9 Dampak KDRT pada Ibu Hamil dan Janin dalam Kandungan
“KDRT selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran, infeksi, kelahiran prematur, dan cedera atau kematian bayi.”
Halodoc, Jakarta – KDRT yang terjadi selama kehamilan tidak hanya membahayakan kesehatan psikologi bumil, melainkan juga kesehatan janin dalam kandungan. KDRT yang terjadi pada bumil bisa memberikan efek jangka panjang pada kesehatan anak di masa depan.
Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh National Health Service UK, KDRT selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran, infeksi, kelahiran prematur, dan cedera atau kematian bayi. Berikut adalah dampak KDRT yang bisa terjadi selama masa kehamilan!
KDRT Selama Kehamilan Sebabkan Kelahiran Prematur atau Keguguran
KDRT selama kehamilan adalah pola penyerangan dan perilaku pemaksaan, termasuk serangan fisik, seksual dan psikologis, serta pemaksaan ekonomi yang dilakukan pasangan atau siapapun kepada ibu hamil. Beberapa bentuk KDRT selama kehamilan yang kerap terjadi adalah:
- Memukul, mendorong
- Mengancam, menakuti
- Dipaksa melakukan hubungan seks
- Menjauhkan bumil dari keluarga, teman, atau mengendalikan finansial bumil
Ini hanya sebagian kecil dari bentuk KDRT yang bisa dialami bumil. Kekerasan semacam ini dapat memberikan dampak signifikan terhadap kesehatan bumil dan janin dalam kandungan.
Bentuk risiko yang bisa terjadi sebagai akibat dari KDRT adalah:
- Mengalami cedera pada rahim.
- Keguguran, lahir mati atau bayi prematur.
- Mendapatkan infeksi vagina yang berbahaya dari hubungan seks paksa atau tanpa kondom dengan seseorang yang memiliki infeksi.
- Peningkatan perdarahan trimester pertama dan kedua.
- Berat anak terlalu kecil saat lahir.
- Mengalami masalah tidur.
- Anak lebih sulit ditenangkan ketimbang bayi lainnya.
- Anak memiliki masalah belajar berjalan, berbicara dan belajar secara normal.
- Anak dan ibu mengalami trauma emosional yang berkepanjangan.
Untuk mendapatkan kehamilan dan bayi yang sehat, bumil semestinya harus bebas dari kekerasan dan ketakutan. Jika bumil mengalami kekerasan dalam rumah tangga, penting untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan dan meminta bantuan. Ada berbagai sumber komunitas yang tersedia yang akan membantu bumil terbebas dari KDRT.
KDRT Bisa Memicu PTSD pada Ibu Setelah Melahirkan
Stres jangka panjang akibat KDRT nyatanya bisa berkembang menjadi PTSD atau post trauma syndrome. Anak yang ibunya mengalami KDRT selama kehamilan tidak hanya berisiko mengalami gangguan pada perkembangan otak, tetapi juga masalah perilaku dan stres serta kecemasan. Bila tidak ditangani, baik ibu dan anak akan stres, depresi, memiliki kecemasan, ikatan yang buruk dengan orang tua, dan keinginan untuk bunuh diri.
Tanpa adanya KDRT, fisik dan mental seorang perempuan sudah mengalami perubahan sebagai akibat dari hormonal dan pengalaman mengandung dan melahirkan. Semestinya masa-masa kehamilan dapat dilewati dengan sebagai pengalaman mengagumkan dengan support dari orang terdekat. Melewati kehamilan dan persalinan bersama dukungan orang terkasih saja, seorang ibu bisa berisiko mengalami PTSD, apa lagi jika mendapatkan kekerasan?
Baca juga: 5 Kondisi yang Membahayakan Janin
Jika saat ini kamu sedang mendampingi orang terdekat melewati masa kehamilannya, alangkah baiknya bila kamu menjadi support system yang baik. Bila kamu saat ini sedang hamil dan ingin bertanya seputar kesehatan bumil, hubungi dokter spesialis kandungan lewat aplikasi Halodoc untuk mendapatkan informasi seputar kehamilan sehat. Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Referensi:
UCSF Health. Diakses pada 2022. Domestic Violence and Pregnancy.
National Health Service. Diakses pada 2022. Domestic abuse in pregnancy.
Future Learn.com. Diakses pada 2022. The Impact of Domestic Violence and Abuse on Pregnancy.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan