8 Orang Ini Berpotensi Terkena Gagal Hati
Halodoc, Jakarta – Gagal hati terjadi ketika sebagian besar hati menjadi rusak dan tidak dapat berfungsi lagi. Gagal hati merupakan kondisi yang mengancam jiwa yang menuntut perawatan medis yang mendesak. Umumnya, gagal hati terjadi secara bertahap dan selama bertahun-tahun. Namun, kondisi yang lebih jarang dikenal sebagai gagal hati akut terjadi dengan cepat (hanya dalam 48 jam) dan bisa sulit untuk dideteksi pada awalnya.
Penyebab paling umum dari gagal hati kronis:
-
Hepatitis B
-
Hepatitis C
-
Konsumsi alkohol jangka panjang
-
Sirosis
-
Hemochromatosis (kelainan bawaan yang menyebabkan tubuh menyerap dan menyimpan terlalu banyak zat besi)
-
Malnutrisi
Baca juga: Hati Lebih Berat dari Normal? Waspada Perlemakan Hati
Apa Gejala Kegagalan Hati?
Gejala awal gagal hati sering kali adalah gejala yang disebabkan oleh jumlah atau kondisi tertentu. Karena hal ini, gagal hati mungkin awalnya sulit didiagnosis. Gejala awal meliputi:
-
Mual
-
Kehilangan selera makan
-
Kelelahan
-
Diare
Namun, ketika gagal hati berlanjut, gejalanya menjadi lebih serius dan membutuhkan perawatan segera. Gejala-gejala ini, termasuk:
-
Penyakit kuning
-
Mudah berdarah
-
Perut bengkak
-
Disorientasi atau kebingungan mental (dikenal sebagai ensefalopati hepatik)
-
Kantuk
-
Bahkan koma
Baca juga: Mengenal Perlemakan Hati Non Alkohol
Walaupun tidak secara mutlak, orang-orang tertentu seperti yang diuraikan di bawah ini berpotensi untuk terkena gagal hati:
-
Tidak memiliki pola makan dengan benar
-
Mengonsumsi alkohol secara berlebihan dan sering tanpa sengaja ataupun sengaja minum alkohol dengan Acetaminophen (Tylenol)
-
Tidak memiliki pola makan teratur
-
Tidak menjaga kebersihan, seperti tidak membiasakan untuk mencuci tangan dengan seksama sehabis dari kamar mandi
-
Mendapatkan transfusi darah dari sumber yang tidak higienis
-
Memiliki kebiasaan berbagi perlengkapan mandi, seperti sikat gigi dan pisau cukur
-
Mendapatkan tato dan tindik badan dengan sanitasi buruk
-
Melakukan hubungan intim secara tak bertanggung jawab
Baca juga: 7 Makanan Sehat untuk Pengidap Gangguan Liver
Pentingnya Menjaga Kesehatan Hati
Cara terbaik untuk memerangi penyakit hati adalah menghindari hal-hal yang memicu terjadinya gangguan hati. Selain itu, berikut cara lain untuk terhindar dari penyakit hati:
Pertahankan Berat Badan yang Sehat
Jika kamu mengalami obesitas atau bahkan sedikit kelebihan berat badan, kamu terindikasi memiliki hati berlemak yang dapat menyebabkan penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD), yang merupakan salah satu bentuk penyakit hati yang paling cepat berkembang. Penurunan berat badan dapat memainkan bagian penting dalam membantu mengurangi lemak hati.
Makanlah dengan Diet Seimbang
Hindari makanan berkalori tinggi, lemak jenuh, karbohidrat olahan (seperti, roti putih, nasi putih, pasta biasa) dan gula. Jangan makan kerang mentah atau setengah matang. Untuk diet yang disesuaikan dengan baik, makanlah serat, yang bisa kamu dapatkan dari buah-buahan segar, sayuran, roti gandum, nasi, dan sereal.
Batasi jumlah daging merah, konsumsi susu rendah lemak dan keju dalam jumlah kecil. Kemudian, lemak "baik" yang tidak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda, seperti minyak nabati, kacang-kacangan, biji-bijian, dan ikan. Hidrasi juga penting, jadi minumlah banyak air.
Berolahraga Secara Teratur
Ketika kamu berolahraga secara konsisten dapat mengurangi perlemakan hati.
Hindari Paparan Racun
Racun dapat melukai sel-sel hati. Batasi kontak langsung dengan racun dari produk pembersih dan aerosol, insektisida, bahan kimia, dan adiktif. Saat kamu menggunakan aerosol, pastikan ruangan berventilasi, dan kenakan masker. Kemudian yang tak kalah penting, jangan merokok.
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai hal-hal yang dapat menempatkan seseorang dalam risiko terkena gagal hati, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.