa Sebabkan Kejang
Halodoc, Jakarta - Stres memang terkenal sebagai ‘akar’ dari berbagai penyakit. Namun, benarkah stres sebabkan kejang? Ya, kejang yang terjadi pada kasus epilepsi memang dapat dipicu oleh stres, terutama stres yang berkepanjangan. Epilepsi adalah kelainan saraf yang ditandai dengan kejang berulang akibat lonjakan aktivitas listrik di otak secara tiba-tiba.
Stres dan kecemasan yang parah dan berkepanjangan dapat memicu terjadinya kejang epilepsi. Bahkan, jika pengidap epilepsi itu sendiri takut mengalami kejang-kejang saat berada di bawah tekanan, hal ini justru bisa menjadi ‘lingkaran setan’ yang membuatnya menjadi lebih cepat kejang.
Kejang karena stres diduga terjadi karena adanya peningkatan aktivitas korteks piriform pada otak. Hal ini pernah diuji oleh para peneliti, yang hasilnya diterbitkan pada jurnal Science Signaling. Dalam risetnya, peneliti menggunakan sampel tikus yang memiliki dan tidak memiliki epilepsi.
Baca juga: Pengaruh Kejang saat Hamil Terhadap Kondisi Janin
Pada keduanya dilakukan analisis terhadap bagian korteks piriform tikus dengan melihat aktivitas hormon kortikotropin atau Corticotropin Releasing Factor (CRF). CRF ini merupakan neurotransmiter, yaitu bahan kimia yang memungkinkan terjadinya komunikasi antar sel saraf. CRF mengatur respon perilaku terhadap stres.
Di antara tikus tanpa epilepsi, para peneliti menemukan bahwa CRF mampu mengurangi aktivitas pada kortes piriform otak. Namun sebaliknya, CRF justru meningkatkan aktivitas korteks piriform pada tikus dengan epilepsi.
Jika dilihat dari sampel tikus dengan epilepsi, mereka menemukan bahwa CRF justru mengaktifkan suatu protein yang disebut dengan pengatur protein G yang memberikan sinyal pada protein tipe 2 (RGS2). Protein inilah yang ternyata mengubah komunikasi antar saraf di korteks piriform menjadi terbalik, sehingga malah meningkatkan risiko kejang.
Peneliti menduga bahwa temuan ini juga mungkin berdampak pada gangguan saraf lainnya, seperti depresi dan skizofrenia. Bila semakin dibiarkan, kondisi ini dapat memicu proses neurokimia yang dapat meningkatkan keparahan gejala epilepsi.
Baca juga: Sering Kejang, Ini Jenis Pemeriksaan yang Bisa Dilakukan
Minimalisir Stres dengan Tips Berikut
Kejang dapat terjadi oleh banyak hal, bukan hanya stres. Namun, jika kejang terjadi karena stres, meminimalisir stres merupakan hal yang sangat perlu dilakukan. Terutama jika memiliki riwayat epilepsi sebelumnya. Mengelola stres dengan baik merupakan suatu keharusan.
Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk meminimalisir stres:
-
Menulis penyebab stres yang dirasakan dalam buku harian atau jurnal.
-
Makan makanan bergizi seimbang.
-
Olahraga teratur untuk membantu menurunkan stres, seperti yoga, tai chi, atau pilates.
-
Membatasi minum alkohol.
-
Istirahat yang cukup dan nyenyak dan minum obat kejang tepat waktu.
-
Hindari terlalu banyak tidur siang agar tidak mengganggu jam tidur malam.
-
Melakukan aktivitas yang menyenangkan yang disukai, misalnya menonton film, mendengarkan musik, atau jalan-jalan.
-
Lakukan relaksasi dengan teknik pernapasan dalam atau pijat.
-
Meminta dukungan dari keluarga dan orang terdekat.
-
Jika stres belum mereda, cobalah mengikuti konseling atau psikoterapi untuk pemilihan pengobatan yang tepat.
Baca juga: Anak Alami Kejang, Ini Penanganan Pertama yang Bisa Dilakukan
Itulah sedikit penjelasan tentang stres yang ternyata bisa sebabkan kejang. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan