Alami Prostatitis, Ketahui Cara Mendiagnosisnya
"Selain dari gejalanya, prostatitis juga bisa diketahui melalui beberapa pemeriksaan. Cara mendiagnosis penyakit tersebut bisa dengan tes darah, tes urine dan pijat prostat."
Halodoc, Jakarta – Para pria, tahukah kamu bahwa kelenjar prostat memiliki peran penting dalam sistem reproduksi? Bila sampai mengalami masalah atau terkena penyakit, kelenjar ini bisa menimbulkan berbagai dampak pada kesehatan, terutama pada kesuburan kamu. Nah, salah satu gangguan prostat yang perlu para pria waspadai adalah prostatitis.
Gangguan prostat ini tidak hanya bisa menimbulkan rasa nyeri pada Mr. P, tapi juga berpotensi menyebabkan komplikasi berupa kemandulan. Namun, dengan mendiagnosis dan mengobati prostatitis sedini mungkin, risiko terjadinya komplikasi bisa dicegah. Karena itu, yuk ketahui cara mendiagnosis prostatitis di sini.
Apa Itu Prostatitis?
Prostatitis adalah kondisi ketika kelenjar prostat mengalami peradangan atau inflamasi. Kelenjar prostat adalah kelenjar yang berada di bagian bawah kandung kemih yang berfungsi untuk memproduksi cairan mani yang memberi nutrisi pada sperma dan berperan sebagai media transportasi sperma. Berbeda dengan kanker prostat atau pembesaran kelenjar prostat yang cenderung dialami oleh pria lanjut usia, prostatitis umumnya terjadi pada pria yang berusia di bawah 50 tahun.
Ada empat jenis prostatitis yang penting untuk diketahui para pria, yaitu prostatitis bakteri akut, prostatitis bakteri kronis, chronic prostatitis/chronic pelvic pain syndrome (CP/CPPS), dan asymptomatic inflammatory prostatitis. Tiap jenis prostatitis tersebut memiliki penyebab dan gejala yang berbeda-beda, sehingga pengobatannya pun juga berbeda.
Gejala Prostatitis
Gejala prostatitis yang dialami pengidap tergantung pada jenis prostatitis yang diidapnya. Berikut gejala prostatitis berdasarkan jenisnya:
Prostatitis Bakteri Akut
Gejala prostatitis bakteri akut biasanya muncul dengan cepat, antara lain:
- Demam, meriang, nyeri sendi, dan pegal-pegal.
- Merasa nyeri saat berkemih dan aliran urine yang keluar lemah.
- Selalu merasa ingin buang air besar.
- Muncul rasa nyeri di punggung bawah dan di pangkal Mr. P atau di bagian belakang skrotum.
Prostatitis Bakteri Kronis
Pengidap prostatitis bakteri kronis tidak mengalami gejala seperti demam, meriang, dan pegal-pegal. Gejala yang dialami, antara lain:
- Selalu ingin buang air kecil (terutama pada malam hari) atau tidak dapat buang air kecil sama sekali.
- Merasa nyeri saat berkemih dan nyeri pada punggung bawah serta daerah dubur.
- Merasa nyeri setelah ejakulasi dan terdapat darah pada cairan mani.
- Rasa berat di belakang skrotum.
Chronic Prostatitis/Chronic Pelvic Pain Syndrome (CP/CPPS)
Gejala utama dari jenis prostatitis ini adalah rasa nyeri yang bisa dirasakan lebih dari tiga bulan pada salah satu bagian tubuh tertentu, seperti Mr. P (terutama di daerah kepala Mr. P), bagian bawah perut atau punggung, serta skrotum atau di antara skrotum dan dubur. Sedangkan gejala lainnya, seperti gejala pada prostatitis bakteri kronis juga bisa dialami oleh pengidap CP/CPPS.
Asymptomatic Inflammatory Prostatitis
Jenis prostatitis ini seringkali tidak menimbulkan gejala, sehingga biasanya baru ditemukan saat melakukan pemeriksaan kesehatan pada prostat.
Cara Mendiagnosis Prostatitis
Selain dengan menanyakan gejala yang dialami, dokter juga akan bertanya tentang riwayat penyakit pengidap dan melakukan pemeriksaan fisik untuk mendiagnosis jenis prostatitis. Pemeriksaan fisik yang biasanya dilakukan adalah pemeriksaan colok dubur, karena kelenjar prostat bisa dirasakan melalui pemeriksaan colok dubur.
Setelah itu, dokter mungkin akan melanjutkan pemeriksaan dengan metode-metode berikut:
- Tes darah. Tes ini dilakukan untuk mendeteksi adanya tanda infeksi melalui hitung darah lengkap atau kultur kuman dari darah. Kadang-kadang karena prostat meradang, prostate-specific antigen (PSA) yang biasanya dijadikan sebagai pertanda kanker prostat, juga bisa meningkat.
- Tes urine. Dokter juga bisa memeriksa tanda-tanda infeksi melalui sampel urine yang diambil dari pengidap. Deteksi bakteri bisa dilakukan melalui kultur urine, yaitu meletakkan sampel urine pada medium khusus untuk melihat adanya jenis kuman yang tumbuh.
- Prostatic massage. Dikenal juga dengan sebutan pijat prostat, metode ini dilakukan saat pemeriksaan colok dubur dan bertujuan untuk memperoleh cairan sekresi dari prostat sebagai sampel untuk dianalisis. Namun, pemeriksaan ini tidak boleh dilakukan pada pengidap yang dicurigai mengidap prostatitis bakteri akut.
- Pemindaian. Pemindaian, seperti USG atau CT Scan juga bisa dilakukan untuk memperoleh gambaran visual prostat, sehingga memudahkan diagnosis.
Nah, begitulah cara mendiagnosis prostatitis. Bila kamu mengalami gejala yang dicurigai sebagai gejala prostatitis, coba tanya dokter saja dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter untuk minta saran kesehatan melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan