Alami Carpal Tunnel Syndrome, Kapan Harus Ke Dokter Ortopedi?
Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar kondisi bernama carpal tunnel syndrome? Kalau belum, apakah tangan kamu pernah mengalami mati rasa, kesemutan, nyeri, atau lemah? Kondisi tersebut bisa disebabkan oleh carpal tunnel syndrome. Sindrom ini terjadi ketika saraf di dalam pergelangan tangan tertekan atau terhimpit.
Jari jempol, tengah, dan telunjuk adalah bagian yang paling sering terpengaruh. Pada kebanyakan kasus, gejala ini dapat berkembang secara perlahan, dan akan bertambah parah pada malam hari. Pertanyaannya, kapan sebaiknya pengidap carpal tunnel syndrome perlu berobat ke dokter ortopedi?
Baca juga: Alasan CTS Dapat Sebabkan Nyeri Pergelangan Tangan
Dari Mati Rasa Sampai Masalah Menggenggam
Sebelum menjawab pertanyaan di atas, tak ada salahnya untuk berkenalan terlebih dahulu dengan gejala carpal tunnel syndrome. Mulanya, cedera ini terjadi karena tertekannya saraf median yang melewati pergelangan tangan.
Bagi kamu yang berprofesi sebagai pekerja kantoran, biasanya kondisi ini terjadi karena posisi mengetik yang keliru. Contohnya, posisi yang tidak ergonomis di mana tangan bersandar pada bagian bawah pergelangan tangan, sehingga dalam waktu lama akan menekan saluran karpal. Nah, hal ini yang bisa membuat saluran karpal (carpal tunnel) membengkak dan menekan saraf median yang melaluinya.
Lalu, seperti apa gejala carpal tunnel syndrome? Menurut National Health Service - UK dan sumber lainnya, gejala carpal tunnel syndrome bisa berupa:
- Tangan mati rasa.
- Sakit atau nyeri di jari, tangan atau lengan.
- Mati rasa atau kesemutan di ibu jari dan dua atau tiga jari berikutnya dari salah satu atau kedua tangan.
- Masalah dengan gerakan jari halus (koordinasi) di satu atau kedua tangan.
- Sering mengeluhkan rasa tidak nyaman pada lengan atas dan bahu.
- Rasa nyeri semakin intens bila tangan diputar atau digerakkan.
- Kelemahan di satu atau kedua tangan.
- Jempol yang lemah atau kesulitan menggenggam (daya genggang yang lemah, cenderung menjatuhkan sesuatu).
Baca juga: Mitos atau Fakta, Ibu Hamil Rentan Terkena CTS
Kembali ke pertanyaan di atas, kapan sebaiknya pengidap carpal tunnel syndrome perlu menemui dokter atau dokter spesialis ortopedi? Menurut National Institutes of Health (NIH), pengidapnya bila:
- Mengalami gejala carpal tunnel syndrome.
- Gejala tidak merespons pengobatan rutin, seperti istirahat dan obat anti-inflamasi.
- Jika tampaknya ada kehilangan sebagian besar otot di sekitar jari-jari.
- Jari-jari semakin mati rasa.
Nah, bagi dirimu yang mengalami gejala-gejala di atas, segera temui atau tanyakan pada dokter ortopedi untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan?
Awasi Faktor Pemicunya
Sebenarnya, penelitian belum membuktikan bahwa carpal tunnel syndrome disebabkan oleh mengetik di komputer, menggunakan mouse, gerakan berulang saat bekerja, memainkan alat musik, atau berolahraga. Namun, aktivitas tersebut bisa menyebabkan tendinitis atau bursitis di tangan, yang bisa mempersempit carpal tunnel dan menimbulkan gejala.
Carpal tunnel syndrome sering terjadi pada orang berusia 30 sampai 60 tahun. Di samping itu, sindrom ini sering terjadi pada wanita ketimbang pria.
Menurut NIH, terdapat faktor lainnya yang memicu carpal tunnel syndrome, antara lain:
- Penggunaan alkohol.
- Fraktur tulang dan radang sendi pergelangan tangan.
- Kista atau tumor yang tumbuh di pergelangan tangan.
- Infeksi.
- Kegemukan.
- Jika tubuh menyimpan cairan ekstra selama kehamilan atau menopause.
- Arthritis rheumatoid.
- Penyakit yang memiliki simpanan protein abnormal di dalam tubuh (amiloidosis).
Baca juga: Perbedaan Cubital Tunnel Syndrome dan Carpal Tunnel Syndrome
Nah, bagi kamu yang memiliki faktor risiko di atas, cobalah periksakan diri ke rumah sakit pilihan untuk mengetahui potensi mengidap penyakit carpal tunnel syndrome. Sebelumnya, buat janji dengan dokter di aplikasi Halodoc sehingga tidak perlu mengantre sesampainya di rumah sakit.