Adakah Kaitan Gangguan Jiwa dengan Keinginan Bunuh Diri?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   14 Juli 2020
Adakah Kaitan Gangguan Jiwa dengan Keinginan Bunuh Diri?Adakah Kaitan Gangguan Jiwa dengan Keinginan Bunuh Diri?

Halodoc, Jakarta – Ada beragam faktor yang bisa memicu keinginan bunuh diri muncul, mulai dari masalah ekonomi, sosial, hingga riwayat gangguan mental. Tak dapat dimungkiri, gangguan jiwa atau masalah kesehatan mental nyatanya berkaitan dan bisa meningkatkan keinginan seseorang untuk mengakhiri hidup. 

Sebagian besar kasus bunuh diri seringnya terjadi karena gangguan jiwa seperti stres yang berujung depresi, gangguan bipolar, PTSD, skizofrenia, hingga gangguan kepribadian ambang batas alias borderline personality disorder

Dari semua jenis masalah mental yang ada, depresi disebut sebagai penyebab tersering muncul keinginan bunuh diri. Bahkan, orang dengan depresi berat cenderung nekat dan berakhir dengan melakukan aksi bunuh diri. 

Sayangnya, masih belum diketahui pasti mengapa hal ini bisa saling berhubungan. Selain gangguan jiwa, ada faktor lain yang juga bisa meningkatkan risiko seseorang rentan berpikir untuk bunuh diri. Biar lebih jelas, simak pembahasannya di bawah ini! 

Baca juga: Memutuskan Bunuh Diri, Ini yang Terjadi di Otak Manusia


Faktor Pemicu Bunuh Diri dan Cara Mengenalinya 

Kehadiran orang sekitar sangat penting untuk mencegah seseorang melakukan aksi bunuh diri. Pasalnya, kebanyakan orang yang memutuskan untuk mengakhiri hidup merasa bahwa dirinya tidak memiliki dukungan, stres, tidak mampu menghadapi masalah dalam hidup, mengalami kejadian traumatis, atau bahkan mengalami kecanduan, misalnya pada minuman beralkohol. 

Baca juga: Faktanya, Seperempat Orang Indonesia Pernah Ingin Bunuh Diri

Selain itu, kemungkinan bunuh diri juga meningkat pada orang yang sebelumnya pernah atau memiliki keinginan mengakhiri hidup, gangguan kesehatan yang bersifat kronis, hingga anggota keluarga yang juga melakukan hal ini. Ada beragam tanda yang ditunjukkan saat seseorang mulai kehilangan semangat hidup dan mungkin melakukan bunuh diri, di antaranya: 

  • Membicarakan soal kematian. Hal ini bisa menjadi tanda awal bahwa seseorang mulai memikirkan bunuh diri. Waspadai jika orang di sekitar mulai sering membicarakan tentang kematian, seperti “aku seharusnya tidak melanjutkan hidup ini” atau “dalam waktu dekat aku akan mengakhiri hidupku sendiri”. 
  • Terlihat dan mengutarakan keputusasaan. Sebenarnya hal ini normal dilakukan saat merasa lelah atau tidak puas dengan hidup. Namun, waspada jika seseorang mulai menunjukkan rasa putus asa dan mempertanyakan untuk apa menjalani hidup lagi. 
  • Mood swing alias perubahan suasana hati ekstrim. Hal ini juga bisa meningkatkan risiko seseorang berpikir untuk bunuh diri. 
  • Menyakiti diri sendiri, baik yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar.
  • Membeli dan menyimpan senjata atau alat yang mencurigakan, seperti tali atau obat-obatan yang bisa disalahgunakan. 
  • Menarik diri dari lingkungan sekitar dan selalu merasa sendirian. Semakin lama, hal ini bisa menyebabkan depresi semakin parah dan keinginan bunuh diri menjadi lebih kuat. 
  • Perubahan rutinitas, termasuk pada pola makan dan pola tidur. Orang yang mulai memikirkan untuk bunuh diri biasanya menunjukkan gaya hidup yang semakin tidak beraturan, bahkan terkesan sembrono. 
  • Hilang minat pada banyak hal, termasuk pada hal-hal yang sebelumnya disukai. 

Jika ada orang sekitar yang mengalami tanda seperti itu, jangan diabaikan. Nyatanya, perhatian kecil bisa membantu menghilangkan keinginan bunuh diri dan membuat seseorang yakin untuk kembali menjalani hidup. Kamu bisa menanyakan apa masalah yang tengah dihadapi, minta orang tersebut untuk bercerita, tetapi pastikan untuk tidak menghakimi dan memberi harapan berlebihan pada orang yang tengah mengalami depresi. 

Baca juga: Kepribadian Narsisistik Picu Depresi Hingga Keinginan Bunuh Diri, Kok Bisa?

Atau jika kamu merasa butuh bantuan ahli, coba hubungi psikolog atau psikiater di aplikasi Halodoc. Ajak orang tersebut untuk menyampaikan apa yang sedang dialami melalui Video/Voice Call dan Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play! 

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Suicide and suicidal thoughts.
NCBI. Diakses pada 2020. Suicide Risk and Mental Disorders.
Suicide Awareness Voices of Education. Diakses pada 2020. Mental Illness and Suicide.