Alasan Pengidap Penyakit Autoimun Tidak Boleh Sembarangan Divaksin
“Semua orang yang tidak memiliki masalah kesehatan memang sebaiknya segera mendapatkan dosis vaksin COVID-19 demi tercapainya herd immunity. Namun, para pengidap penyakit autoimun perlu memastikan dahulu kondisi mereka terkendali dan telah diizinkan dokter untuk bisa mendapatkan dosis vaksin COVID-19.”
Halodoc, Jakarta – Pemerintah Indonesia dan sebagian besar negara-negara lainnya memang tengah mengupayakan agar vaksin COVID-19 bisa diterima oleh masyarakatnya. Namun sayangnya, memang tidak semua orang bisa menerima dua dosis vaksin yang ada sekarang, terutama mereka yang mengidap penyakit autoimun.
Orang dengan kondisi autoimun dapat menerima vaksin COVID-19. Namun, mereka harus menyadari bahwa saat ini tidak ada data yang tersedia tentang keamanan vaksin COVID-19, untuk orang dengan penyakit autoimun.
Baca juga: Gejala Umum saat Seseorang Mengidap Penyakit Autoimun
Bisakah Pengidap Penyakit Autoimun Menerima Vaksin COVID-19?
Pengidap autoimun tidak bisa sembarangan menerima vaksin. Ini karena bisa saja vaksin yang diberikan kepada pengidap autoimun malah berbalik menyerang tubuh si pengidapnya. Ada dua kekhawatiran yang bisa terjadi jika pengidap autoimun divaksin. Pertama, bisa saja vaksin COVID-19 malah mengaktifkan sistem kekebalan tubuh secara tidak aman atau tidak tepat. Kemungkinan lain, bagi pengidap autoimun yang mengonsumsi obat imunosupresan, hal itu malah membuat vaksin menjadi tidak efektif.
Selain itu, telah dikeluarkan juga imbauan dari Kementerian Kesehatan dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) agar pengidap autoimun sistemik untuk menunda vaksinasi Covid-19. Mereka sebaiknya berkonsultasi dahulu dengan dokter yang merawat mereka.
Sejauh ini, pengidap autoimun yang masih diperbolehkan mendapatkan vaksin sesuai rekomendasi PAPDI adalah tiroid autoimun, autoimun hematologi, dan inflammatory bowel disease (lBD). Namun, ketiga jenis pengidap autoimun itu tetap harus dalam kondisi terkontrol.
Salah satu agar kondisi terkontrol adalah dengan tetap rutin mengonsumsi obat atau suplemen yang disarankan oleh dokter. Jika obat atau suplemen habis, maka kini kamu bisa tebus resep obat di Halodoc. Dengan begini, kamu jadi tak perlu repot lagi untuk keluar rumah.
Baca juga: Ini 9 Penyakit Autoimun yang Sering Terdengar
Pakar Tetap Dorong Agar Semua Orang Menerima Vaksin
Pemerintah Indonesia juga telah menggebrak vaksinasi COVID-19 untuk orang dengan penyakit autoimun dan penyakit penyerta. Vaksinasi ini bisa dilakukan dengan menggunakan vaksin Moderna.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Iris Rengganis mengatakan bahwa manfaat vaksinasi bagi pengidap gangguan autoimun terhadap virus corona jauh lebih besar, daripada kerugian atau efek sampingnya.
Selain itu, alasan mengapa orang dengan gangguan autoimun harus divaksinasi adalah karena risiko terkena COVID-19 tetap lebih besar, daripada risiko mengalami kekambuhan penyakit autoimun. Iris juga menjelaskan bahwa ada sejumlah laporan efek samping dari vaksin Moderna, seperti reaksi alergi. Namun, itu juga mungkin terjadi karena vaksin lain.
Efek samping lain dari vaksinasi Moderna termasuk nyeri lokal di tempat suntikan, kemerahan, bengkak, gatal, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, demam, muntah, dan diare.
Lagipula, vaksinasi untuk pengidap penyakit autoimun diperbolehkan ketika mereka dalam kondisi stabil sesuai dengan rekomendasi dokter. Namun, jika belum dikendalikan, mereka tidak bisa mendapatkan dosis vaksin.
Baca juga: Pengidap Lupus Lebih Rentan Mengalami Komplikasi COVID-19
Sayangnya, tidak ada vaksin khusus untuk orang dengan penyakit autoimun sampai saat ini. Atas dasar itu, Iris mengimbau para survivor autoimun yang berada dalam kondisi stabil dan sehat untuk segera mendapatkan vaksin COVID-19 di pusat vaksinasi.
Para ahli juga berpikir bahwa semua orang harus divaksinasi ketika mereka telah berhasil memenuhi syarat. Ada manfaat pribadi dan manfaat sosial yang akan didapatkan saat seseorang telah menerima vaksin. Dengan begini, umat manusia bisa perlahan-lahan mengentaskan pandemi ini.