Alasan Berhenti Konsumsi Miras Bisa Mencegah Trombositopenia

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   17 September 2020
Alasan Berhenti Konsumsi Miras Bisa Mencegah TrombositopeniaAlasan Berhenti Konsumsi Miras Bisa Mencegah Trombositopenia

Halodoc, Jakarta - Kadar platelet atau trombosit dalam tubuh harus selalu normal. Sebab, trombosit adalah salah satu sel darah yang berperan penting dalam pembekuan darah, sehingga tidak akan terjadi perdarahan berlebihan dalam tubuh. Jika kadar trombosit dalam tubuh kurang dari normal, kondisi ini disebut trombositopenia

Penyebab kurangnya trombosit dalam tubuh ada banyak. Salah satunya adalah kebiasaan buruk mengonsumsi minuman keras (miras). Sebab, kebiasaan konsumsi miras dalam jangka panjang bisa memicu kerusakan organ tubuh, terutama hati, yang dapat menyebabkan penurunan produksi trombosit dalam darah. Itulah sebabnya berhenti konsumsi miras bisa mencegah trombositopenia. 

Baca juga: Mengidap Trombositopenia, Ini yang Terjadi pada Tubuh

Ketahui Hal-Hal yang Sebabkan Trombositopenia

Trombosit normalnya diproduksi di dalam sumsum tulang belakang. Namun, pada pengidap trombositopenia, sumsum tulang belakang tidak lagi mampu memproduksi trombosit dalam jumlah yang cukup. Selain itu, trombositopenia juga bisa terjadi karena trombosit yang sudah ada banyak, mengalami kerusakan dan tubuh tidak mampu menghasilkan yang baru.  

Ada banyak kondisi yang dapat menyebabkan rendahnya kadar trombosit dalam tubuh dan memicu trombositopenia. Berikut beberapa di antaranya:

1.Produksi Trombosit Berkurang

Di dalam sumsum tulang belakang, terdapat stem cells (sel punca) yang menjadi cikal bakal sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Ketika sel punca rusak, sel-sel tersebut tidak bisa berkembang menjadi sel darah yang sehat, sehingga terjadilah trombositopenia. 

Beberapa kondisi yang dapat membuat sel punca rusak dan tidak bisa berkembang adalah:

  • Kanker.
  • Efek samping kemoterapi atau radioterapi.
  • Anemia aplastik.
  • Paparan bahan kimia beracun.
  • Sirosis hati.
  • Efek samping obat-obatan tertentu.
  • Sindrom mielodisplasia.
  • Infeksi virus.
  • Kondisi genetik.
  • Kekurangan nutrisi.

2.Tubuh Menghancurkan Trombosit

Meski sumsum tulang belakang dapat memproduksi sel trombosit dalam jumlah yang cukup, bukan berarti tubuh dapat terhindar dari trombositopenia. Sebab, kondisi ini juga bisa terjadi ketika tubuh merusak trombositnya sendiri. Umumnya, hal ini terjadi akibat masalah pada sistem imun, obat-obatan dan penyakit tertentu.

Baca juga: Perlunya Ubah Gaya Hidup untuk Cegah Trombositopenia

3.Terlalu Banyaknya Trombosit yang Terjebak di Limpa

Umumnya, sebanyak sepertiga trombosit tertahan di dalam limpa. Jika limpa mengalami pembengkakan, kadar trombosit yang tertahan di dalamnya semakin banyak. Hal ini menyebabkan turunnya kadar trombosit yang dapat mengalir di dalam darah.

Pembengkakan limpa umumnya disebabkan oleh kanker atau penyakit pada hati. Selain itu, sumsum tulang belakang yang bermasalah atau terkena penyakit mielofibrosis, dapat memicu terjadinya trombositopenia.

Ada pula beberapa faktor lain yang juga meningkatkan risiko trombositopenia, seperti:

  • Masalah kesehatan tertentu yang terkait dengan kanker, seperti anemia aplastik atau sistem autoimun.
  • Paparan zat kimia beracun.
  • Efek samping obat-obatan tertentu.
  • Infeksi virus.
  • Keturunan.
  • Sedang hamil.
  • Sering mengonsumsi minuman keras.

Untuk mencegah terjadinya trombositopenia, kamu dapat mengurangi berbagai faktor risiko yang ada. Salah satunya adalah dengan menjalani gaya hidup sehat dan berhenti mengonsumsi minuman keras.

Seperti Apa Gejala Trombositopenia?

Gejala trombositopenia umumnya tergantung pada jumlah trombosit dalam darah. Jika jumlah trombosit hanya 150.000-450.000 mg/dL, artinya kamu mengalami trombositopenia ringan. Kondisi ini biasanya hanya menimbulkan perdarahan dalam seperti memar.

Baca juga: Begini Cara Diagnosis Trombositopenia

Sementara itu, jika trombosit berada di bawah 150.000 mg/dL, akan muncul tanda-tanda seperti purpura (memar pada kulit), pendarahan mendadak, dan petechiae (bintik-bintik kecil pada kulit).

Pada kasus yang lebih serius, kemungkinan terjadi perdarahan internal, dengan gejala berupa:

  • Terdapat darah pada urine, misalnya terdapat warna merah darah atau coklat kehitaman seperti cola.
  • Terdapat darah pada feses, misalnya feses berwarna merah darah atau kehitaman.
  • Muntah darah atau berwarna gelap.

Jika kamu mengalami berbagai gejala tersebut, segera download aplikasi Halodoc untuk berbicara dengan dokter, kapan dan di mana saja. Semakin cepat trombositopenia didiagnosis dan ditangani, maka semakin baik.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Trombositopenia (low platelet count).
WebMD. Diakses pada 2020. Thrombocytopenia.