7 Tips untuk Membantu Remaja Memahami Konsep Penerimaan Diri

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   12 Agustus 2022

“Terdapat beberapa tips untuk membantu remaja memahami konsep penerimaan diri. Salah satunya adalah dengan mengajak anak melakukan aktivitas fisik.”

7 Tips untuk Membantu Remaja Memahami Konsep Penerimaan Diri7 Tips untuk Membantu Remaja Memahami Konsep Penerimaan Diri

Halodoc, Jakarta – Memiliki anak dengan usia yang beranjak remaja tentunya bukan hal yang mudah. Sebab, berbagai tantangan baru yang dihadapi anak tentunya perlu menjadi perhatian orang tua agar anak tidak merasa kesulitan. Konsep penerimaan diri juga perlu diketahui oleh para remaja agar mereka mampu menjalani hidupnya dengan lebih bahagia.

Dukungan dari orang tua saat anak menentukan jalan hidupnya menjadi aspek yang cukup penting bagi anak-anak untuk merasa dihargai. Selain itu, kegagalan yang dialami anak sebaiknya diterima oleh orang tua, dan jadikan hal tersebut sebagai pengalaman yang berharga. 

Penting bagi orang tua untuk mendukung pertumbuhan anak di masa remaja secara optimal. Maka dari itu, ketahuilah beberapa tips untuk membantunya memahami konsep penerimaan diri. Penasaran apa saja tipsnya? Simak ulasannya di sini! 

Tips untuk Membantu Remaja Memahami Konsep Penerimaan Diri

Terdapat beberapa tips untuk membantu remaja memahami konsep penerimaan diri, yaitu:

1. Ajak Anak Melakukan Aktivitas Fisik

Ibu dapat memperbanyak aktivitas fisik pada anak, khususnya di sekolah atau di tempat olahraga. Sebab, melakukan aktivitas fisik mampu meningkatkan kepercayaan diri dan harga diri seorang anak.

Konsep penerimaan diri pada remaja juga berkaitan dengan pencitraan diri. Jadi, jangan ragu untuk mengajak anak memperbanyak aktivitas fisik. Tujuannya agar anak bisa menghargai dirinya sendiri dan kesehatan tubuh anak dapat optimal.

2. Ajarkan Anak untuk Melakukan Usaha yang Terbaik

Hindari untuk meminta anak fokus pada hasil yang diraihnya. Tekankan pada anak untuk melakukan usaha terbaik pada apa pun yang sedang ia kerjakan. Fokus pada usaha membuat anak lebih merasa mendapatkan dukungan dari orang tua, dibandingkan harus fokus pada hasilnya.

Anak-anak dapat mengontrol usaha yang mereka lakukan untuk sesuatu yang sedang ia kerjakan, tapi sedangkan hasilnya tidak dapat dikontrol. Namun, dengan melakukan usaha yang terbaik, diharapkan hasilnya pun akan menjadi lebih baik.

3. Dukung Anak untuk Melakukan Hal Baru

Sebaiknya dukung dan dorong anak untuk melakukan berbagai hal dan tantangan yang baru. Hal ini tentunya dapat membantu anak untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Tidak hanya membangun rasa percaya diri, tentunya dengan belajar hal baru kemampuan anak akan bertambah.

Cobalah untuk menawarkan anak melakukan hal baru yang membuat dirinya tertarik. Misalnya seperti belajar ilmu bahasa baru, mencoba olahraga baru, atau bermain alat musik. 

4. Ajarkan Anak untuk Bersikap Tegas

Orang tua perlu mengajarkan cara anak bersikap tegas pada orang lain. Berikan anak pengertian mengenai bersikap tegas dengan tepat, tapi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak seusianya. 

Selain itu, ajarkan anak untuk tidak bersikap ragu dan percaya diri saat berhadapan dengan orang lain. Kondisi ini akan memberikan dampak positif pada kehidupan anak, baik di sekolah maupun di pergaulan.

5. Jadi Contoh untuk Anak

Konsep penerimaan diri akan berjalan dengan baik ketika orang tua menjadi contoh bagi anak-anaknya. Jika orang tua selalu mengeluhkan mengenai fisik maupun apa yang telah dicapai, tentunya anak juga akan mengikuti apa yang dilakukan orang tua.

Percaya diri dan berani bertanggung jawab menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan orang tua sebagai contoh rasa penerimaan diri dengan baik. Tidak ada salahnya menceritakan pengalaman hidup baik yang gagal maupun berhasil pada anak. Tujuannya agar anak membangun rasa kepercayaan diri, dan penerimaan diri yang serupa dengan orang tua.

6. Ajarkan Anak untuk Menerima Kekurangannya

Terkadang anak berpikiran bahwa dirinya perlu menjadi sempurna di segala hal. Nah, orang tua perlu memberikan pemahaman bahwa anak juga perlu menerima kekurangannya. Selain itu, berikan pemahaman bahwa mereka tidak harus menjadi sempurna di segala aspek dalam hidup. 

Jika anak gagal dalam sesuatu, bantu mereka memahami bahwa setiap orang membuat kesalahan. Tidak apa-apa jika mereka tidak berhasil melakukan sesuatu saat pertama kali mencoba. Sebab, mereka dapat meningkatkan kemampuannya dengan latihan.

7. Latih Kemampuan Sosial Anak 

Jika anak merasa cemas dalam situasi sosial, mereka mungkin membutuhkan bimbingan dari orang tua. Karena itu, orang tua dapat melatih kemampuan sosial anak dengan menunjukkan bagaimana sosialisasi dengan orang lain dapat dilakukan. 

Misalnya, menunjukkan minat pada aktivitas tertentu dan bergabung dalam percakapan orang lain. Hal ini diketahui dapat membantu membangun kepercayaan diri seseorang. 

Itulah beberapa tips yang dapat dilakukan orang tua, agar, anak remaja dapat memahami konsep penerimaan diri di usianya. Tentunya, menghargai diri sendiri dapat berdampak positif bagi kesehatan fisik maupun mental seseorang. Jika beberapa cara tersebut tak kunjung membuat anak menerima dirinya, segeralah periksakan anak ke psikolog. 

Nah, melalui aplikasi Halodoc, ibu bisa membuat janji rumah sakit untuk memeriksakan anak. Tentunya tanpa perlu mengantre atau menunggu lama. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!  

Referensi:
Very Well Family. Diakses pada 2022. 8 Essential Strategies for Raising a Confident Teen. 
Psychology Today. Diakses pada 2022. 5 Ways To Help Your Teenager Accept Themselves. 
Kids Health.org. Diakses pada 2022. How Can I Improve My Self-Esteem? 
Raising Children.net. Diakses pada 2022. Confidence in pre-teens and teenagers.