9 Komplikasi Hiperemesis Gravidarum pada Ibu Hamil
Halodoc, Jakarta - Hiperemesis gravidarum adalah sebuah gangguan dalam bentuk mual dan muntah yang paling parah selama kehamilan. Ibu hamil yang mengalami mual dan muntah yang parah tersebut dapat berisiko terhadap dirinya dan janin yang dikandung. Gangguan ini umumnya didiagnosis secara klinis dengan melihat penyebab mual dan muntah tersebut.
Mual dan muntah adalah penyakit dengan kemungkinan tertinggi di antara wanita hamil. Kondisi tersebut dapat terjadi pada 50-90 persen dari semua wanita. Hal ini adalah indikasi paling umum untuk rawat inap selama paruh pertama kehamilan.
Pada kenyataannya, hiperemesis gravidarum hanya terjadi sekitar 0,5-2 persen secara keseluruhan. Namun, jika hal tersebut terjadi, mungkin akan berhubungan dengan morbiditas ibu dan janin.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan tersebut adalah terapi yang memadai dan penambahan berat badan. Cara tersebut dapat mencegah sebagian besar konsekuensi yang dapat terjadi ibu dan janin.
Wanita hamil yang mengidap hiperemesis gravidarum dapat merasakan beban psikososial yang nyata. Selain itu, kondisi ini dapat diperumit oleh ketidakseimbangan elektrolit, defisiensi nutrisi, dan ensefalopati Wernicke.
Baca Juga : 5 Faktor Risiko Ibu Hamil Mengalami Hiperemesis Gravidarum
Penyebab Hiperemesis Gravidarum
Kondisi ini mungkin disebabkan oleh peningkatan kadar hormon serum, seperti HCG (human chorionic gonadotropin) dan estrogen. Mual dan muntah yang ekstrem selama kehamilan mungkin mengindikasikan kehamilan ganda atau wanita itu mengandung lebih dari satu bayi, serta pertumbuhan jaringan abnormal yang bukan kehamilan sejati (mola hidatidosa).
Gejala Hiperemesis Gravidarum
Gangguan yang menyebabkan mual dan muntah yang parah tersebut biasanya terjadi selama trimester pertama kehamilan. Seorang wanita mungkin mengalami hiperemesis gravidarum jika ibu hamil tersebut mengalami muntah, seperti:
-
Lebih dari tiga hingga empat kali sehari.
-
Terlalu sering muntah, sehingga berat menurun lebih dari 4 kilogram.
-
Selalu merasa pusing.
-
Mengalami dehidrasi.
Baca Juga : Hiperemesis Gravidarum Bukan Morning Sickness, Ini Perbedaannya
Faktor Risiko Hiperemesis Gravidarum
Faktor risiko adalah sesuatu yang dapat meningkatkan peluang seseorang terkena penyakit atau kondisi. Faktor risiko tidak selalu berarti orang tersebut dipastikan terkena kondisi tersebut, tetapi kemungkinan terserangnya meningkat. Dalam kasus hiperemesis gravidarum, faktor risiko yang dapat meningkatkannya adalah:
-
Pernah mengalami hiperemesis gravidarum selama kehamilan sebelumnya.
-
Kelebihan berat badan.
-
Memiliki kehamilan ganda.
-
Hamil untuk pertama kali.
-
Mengidap trofoblas, penyakit yang melibatkan pertumbuhan sel-sel abnormal di dalam rahim.
Komplikasi Hiperemesis Gravidarum
Risiko utama bagi wanita untuk mengidap hiperemesis gravidarum adalah dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. Wanita hamil yang mengidap gangguan ini dalam waktu yang lama memiliki risiko lebih besar untuk persalinan prematur dan preeklamsia.
Komplikasi jangka panjang pada bayi dapat terjadi jika kondisinya dibiarkan dan tidak diobati. Selain itu, komplikasi juga dapat terjadi pada ibu hamil yang tidak mendapatkan berat badan yang cukup selama paruh kedua kehamilan, dan jika bayi menjadi kurang gizi. Komplikasi hiperemesis gravidarum yang lebih jarang tetapi parah adalah:
-
Kerongkongan pecah karena muntah.
-
Paru-paru yang kolaps.
-
Penyakit pada hati.
-
Kebutaan.
-
Pembengkakan otak akibat kekurangan gizi.
-
Gagal ginjal.
-
Gumpalan darah.
-
Kejang.
-
Koma hingga kematian.
Maka dari itu, ibu hamil harus selalu memperhatikan asupan setiap harinya agar gizi yang masuk ke dalam tubuh dapat mencukupi janin yang dikandungnya. Selain itu, juga selalu menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik dengan rajin minum air putih.
Baca Juga : Alasan Ibu Harus Tetap Makan Meski Kena Morning Sickness
Itulah beberapa hal yang dapat terjadi jika seseorang mengidap komplikasi yang disebabkan oleh hiperemesis gravidarum. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal gangguan tersebut, dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya yaitu dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu!