Alasan Harga PCR Test dan Swab Test Antigen Berbeda
Halodoc, Jakarta - Semenjak pandemi menyerang dan melumpuhkan hampir seluruh aktivitas penduduk dunia, patra peneliti di bidang ilmu kesehatan tidak tinggal diam. sudah banyak hasil-hasil penelitian mereka yang membuahkan hasil dengan tujuan utamanya membantu mengakhiri pandemi virus corona.
Salah satunya temuan akan metode diagnosis COVID-19 yang kian maju. Awalnya, rapid test antibodi menjadi salah satu cara yang digunakan. Sayangnya, diagnosis ini banyak membuat hasil positif palsu sehingga tes PCR atau tes swab yang mengambil langsung sampel dari hidung dinilai lebih akurat. Kini rapid test antigen telah disetujui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk digunakan secara darurat di negara-negara dengan jumlah tes polymerase chain reaction (PCR) yang rendah. Ini karena tes PCR memiliki harga yang cukup mahal, sehingga test antigen dinilai lebih efektif karena sensitivitasnya yang baik dengan harga yang lebih terjangkau.
Baca juga: Demam, Pilih Rapid Test Antigen atau Rapid Test Antibodi?
Berapa Harga Rapid Test Antigen?
Pada dasarnya, rapid test antigen atau swab test antigen adalah hal yang sama. Seseorang hanya akan sekresi lendir dari hidung dan tenggorokan. Tes ini dirancang untuk mendeteksi protein tertentu dari virus yang memunculkan respons kekebalan tubuh. Melalui tes ini, keberadaan antigen virus di dalam tubuh akan lebih mudah dideteksi, terutama saat virus sedang aktif menggandakan diri. Untuk itu, tes ini akan lebih tepat dilaksanakan ketika kamu merasa ada infeksi dini atau akut.
Sementara itu, test PCR adalah tes molekuler yang bertujuan untuk mendeteksi materi genetik virus dari dalam tubuh dengan cara mengambil sampel dari hidung. Tes ini memiliki tingkat akurasi yang paling tinggi, sehingga jelas memang harganya lebih mahal dibanding swab test antigen yang akurasinya lebih rendah. Meski begitu, swab test antigen lebih baik daripada rapid test antibodi.
Sekjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, sebelumnya mengatakan tes antigen, yang bisa mengeluarkan hasil dalam waktu sekitar 15 sampai 30 menit, dihargai sekitar US$5 atau Rp74.000 per unitnya. Alhasil, akan lebih banyak orang yang bisa mengaksesnya dan tes akan bisa lebih masif dilakukan.
Ada dua tes antigen, merek Abbott (Amerika Serikat) and SD Biosensor (Korea Selatan), yang rencananya akan didistribusikan WHO ke sejumlah negara atas kerja sama dengan berbagai lembaga, seperti Bill & Melinda Gates Foundation.
Pakar kesehatan pun meminta pemerintah Indonesia lebih agresif menyediakan tes cepat antigen untuk digunakan secara darurat. Saat ini, pemerintah mengatakan masih meminta WHO mempertimbangkan Indonesia sebagai salah satu negara penerima tes cepat antigen dengan harga murah, yang rencananya akan disediakan oleh organisasi itu.
Hingga kini juga belum ada rencana jelas mengenai berapa banyak alat tes antigen yang akan dibeli pemerintah secara mandiri tanpa subsidi, meski Indonesia disebut sebagai salah satu negara dengan jumlah tes Covid-19 yang paling rendah di dunia.
Baca juga: Jangan Salah Istilah, Ini Bedanya Rapid Test Antigen dan Antibodi
Pemerintah Juga Tetap Perlu Hati-Hati
Namun, di sisi lain pakar biologi molekuler, Achmad Rusdjan Utomo, juga menyarankan pemerintah untuk terlebih dulu memverifikasi efektivitas alat tes antigen yang WHO rekomendasikan untuk digunakan oleh negara-negara dengan jumlah tes yang masih rendah.
Achmad juga meminta agar pemerintah mencoba untuk menunjuk beberapa pihak lokal seperti Universitas Padjajaran atau Libangkes untuk mengujinya. Mereka ingin mencoba ulang untuk menguji efektivitasnya, apakah benar seperti yang diklaim atau tidak. Ini adalah langkah penuh kehati-hatian agar pemerintah tidak salah mengambil keputusan.
Ia juga menambahkan ketika sudah mengadakan tes antigen itu, pemerintah perlu memastikan masyarakat tidak membeli alat tes itu secara mandiri, sebagaimana yang marak terjadi pada tes rapid antibodi. Sebab Achmad menilai bahwa hal ini menyebabkan hasil tes tak terekam oleh pemerintah, sehingga tak mendukung upaya pengendalian wabah.
Baca juga: Tes COVID-19 Sebelum Naik Pesawat, Pilih Swab Antigen atau PCR?
Jika kamu memiliki gejala mirip COVID-19, sebaiknya segera diskusikan dengan dokter di Halodoc. Jika gejala dan riwayat aktivitas yang kamu lakukan cukup mencurigakan, maka dokter di Halodoc bisa merujuk untuk melakukan test PCR atau rapid test melalui aplikasi Halodoc. Praktis bukan? Yuk gunakan aplikasi Halodoc sekarang!
Referensi:
BBC Indonesia. Diakses pada 2020. Covid-19: Tes antigen disetujui WHO, pemerintah Indonesia 'harus agresif menyediakan, tak harus tunggu harga murah.
CNN Indonesia. Diakses pada 2020. Mengenal Swab Antigen Covid-19, Lebih Cepat dari Tes PCR.
U.S. FDA. Diakses pada 2020. Coronavirus Testing Basics.
World Health Organization. Diakses pada 2020. Advice on the use of point-of-care immunodiagnostic tests for COVID-19.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan