8 Tips Aman Piercing Tubuh agar Terhindar dari Komplikasi
“Agar piercing aman dan risiko komplikasi berkurang, kamu perlu tahu tips amannya. Termasuk memilih pendidik yang profesional.”
Halodoc, Jakarta – Piercing atau tindik awalnya dilakukan oleh wanita di kedua telinga agar bisa mengenakan anting untuk mempercantik diri. Namun, kini tindik juga digemari oleh para pria dan tidak hanya dilakukan pada telinga.
Tindik juga bisa dilakukan di bagian tubuh yang lain, seperti alis, hidung, lidah, dan pusar. Namun, piercing sebaiknya tidak dilakukan sembarangan. Perhatikan dulu cara aman piercing berikut agar kamu terhindar dari dampak buruknya, ya.
Tips Aman Piercing Tubuh
Piercing tubuh memiliki banyak risiko. Untuk meminimalkan risikonya, ada beberapa tips aman yang bisa kamu ikuti, yaitu:
- Mengetahui Kondisi Tubuh dan Risiko Infeksi
Kalau kamu saat ini memiliki infeksi atau luka terbuka, sebaiknya tunda dulu melakukan piercing. Risko infeksi setelah ditindik bisa meningkat kalau dilakukan oleh orang yang kurang terlatih, menggunakan peralatan yang tidak bersih, di tempat yang tidak steril, dan jika luka tidak benar-benar sembuh.
- Pertimbangkan Bagian Tubuh
Pikirkan dulu bagian tubuh mana yang mudah untuk ditindik dan berisiko lebih kecil. Pusar masih merupakan bagian yang mudah untuk piercing, tapi lidah dan dinding hidung (septum) merupakan bagian yang berisiko tinggi untuk piercing dan butuh waktu lama untuk penyembuhannya.
- Pilih Penindik Profesional dan Terlatih
Untuk menindik daun telinga, kamu bisa melakukannya di toko-toko perhiasan atau pusat layanan kesehatan. Namun, melakukan piecing pada bagian tubuh lain selain daun telinga, biasanya dilakukan di tempat tato dan tindik.
Nah, pilihlah tempat piercing yang terkenal akan kualitasnya dan terjamin kebersihannya. Penindik yang berkualitas biasanya memiliki pemahaman yang baik tentang fisiologi dan anatomi dari bagian tubuh yang akan ditindik.
Selain itu, penindik juga harus menggunakan alat steril dan terlatih dalam menindik, sehingga kamu terhindar dari pendarahan dan infeksi.
- Menceritakan Riwayat Kesehatan pada Penindik
Penindik profesional juga harus tahu riwayat kesehatan orang yang akan menggunakan jasanya. Kamu juga sebaiknya terbuka menceritakan masalah kesehatan yang kamu miliki seperti alergi, penyakit jantung diabetes, dan asma.
Hal ini bertujuan agar penindik bisa memprediksi risiko kesehatan yang dapat terjadi dan memberi tahu saran terbaik. Untuk membatasi perdarahan, sebaiknya kamu tidak meminum obat pengencer darah seperti aspirin selama seminggu sebelumnya.
- Dapatkan Vaksin Tetanus
Untuk berjaga-jaga, mendapatkan vaksin tetanus sebelum piercing bisa jadi pilihan yang tepat. Kamu disarankan untuk melakukan vaksin tetanus sebelum piercing jika belum pernah divaksin selama 10 tahun ke belakang.
- Pilih Perhiasan yang Tepat
Agar kamu terhindar dari alergi logam, jadi sebaiknya pilihlah jenis perhiasan yang tepat. Pilihlah perhiasan yang terbuat dari emas 14 atau 18 karat, niobium, titanium, atau produk akrilik yang sudah disetujui.
Hindari perhiasan yang terbuat dari logam lainnya selain yang sudah disebutkan, terutama nikel, karena banyak orang yang alergi terhadap logam tersebut.
- Ikuti Petunjuk Perawatan
Tanyakan pada penindik, berapa lama luka biasanya akan sembuh dan bagaimana caranya untuk menjaga kebersihan luka. Tanyakan juga apa yang harus dilakukan untuk meredakan efek samping dari piercing, seperti nyeri atau bengkak. Pastikan untuk melakukan saran-saran dari penindik tersebut.
- Hati-Hati saat Melakukan Aktivitas Harian
Aktivitas sederhana seperti menyisir rambut, memakai kain dan perhiasan dapat melukai area piercing jika kamu tidak melakukannya dengan hati-hati. Hati-hati juga saat melakukan olahraga, agar tidak menyebabkan cedera atau infeksi pada area piercing.
Nah, itulah pembahasan mengenai tips aman piercing agar terhindar dari risiko komplikasi. Jika kamu mengalami infeksi setelah piercing, segera download Halodoc untuk buat janji dengan dokter di rumah sakit, ya.