Alasan Penyalahgunaan Alkohol Kronis Sebabkan Sirosis

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   26 Agustus 2020
Alasan Penyalahgunaan Alkohol Kronis Sebabkan SirosisAlasan Penyalahgunaan Alkohol Kronis Sebabkan Sirosis

Halodoc, Jakarta – Sebagai salah satu organ vital tubuh, hati punya fungsi yang penting. Beberapa di antaranya adalah menyaring zat racun yang beredar dalam darah, memecah protein, mengatur metabolisme gula, dan menghasilkan empedu untuk membantu tubuh menyerap lemak. Namun, penyalahgunaan alkohol kronis dapat sebabkan sirosis

Ketika seseorang memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol dalam jangka panjang, tubuh mulai menggantikan jaringan hati yang sehat dengan jaringan parut. Kondisi ini disebut sirosis alkoholik. American Liver Foundation mencatat, sekitar 10-20 persen peminum alkohol berat, berpeluang mengalami sirosis hati. 

Baca juga: Uji Fungsi Hati Perlu Dilakukan Supaya Tetap Sehat

Mengenal Sirosis Alkoholik akibat Penyalahgunaan Alkohol Kronis

Sirosis alkoholik adalah penyakit hati yang bisa dibilang paling parah, terkait dengan penyalahgunaan alkohol kronis. Pada tahap awal, peminum alkohol berat akan mengalami perlemakan hati alkoholik (alcoholic fatty liver).

Jika kebiasaan mengonsumsi alkohol terus berlanjut dan kondisi tidak diobati, akan berkembang menjadi hepatitis alkoholik, kemudian menjadi sirosis alkoholik. Ketika terjadi sirosis, sel-sel hati sudah rusak dan tidak bisa regenerasi kembali, sehingga mengakibatkan hati tidak dapat berfungsi normal lagi.

Namun, menghentikan konsumsi alkohol tidak akan mengembalikan fungsi sel hati yang sudah rusak, melainkan hanya mencegah kerusakan meluas. Jadi, sebaiknya hindari kebiasaan mengonsumsi alkohol sejak awal, sebelum kecanduan dan terjadi penyalahgunaan kronis. 

Baca juga: Bukan Cuma Alkoholik, Perlemakan Hati Bisa Terjadi pada Siapa Saja

Gejala Sirosis Akibat Penyalahgunaan Alkohol Kronis

Pada beberapa kasus, sirosis akibat penyalahgunaan alkohol kronis tidak menimbulkan gejala yang jelas. Umumnya, gejala berkembang ketika pengidapnya berusia 30-40 tahun. Tubuh akan mampu mengimbangi fungsi hati yang terbatas pada tahap awal penyakit. Namun, seiring berkembangnya penyakit, gejala akan mulai muncul.

Perlu diketahui, sirosis akibat penyalahgunaan alkohol kronis dapat terjadi tanpa riwayat perlemakan hati atau hepatitis alkoholik sebelumnya. Pada beberapa kasus, sirosis alkoholik juga dapat didiagnosis bersamaan dengan hepatitis alkoholik akut.

Berikut ini gejala sirosis akibat penyalahgunaan alkohol kronis:

  • Penyakit kuning (jaundice).
  • Gatal-gatal pada kulit (pruritus).
  • Hipertensi portal, yaitu kondisi meningkatnya tekanan darah di pembuluh darah yang bergerak melalui hati.
  • Trombositopenia (penurunan jumlah trombosit). 
  • Hipoalbuminemia (penurunan albumin dalam darah). 
  • Koagulopati (gangguan pembekuan darah).

Jika kamu mengalami berbagai gejala tersebut, segera download aplikasi Halodoc untuk buat janji di rumah sakit, agar bisa dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Semakin cepat diagnosis dilakukan, semakin cepat pula pengobatan bisa dilakukan, untuk mencegah meluasnya kerusakan hati. 

Baca juga: Selain Alkohol, Ini 6 Penyebab Gangguan Fungsi Hati

Cara Mengobati Sirosis akibat Penyalahgunaan Alkohol Kronis

Hati yang sudah terkena sirosis akibat penyalahgunaan alkohol kronis tidak dapat diobati hingga kembali seperti semula. Namun, kondisi ini membutuhkan pengobatan untuk mencegah penyakit semakin memburuk dan menekan gejala supaya tidak muncul.

Langkah pertama pengobatan adalah membantu pengidap untuk berhenti minum alkohol. Sebab, orang yang memiliki sirosis hati alkoholik sangat ketergantungan pada alkohol, sehingga dapat mengalami komplikasi kesehatan yang parah jika mencoba berhenti tanpa berada di rumah sakit.

Selain itu, beberapa pengobatan yang bisa dilakukan adalah:

  • Pemberian obat-obatan. Obat yang dapat diresepkan dokter adalah kortikosteroid, calcium channel blocker, insulin, suplemen antioksidan, dan S-adenosyl-L-methionine (SAMe).
  • Pengubahan gaya hidup dan pola makan.
  • Pemberian asupan protein ekstra. Hal ini untuk membantu mengurangi kemungkinan untuk mengembangkan penyakit otak (encephalopathy).
  • Transplantasi hati. 

Untuk poin terakhir, pengidap hanya akan dipertimbangkan untuk transplantasi hati jika telah mengalami komplikasi sirosis, meski sudah berhenti minum alkohol. Sebelum itu, semua unit transplantasi hati mengharuskan pengidap sirosis alkoholik untuk tidak minum alkohol sambil menunggu transplantasi, dan selama sisa hidup mereka.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Alcoholic Liver Cirrhosis.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2020. Alcoholic Liver Disease.
NHS Choices UK. Diakses pada 2020. Alcohol-related liver disease.