Alami Sakit Tenggorokan, Kapan Sebaiknya Perlu Periksa ke Dokter?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   14 Juli 2021
Alami Sakit Tenggorokan, Kapan Sebaiknya Perlu Periksa ke Dokter?Alami Sakit Tenggorokan, Kapan Sebaiknya Perlu Periksa ke Dokter?

“Sakit tenggorokan adalah masalah kesehatan yang umum terjadi, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Kebanyakan sakit tenggorokan bersifat ringan dan bisa diatasi mandiri. Namun, pada beberapa kasus, pengobatan medis diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut. Nah, kamu perlu tahu kapan memeriksakan diri ke dokter saat mengalami tenggorokan untuk mencegah bahaya yang ditimbulkan.”

Halodoc, Jakarta - Sakit tenggorokan adalah penyakit yang cukup umum terjadi, sekaligus bisa jadi gejala kondisi lain yang lebih serius. Meski umumnya sakit tenggorokan bisa sembuh dengan cukup istirahat dan perubahan pola hidup lebih sehat, sebaiknya kamu tidak meremehkan gangguan kesehatan ini.

Sebab, bisa jadi sakit tenggorokan yang kamu alami merupakan gejala penyakit serius, dan perlu segera memeriksakan diri ke dokter. Lantas, seperti apa tanda sakit tenggorokan yang perlu diwaspadai? Simak pembahasan berikut ini, ya!

Baca juga: Ini Bedanya Sakit Tenggorokan Biasa dengan Gejala Covid-19

Sekilas tentang Sakit Tenggorokan

Sakit tenggorokan bisa terjadi karena banyak hal. Mulai dari bakteri, hingga faktor mekanis seperti kebiasaan bernapas lewat mulut dan konsumsi makanan penyebab iritasi juga menjadi faktor penyebab sakit tenggorokan. Selain itu, paparan asap rokok, polusi udara, bahan kimia, trauma, benda asing yang tersangkut di tenggorokan, dan sering berteriak juga bisa menjadi faktor risiko.

Gejala yang dialami ketika sakit tenggorokan bisa bervariasi, tergantung penyebabnya. Secara umum, kondisi ini ditandai dengan rasa nyeri, gatal, dan tidak nyaman pada tenggorokan, yang seringkali memburuk saat berbicara atau menelan. 

Untuk membedakan sakit tenggorokan akibat virus atau bakteri memang tidak mudah. Namun, biasanya sakit tenggorokan akibat infeksi bakteri memiliki tanda-tanda dan gejala berupa amandel yang merah bengkak disertai bercak putih (eksudat), demam, dan sakit kepala muncul kemudian. 

Sementara itu, untuk radang tenggorokan akibat virus lebih cenderung terjadi berbarengan atau setelah mengalami pilek, dengan gejala berupa demam, bersin-bersin, hidung berair, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan batuk.

Baca juga: Minum Es dan Makan Gorengan Bisa Bikin Radang Tenggorokan?

Waspada Sakit Tenggorokan yang Seperti Ini

Salah satu bakteri jahat yang dapat mengakibatkan sakit tenggorokan adalah bakteri Streptococcus. Jika tidak diobati, sakit tenggorokan akibat infeksi bakteri tersebut dapat mengakibatkan komplikasi seperti inflamasi ginjal atau demam rematik

Demam rematik dapat menyebabkan nyeri dan bengkak pada persendian, ruam kulit dan kerusakan katup jantung. Sakit tenggorokan akibat infeksi bakteri Streptococcus bisa dialami oleh siapa saja, meski paling sering terjadi pada anak-anak.

Berikut ini gejala sakit tenggorokan yang perlu diwaspadai:

  • Sakit tenggorokan memiliki onset cepat dan berhubungan dengan demam atau nyeri di bagian depan leher.
  • Sakit tenggorokan yang menyebabkan kesulitan menelan (bukan hanya nyeri saat menelan) atau bernapas.
  • Sakit tenggorokan berlangsung selama lebih dari seminggu.
  • Sedang hamil dan gejala sakit tenggorokan terasa parah atau tidak membaik dalam tiga hari.
  • Tidak bisa minum obat, jantung terasa berdebar, pusing terasa seperti melayang, lidah atau bibir membengkak.

Kapan Harus ke Dokter?

Kebanyakan sakit tenggorokan bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu 5-10 hari, dan perawatan rumahan saja sudah cukup untuk mengobatinya. Namun, pada beberapa kasus, perawatan medis diperlukan.

Menurut American Academy of Otolaryngology, Head, and Neck Surgery, pemeriksaan ke dokter diperlukan untuk kasus sakit tenggorokan berikut:

  • Sakit tenggorokan yang parah dan terus menerus yang tidak kunjung sembuh.
  • Mengalami kesulitan bernapas, menelan, atau membuka mulut.
  • Mengalami pembengkakan di wajah atau leher.
  • Demam 38 derajat Celcius atau lebih.
  • Ada darah dalam air liur atau lendir.
  • Ada benjolan di leher.
  • Suara serak yang berlangsung lebih dari 2 minggu.
  • Sakit telinga.
  • Ruam.

Jika kamu mengalami sakit tenggorokan dengan ciri-ciri seperti itu, segera periksakan diri ke dokter. Dengan begitu, dokter bisa membantu menemukan penyebab pasti dari sakit tenggorokan yang dialami, dan melakukan pengobatan yang sesuai dengan kondisi.

Baca juga: Inilah Cara Mengatasi Radang Tenggorokan

Namun, bila sakit tenggorokan yang kamu alami ringan, kamu bisa mengonsumsi obat sakit tenggorokan yang dijual bebas. Beli obatnya lewat aplikasi Halodoc saja. Tidak perlu keluar rumah, tinggal order dan pesananmu akan diantar dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2021. Sore Throat? Find Out if It’s a Cold, Strep Throat, or Tonsillitis. 
Healthline. Diakses pada 2021. Persistent Sore Throat: No Fever, Cough, Causes, STD. 
Medical News Today. Diakses pada 2021. Sore throat: Causes, symptoms, and when to see a doctor. 
Medical News Today. Diakses pada 2021. How to deal with a sore throat.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan