Adakah Komplikasi yang Diakibatkan Laparoskopi?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   18 Oktober 2019
Adakah Komplikasi yang Diakibatkan Laparoskopi? Adakah Komplikasi yang Diakibatkan Laparoskopi?

Halodoc, Jakarta – Pernahkah kamu mendengar tentang laparoskopi? Laparoskopi adalah prosedur bedah diagnostik yang digunakan untuk memeriksa organ di dalam perut. Prosedur invasif ini berisiko rendah karena dokter hanya membutuhkan sayatan kecil. Prosedur ini menggunakan alat yang disebut laparoskop untuk melihat organ perut. Laparoskop berbentuk seperti tabung tipis yang berukuran panjang yang dilengkapi cahaya berintensitas tinggi dan kamera beresolusi tinggi.

Baca Juga: Ini Kondisi yang Memerlukan Bedah Laparoskopi

Setelah dokter membuat sayatan kecil di dinding perut, laparoskop kemudian dimasukkan ke dalamnya. Saat bergerak, kamera mengirim gambar ke monitor video. Laparoskopi memungkinkan dokter untuk melihat bagian dalam tubuh secara real time, tanpa operasi terbuka. Dokter juga dapat memperoleh sampel biopsi selama prosedur ini.

Apakah Laparoskopi Bisa Sebabkan Komplikasi?

Risiko paling umum yang terkait dengan laparoskopi adalah perdarahan, infeksi, dan kerusakan pada organ di perut. Namun, komplikasi ini jarang terjadi. Setelah prosedur, penting untuk memperhatikan tanda-tanda infeksi, yaitu:

  • Demam atau kedinginan;

  • Sakit perut yang menjadi lebih intens dari waktu ke waktu;

  • Kemerahan, pembengkakan, pendarahan, atau drainase di lokasi sayatan;

  • Mual atau muntah terus-menerus;

  • Batuk, pusing, dan sesak napas;

  • Ketidakmampuan untuk buang air kecil.

Apabila kamu mengalami kondisi di atas setelah menjalani laparoskopi, periksakan ke dokter. Sebelum mengunjungi rumah sakit, jangan lupa untuk buat janji dengan dokter terlebih dahulu melalui aplikasi Halodoc.

Baca Juga: Penyakit Ini Bisa Diatasi dengan Metode Laparoskopi

Risiko kecil lain yang disebabkan oleh laparoskopi adalah kerusakan pada organ yang diperiksa. Darah dan cairan lain dapat bocor ke tubuh jika ada organ yang tertusuk. Jika hal ini terjadi, maka kamu perlu menjalani operasi lain untuk memperbaiki kerusakan.

Risiko lainnya adalah komplikasi dari anestesi umum, radang dinding perut, dan pembekuan darah yang menyebar ke panggul, kaki, atau paru-paru. Bagi seseorang yang pernah menjalani operasi perut sebelumnya, risiko pembentukan adhesi antara struktur di perut mungkin cukup tinggi. Melakukan laparoskopi di hadapan adhesi memakan waktu lebih lama dan meningkatkan risiko melukai organ.

Kapan Seseorang Perlu Melakukan Laparoskopi?

Laparoskopi digunakan untuk melakukan diagnosis atau mengobati berbagai permasalahan yang terjadi pada bagian dalam perut atau panggul. Laparoskopi umum digunakan untuk mendiagnosis berbagai kondisi, mengetahui gejala-gejala tertentu, dan dapat dijadikan terapi. Beberapa jenis masalah kesehatan yang bisa dideteksi, yaitu infeksi bakteri pada saluran genital wanita bagian atas, kista ovarium, kehamilan ektopik, endometriosis, radang usus buntu, fibroid, hingga infertilitas pada wanita.

Baca Juga: Yang Perlu Diperhatikan Jika Mengatasi Kista dengan Laparoskopi

Jika kamu mengalami gejala yang tidak biasa pada bagian dalam perut atau panggul, segera periksakan kondisi tubuh kamu ke dokter untuk dilakukan pengecekan dengan cepat dan tepat.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2019. Laparoscopy.
NHS. Diakses pada 2019. Laparoscopy.