Alasan Kenapa Rubella Berbahaya untuk Ibu Hamil
Halodoc, Jakarta - Pernah dengar tentang rubella atau campak Jerman? Ya, penyakit ini adalah infeksi yang terjadi karena virus akut yang menyerang kulit dan kelenjar getah bening. Jika dialami oleh ibu hamil, rubella sangat berbahaya karena dapat menyebabkan efek yang serius. Salah satunya adalah kematian janin dalam kandungan atau bayi lahir cacat, yang dalam medis disebut Congenital Rubella Syndrome.
Cacat lahir yang dapat terjadi pada bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi rubella adalah tuli, katarak, cacat jantung, dan berat badan lahir rendah. Pada tahap yang lebih serius, rubella yang menginfeksi ibu hamil dapat menyebabkan komplikasi, berupa kerusakan otak, radang paru, autisme, dan diabetes mellitus.
Baca juga: Ini Pentingnya Vaksin Rubella untuk Anak
Perlu diketahui bahwa rubella dapat sangat berbahaya bagi ibu hamil, terutama yang terinfeksi pada awal kehamilan atau trimester pertama. Sebab, rubella dapat memengaruhi banyak hal yang dapat terjadi pada janin yang sedang berkembang dalam kandungan.
Gejala yang Tak Spesifik
Rubella yang menginfeksi ibu hamil kerap sulit dibedakan dengan penyakit lain, lantaran gejalanya yang tak spesifik. Pada sebagian kasus, gejala yang muncul ketika ibu hamil terinfeksi rubella tergolong ringan atau bahkan tidak terlihat sama sekali. Itulah sebabnya banyak ibu hamil yang tidak menyadari bahwa ia telah terinfeksi rubella.
Oleh karena itu, penting untuk selalu memeriksakan kesehatan secara rutin, dari sebelum hingga selama kehamilan. Agar lebih mudah, download aplikasi Halodoc, dan gunakan untuk buat janji dengan dokter kandungan secara rutin di rumah sakit andalanmu. Jika membutuhkan saran dokter secara mendesak, kamu juga bisa manfaatkan aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter kandungan, yang dapat dilakukan lewat chat, kapan dan di mana saja.
Kembali ke pembahasan tentang gejala rubella, meski pada beberapa kasus infeksi ini tidak menimbulkan gejala, pada kasus lainnya penyakit ini juga bisa memunculkan gejala. Gejala biasanya muncul pada hari ke 12-23 setelah terinfeksi virus, berupa demam, sakit kepala, nyeri sendi, hidung tersumbat, mata merah, sebelum akhirnya muncul ruam-ruam pada kulit.
Baca juga: Alasan Kenapa Ibu Hamil Perlu Waspada Rubella
Ruam kulit biasanya terjadi selama beberapa hari dan awalnya muncul pada wajah, baru kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Selain berbagai gejala tadi, ibu hamil yang terinfeksi rubella juga dapat mengalami pembengkakan kelenjar getah bening dalam beberapa minggu.
Apakah Janin Harus Digugurkan?
Jika infeksi rubella diketahui pada awal kehamilan, segera konsultasikan dengan dokter kandungan, untuk mengetahui risiko apa saja yang dapat terjadi pada janin. Dari konsultasi tersebut, ibu dapat memutuskan untuk melanjutkan atau mengakhiri kehamilan. Sebab, belum ada pengobatan yang dapat dilakukan untuk mencegah efek infeksi rubella pada bayi, jika ibu hamil telah terinfeksi.
Jika ibu memutuskan untuk melanjutkan kehamilan, dokter akan memberikan suntikan kekebalan globulin. Suntikan ini diberikan agar infeksi dari virus rubella dapat mengurangi risiko cacat pada bayi. Namun, perlu diketahui bahwa suntikan ini tidak dapat mencegah cacat pada bayi, jika janin telah terinfeksi.
Baca juga: Perlu Tahu Vaksin MR dan MMR untuk Anak
Lalu, bagaimana dengan vaksin rubella? Vaksinasi memang merupakan langkah pencegahan terbaik yang bisa dilakukan. Namun, vaksin ini tidak bisa diberikan pada ibu hamil. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan vaksin rubella jauh-jauh hari sebelum merencanakan kehamilan, agar ibu dan bayi terhindar dari risiko infeksi rubella.
Selain Vaksin, Apa Langkah Pencegahan yang Bisa Dilakukan?
Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa upaya pencegahan terbaik untuk infeksi rubella adalah mendapatkan vaksin, sebelum merencanakan kehamilan. Namun, ada beberapa hal penting lainnya yang juga perlu diperhatikan, agar bisa terhindar dari infeksi rubella, yaitu:
- Pastikan kamu dan orang terdekatmu telah mendapatkan vaksin yang dapat mencegah rubella. Sebab, kamu tidak akan terkena rubella dari orang yang telah divaksin.
- Selalu hindari kontak dengan orang lain jika ada kasus rubella di sekitar kamu. Tetap lindungi diri dengan diam di rumah ketika wabah masih terjadi, hingga wabah benar-benar mereda.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Rubella.
Healthline. Diakses pada 2020. German Measles (Rubella).