Air Ketuban Keruh Berbahaya buat Janin?
Halodoc, Jakarta – Bagi wanita hamil, air ketuban adalah hal yang tak lagi asing. Sebab ia merupakan salah satu bagian yang akan dialami oleh para calon ibu selama mengandung. Air ketuban merupakan cairan yang berperan untuk melindungi janin selama ada di dalam kandungan.
Air ketuban akan mengelilingi dan menjadi tempat “bersandar” janin selama berada di dalam rahim. Tak hanya itu, cairan ini pun berperan dalam membantu pertumbuhan bayi sebelum persalinan. Yaitu membantu pertumbuhan tulang, hingga perkembangan organ vital seperti paru-paru. Air ketuban juga berperan untuk melindungi calon bayi dari serangan mendadak atau gerakan secara tiba-tiba dari luar.
Cairan ini menjadi sangat penting karena berisi hormon, sel sistem kekebalan tubuh hingga nutrisi. Karena terdiri dari 99 persen air, umunnya air ketuban memiliki warna yang bening atau sedikit kekuningan. Namun pada beberapa kasus, ibu hamil sering mengalami gangguan yaitu adanya kelainan pada air ketuban. Yang paling sering ditemukan adalah air ketuban berwarna hijau atau kuning keruh. Lantas apa penyebab air ketuban seorang wanita hamil bisa berubah keruh?
- Air ketuban berperan dalam melindungi janin dari infeksi, namun cairan ini juga bisa menjadi tanda infeksi. Air ketuban berubah keruh bisa jadi gejala dari infeksi Chorioamnionitis yang terjadi pada plasenta. Infeksi yang terjadi juga bisa menyebabkan air ketuban pecah dini yang membuat janin harus segera dikeluarkan.
- Usia kehamilan. Hal ini juga bisa menyebabkan air ketuban berubah warna menjadi keruh, saat usia kehamilan melebihi waktu normal yaitu lebih dari 42 minggu. Air ketuban akan berubah keruh karena mekonium (feses) yang dikeluarkan oleh bayi tercampur dengan cairan.
- Air ketuban berubah warna juga bisa menunjukkan adanya kelainan kongenital pada bayi. Beberapa perubahan warna pada air ketuban bisa jadi menandakan ada hal serius yang harus segera ditangani.
Biasanya air ketuban keruh akan terdeteksi sesaat sebelum persalinan. Jika hal ini terjadi, ibu harus segera berbicara pada dokter untuk menghindari hal-hal yang berbahaya. Pasalnya air ketuban yang keruh saat proses melahirkan bisa sangat berbahaya jika tertelan oleh janin.
Air ketuban keruh yang tertelan oleh bayi dapat menyebabkan sindrom aspirasi mekonium (SAM) yang dapat menyebabkan masalah pernapasan, infeksi, hingga kematian. Jika dalam pemeriksaan, dokter menemukan ibu mengalami ai ketuban keruh, biasanya akan dilakukan pemeriksaan secara lanjut untuk menentukan langkah selanjutnya. Maka dari itu, pemeriksaan selama kehamilan adalah hal yang penting untuk dilakukan untuk mencegah hal buruk terjadi.
(Baca juga: Pemeriksaan Penting Pada Kehamilan Trimester Ketiga )
Ketuban pecah dini
Infeksi yang ditandai dengan air ketuban keruh nyatanya bisa lebih berbahaya lagi. Yaitu bisa menyebabkan air ketuban pecah sebelum memasuki waktunya. Jika air ketuban pecah sebelum janin mencapai 37 minggu, maka ibu biasanya harus disarankan untuk melakukan persalinan prematur.
Air ketuban yang pecah biasanya akan diikuti dengan gejala seperti adanya cairan atau rembesan yang keluar dari area kewanitaan. Selain persalinan prematur, air ketuban pecah dini juga bisa meningkatkan risiko bayi yang lahir mengalami infeksi. Jika air ketuban pecah karena adanya infeksi, maka persalinan harus segera dilakukan untuk mencegah infeksi bertambah luas.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan selama kehamilan, adalah dengan menjaga kesehatan ibu maupun calon bayi. Dengan cara rutin mengonsumsi makanan yang kaya akan gizi sehingga kebutuhan janin pun akan terpenuhi. Hindari pula melakukan hal-hal yang dapat memperparah kesehatan selama hamil.
Jika butuh saran dokter, pakai aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter lewat Video/Voice Call dan Chat. Membeli obat dan produk kesehatan serta lab test pun menjadi lebih mudah dengan layanan antar dari Halodoc. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play!