Alasan Bumil Disuntik Vaksin Tetanus Sebelum Melahirkan
Halodoc, Jakarta - Suntik tetanus pada ibu hamil merupakan salah satu hal yang dianjurkan sebelum persalinan berlangsung guna menurunkan risiko kematian janin yang baru saja dilahirkan. Selain menurunkan risiko kematian janin, vaksin ini juga berguna untuk mencegah tetanus pada bayi. Ibu tidak perlu khawatir, karena vaksin ini sangat aman dilakukan pada ibu hamil. Untuk penjelasan selengkapnya, berikut ulasannya!
Baca juga: Lakukan Vaksin Tetanus, Ini Manfaatnya
Suntik Tetanus pada Ibu Hamil, Bagaimana Prosedurnya?
Seperti yang telah diketahui bersama, tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh racun dari bakteri Clostridium tetani, yang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Bakteri ini mengontaminasi luka melalui tanah, kotoran hewan, atau luka akibat benda berkarat. Bakteri umumnya mengontaminasi luka yang dalam, seperti luka akibat gigitan atau tusukan benda tajam.
Pada ibu hamil, infeksi tetanus dapat terjadi karena proses persalinan yang kurang terjamin kebersihannya. Dalam contoh kasusnya, seperti memotong tali pusar dengan alat yang tidak steril. Saat bakteri penyebab tetanus menginfeksi badan bayi, maka bakteri akan bergerak cepat dan mengakibatkan komplikasi yang dapat berujung pada kematian bayi yang baru saja lahir.
Oleh karena sangat berakibat fatal, suntik tetanus pada ibu hamil diperlukan guna mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Vaksin yang disuntikkan pada ibu hamil akan membentuk antibodi yang akan diteruskan pada janin sebagai perlindungan alami, mulai dari masa kehamilan, hingga beberapa bulan setelah persalinan berlangsung.
Baca juga: Vaksin Tetanus untuk Anak, Lakukan 5 Persiapan Ini
Waktu yang Tepat Suntik Tetanus pada Ibu Hamil
Jika ini adalah kehamilan pertama ibu, biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan vaksinasi sebanyak dua kali, dengan pemberian jarak selama empat minggu. Waktu pemberiannya akan disesuaikan dengan jadwal dari dokter sendiri. Namun, jika ibu belum pernah melakukan vaksinasi sebelumnya, suntik tetanus pada ibu hamil perlu dilakukan sebanyak tiga kali.
Jadwal pemberiannya pun disarankan untuk dilakukan secepat mungkin, dengan jarak suntikan pertama dan kedua selama empat minggu. Kemudian, suntikan terakhir akan diberikan dengan jarak enam bulan dari suntikan kedua. Jika dalam kurun waktu dua tahun setelah melahirkan anak pertama ibu kembali hamil, maka pemberian suntikan akan tergantung dari riwayat vaksinasi yang ibu lakukan.
Jika pada kehamilan sebelumnya ibu telah mendapatkan dua kali vaksinasi, biasanya dokter hanya menyarankan untuk melakukan suntikan penguat vaksin saja. Ibu perlu melakukan vaksinasi sesuai dengan anjuran dokter, ya! Jangan sampai dilewatkan, karena dapat berakibat fatal bagi janin. Untuk selengkapnya mengenai hal ini, ibu bisa bertanya langsung dengan dokter di aplikasi Halodoc.
Baca juga: Bisa Fatal, Waspada Komplikasi Karena Tetanus
Adakah Kemungkinan Efek Samping yang Terjadi?
Setiap vaksinasi yang dilakukan pasti memiliki beberapa efek samping setelahnya. Sama halnya dengan suntik tetanus pada ibu hamil, ibu mungkin akan merasakan beberapa efek samping, seperti nyeri, kemerahan, bengkak di area suntikan, demam, serta sakit kepala. Jika sejumlah komplikasi muncul, ibu tidak perlu khawatir yang berlebihan, karena hal tersebut akan hilang dengan sendirinya.
Pada beberapa kasus yang jarang terjadi, suntik tetanus dapat memicu munculnya syok anafilaktik atau reaksi alergi fatal. Untuk meminimalisir terjadinya efek samping yang berbahaya, sebaiknya diskusikan terlebih dulu dengan dokter kandungan jika ibu memiliki riwayat alergi. Selain mencegah tetanus lewat vaksinasi, pastikan agar ruangan tempat bersalin, alat-alat, dan pakaian dalam keadaan bersih.