Alami Trauma Kepala Berat, Lakukan 3 Cara Pengobatan Ini
Halodoc, Jakarta – Kepala memiliki lebih banyak pembuluh darah daripada bagian tubuh lain, sehingga pendarahan di bagian otak menimbulkan dampak serius. Salah satunya trauma kepala berat akibat pukulan keras. Kondisi ini ditandai dengan lebam, jaringan kulit sobek, hingga perdarahan. Pada kasus yang parah, cedera otak menyebabkan komplikasi yang mengancam nyawa.
Apabila kamu mengalami cedera otak, pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah memeriksa jalan napas, melakukan resusitasi jantung paru (cardiopulmonary resuscitation/ CPR), menstabilkan leher dan tulang belakang, menghentikan perdarahan, dan konsumsi obat penghilang rasa sakit.
Baca Juga: 8 Gejala Terkena Trauma Kepala Berat yang Perlu Diketahui
Setelah dilakukan penanganan di atas, pengidap menjalani CT scan untuk membantu menentukan tingkat keparahan cedera yang dialami. Jika dokter telah menetapkan tingkat keparahannya, berikut beberapa pengobatan yang mungkin dilakukan:
-
Kraniotomi
Prosedur ini dilakukan dengan membuat lubang di tengkorak agar ahli bedah dapat mengakses otak. Pengidap berada di bawah pengaruh bius total sehingga tidak merasakan sakit atau ketidaknyamanan selama operasi.
Ahli bedah menghilangkan gumpalan darah di otak dan memperbaiki pembuluh darah yang rusak. Setelah pendarahan di dalam otak terhenti, potongan tulang tengkorak yang dilepaskan akan diganti dan disambungkan kembali menggunakan sekrup logam kecil.
-
Operasi untuk Tengkorak Patah
Jika hasil CT scan menunjukan adanya retak atau patah tulang tengkorak, proses pembedahan perlu dilakukan. Operasi dilakukan untuk membantu mencegah kerusakan otak. Selama operasi, pengidap diberi anestesi umum agar kebal dengan rasa sakit. Dalam proses operasi, setiap potongan tulang yang menekan otak dilepas dan dikembalikan ke posisi yang benar. Jika pengidap mengalami patah tulang terbuka, antibiotik dapat diresepkan untuk mencegah infeksi berkembang.
Baca Juga: Trauma Kepala Berat pada Anak Sebabkan Amnesia Hingga Dewasa?
-
Rehabilitasi
Pengidap trauma kepala berat yang tergolong parah membutuhkan rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi otak. Jenis rehabilitasi disesuaikan dengan fungsi otak yang terganggu akibat cedera. Berikut jenis terapi yang biasa diberikan pada pengidap trauma otak:
-
Terapi fisik untuk membantu pengidap mengembalikan kemampuan dasar seperti berjalan.
-
Terapi okupasi agar pengidap bisa menjalani aktivitas dan melatih kemampuan bekerja.
-
Terapi bicara untuk mengatasi gangguan berbicara dan berkomunikasi.
-
Terapi perilaku kognitif untuk membantu pengidap mengubah pola pikir agar bisa beradaptasi dengan masalah secara positif dan efektif.
-
Psikoterapi dilakukan agar pengidap lebih memahami masalah, mengenali perasaan, dan cara pikir pribadi.
Baca Juga: 4 Komplikasi Trauma Kepala Berat yang Perlu Diwaspadai
Berhasil atau tidaknya pengobatan di atas tergantung pada tingkat keparahan cedera yang dialami. Apabila gejala trauma kepala berat tidak membaik, kemungkinan pengidapnya mengalami perubahan permanen dalam kepribadian, kemampuan fisik, hingga kemampuan berpikir.
Kalau kamu pernah mengalami cedera otak dan timbul gejala pusing atau gangguan fisik lain, jangan ragu berdiskusi pada dokter Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter Halodoc lewat fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan