9 Penanganan Pertama saat Anak Alami Demam Disertai Kejang
Halodoc, Jakarta - Tahukah ibu jika demam pada sebagian anak bisa diikuti dengan kejang? Kondisi yang seperti ini dikenal dengan istilah kejang demam. Meski terlihat menyeramkan, ibu dianjurkan untuk tetap tenang dan waspada. Ibu perlu mengetahui langkah pertolongan pertama saat Si Kecil mengalami kondisi ini, agar tidak memicu hal-hal yang membahayakan.
Kejang demam merupakan penyebab kejang-kejang pada anak yang paling umum terjadi. Kondisi ini biasanya menyerang anak-anak berusia 3 bulan hingga 5 tahun, dengan kejadian paling umum menyerang anak berusia 1-1,5 tahun. Belum diketahui apa yang menjadi penyebab pasti dari kondisi ini. Namun, kejang demam selalu dikaitkan dengan kenaikan suhu yang cepat dan lambatnya tubuh anak dalam beradaptasi. Berikut langkah mengatasi kejang demam pada anak!
Baca juga: Benarkah Kejang Demam pada Anak Bisa Sebabkan Kelumpuhan?
Begini Cara Mengatasi Kejang Demam pada Anak
Kondisi ini biasanya berlangsung secara singkat, yaitu dalam beberapa detik hingga 5 menit saja. Penyebabnya sendiri biasanya bukanlah penyakit yang berbahaya. Meski tidak berbahaya, kondisi anak saat mengalami kejang memang terlihat menyeramkan dan ditandai dengan mata melotot, tubuh kaku, mengalami guncangan hebat, serta lidah yang tergigit.
Saat anak terlihat dalam kondisi tersebut, otomatis akan membuat orangtua panik dan merasa kebingungan. Oleh karena itu, orangtua dianjurkan untuk tetap tenang, dan melakukan sejumlah langkah berikut ini guna mengatasi kejang demam:
- Letakkan anak di lantai, kemudian singkirkan benda-benda di sekitar yang bisa menghalangi gerakannya atau membahayakan anak.
- Baringkan anak dengan posisi miring guna menghindari anak tersedak air liurnya sendiri.
- Jika anak muntah, bersihkan mulutnya secara perlahan.
- Longgarkan pakaian yang dipakai, terutama di sekitar leher dan kepala.
- Pastikan anak bisa bernapas dengan lancar.
- Jangan mencoba menghentikan gerakan kejang anak secara paksa. Tindakan tersebut justru akan memicu terjadinya patah tulang.
- Jangan masukkan apapun ke dalam mulut, karena berpotensi menutup jalur napasnya.
- Jangan memberikan atau memaksa anak untuk makan dan minum saat kejang berlangsung.
- Catat durasi kejang yang dialami.
Setelah kejang selesai, anak akan berada dalam posisi sadar, dan kehabisan tenaga. Langkah selanjutnya adalah membiarkan anak beristirahat hingga kondisinya pulih kembali. Setelah itu, ibu bisa membawanya ke rumah sakit terdekat.
Baca juga: Bayi Alami Kejang Demam, Segera Lakukan Hal Ini
Meski sebagian besar kasusnya tidak membahayakan, ibu sebaiknya tetap membawa anak ke rumah sakit terdekat untuk diperiksa, dengan mendeskripsikan perilaku anak selama mengalami kejang dan frekuensi terjadinya kejang. Langkah tersebut akan membantu dokter dalam mendiagnosis, apakah penyakit yang dialami termasuk kejang umum atau akibat penyakit yang berbahaya, seperti epilepsi, tumor otak, meningitis, maupun ensefalitis. Berikut gejala kejang pada anak yang perlu diwaspadai:
- Kejang berlangsung lebih dari 5 menit.
- Anak mengalami kejang berulang.
- Anak tidak kunjung sadar setelah kejang.
- Anak mengalami kesulitan bernapas.
- Bibir, lidah, maupun wajah anak tampak membiru. Kondisi tersebut menjadi pertanda kurangnya asupan oksigen.
- Kepala anak terbentur selama kejang.
- Anak terlihat sakit saat kejang.
- Anak mengalami kejang saat berada dalam air.
- Anak menunjukkan gejala lain yang membahayakan.
Baca juga: Waspada Komplikasi yang Disebabkan Kejang Demam
Jika tampak serangkaian gejala berbahaya tersebut, dokter biasanya akan meresepkan obat kejang yang dapat diberikan lewat dubur, terlebih jika anak memiliki riwayat kejang berulang. Jangan lupa untuk memberikan obat sesuai dengan resep dokter, dan ikuti instruksi dalam kemasan.
Referensi:
Baby Center. Diakses pada 2020. Seizure.
Kids Health. Diakses pada 2020. First Aid: Febrile Seizures.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Febrile Seizure.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan