7 Masalah Kesehatan yang Sering Terjadi pada Alat Reproduksi Wanita
“Sama seperti bagian tubuh lainnya, menjaga kesehatan alat reproduksi wanita juga menjadi hal penting yang harus kamu lakukan. Sebab, bagian ini sangat rentan terserang banyak penyakit serius, salah satunya adalah kanker.”
Halodoc, Jakarta – Alat reproduksi wanita memiliki dua bagian, yaitu area luar dan dalam. Bibir mayor, minor, kelenjar bartholin, dan klitoris termasuk dalam kelompok organ reproduksi wanita bagian luar. Sementara itu, vagina, ovarium, saluran tuba, serviks, dan rahim adalah kelompok bagian dalam.
Sama seperti organ dan sistem lain pada tubuh, kamu juga wajib menjaga kesehatan alat reproduksi wanita. Pasalnya, apabila terdapat masalah, organ-organ dalam sistem reproduksi tentu tidak dapat bekerja optimal. Bahkan, kamu juga berisiko mengalami ketidaksuburan.
Masalah Kesehatan yang Sering Terjadi pada Alat Reproduksi Wanita
Ada beberapa jenis masalah kesehatan yang bisa terjadi pada alat reproduksi wanita. Bagian organ yang terinfeksi juga beragam, seperti vagina, vulva, leher rahim atau serviks, hingga bagian rahim itu sendiri. Jenis penyakitnya antara lain:
1. Endometriosis
Pertama adalah endometriosis, masalah kesehatan reproduksi yang menyerang rahim. Kelainan ini menyebabkan munculnya jaringan rahim pada organ tubuh lain, misalnya pada ovarium, rahim bagian belakang, usus, bahkan pada kandung kemih.
Ketika mengalami endometriosis, seorang wanita akan mengalami menstruasi dengan volume darah yang berlebihan atau rasa sakit yang teramat sangat. Rasa sakit bisa menyerang bagian perut, panggul, hingga punggung bagian bawah. Bahkan, penyakit ini juga meningkatkan risiko wanita mengalami mandul.
2. Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) yang menyerang alat reproduksi wanita
Masalah kesehatan alat reproduksi wanita selanjutnya adalah, sindrom ovarium polikistik (PCOS) yang menyerang area kelenjar adrenal atau ovarium. Penyebab munculnya masalah kesehatan ini adalah munculnya kista atau kantung yang berisi cairan pada bagian ovarium.
Ketika mengalami PCOS, seorang wanita akan menunjukkan gejala berupa nyeri panggul, jerawat, kulit menjadi lebih berminyak, hingga pertumbuhan rambut pada perut, dada, wajah, atau jari kaki. Sama halnya dengan endometriosis, PCOS juga meningkatkan risiko wanita mengalami infertilitas.
3. Fibroid
Alat reproduksi wanita juga rentan mengalami fibroid, jenis tumor non-kanker yang paling banyak terjadi pada wanita yang sedang berada pada usia subur. Fibroid sendiri muncul dari otot atau jaringan lain yang berkembang pada bagian dalam atau area sekitar dinding rahim.
Gejala khas dari fibroid termasuk frekuensi buang air kecil yang meningkat, rasa nyeri pada bagian punggung bawah, sakit saat melakukan hubungan intim, hingga mengalami berbagai masalah reproduksi, misalnya keguguran yang terjadi berulang kali, kelahiran prematur, dan kemandulan.
4. Kanker, penyakit yang sering terjadi pada alat reproduksi wanita
CDC menyebutkan, kanker ginekologi pada wanita terbagi menjadi lima jenis. Pertama adalah kanker mulut rahim atau serviks yang bermula dari area leher rahim sisi bawah. Selanjutnya, kanker ovarium yang berawal dari masing-masing ovarium. Ada pula kanker yang menyerang rahim, vagina, dan vulva.
Dari kelima jenis kanker tadi, kanker serviks menjadi jenis yang paling banyak terjadi, bahkan hingga menyumbang angka kematian paling tinggi pada wanita. Cari tahu informasi lengkap seputar kanker berbahaya ini melalui artikel Kanker Serviks, mulai dari gejala, penyebab, hingga penanganannya.
Gejala yang muncul dari setiap jenis kanker ini tentunya tidak sama. Namun, kamu bisa mengenali beberapa gejala umumnya, misalnya nyeri pada area perut dan menjalar hingga ke panggul dan punggung.
5. Sistitis Interstisial
Sistitis interstisial atau IC adalah masalah kesehatan yang terjadi pada kandung kemih. Organ satu ini akan mulai mengalami iritasi atau peradangan dan menyebabkan munculnya jaringan parut atau kandung kemih yang menjadi keras.
Saat mengalami penyakit ini, pengidapnya akan merasakan gejala berupa lebih sering buang air kecil, perut dan panggul yang terasa tidak nyaman, dan muncul rasa sakit.
Apabila rasa sakitnya sudah sangat mengganggu, kamu bisa segera melakukan cek kesehatan ke Dokter Spesialis Kandungan dan Ginekologi yang terdekat.
6. HIV/AIDS
Tak ketinggalan, HIV/AIDS yang turut menjadi masalah kesehatan pada alat reproduksi wanita selanjutnya. HIV adalah virus imunodefisiensi manusia. Virus HIV memengaruhi sel tertentu dari sistem kekebalan tubuh (yang memiliki sebutan sel CD4).
Seiring waktu, HIV dapat menghancurkan begitu banyak sel ini sehingga tubuh tidak dapat lagi melawan infeksi.
Sayangnya, tubuh manusia tidak dapat menghilangkan virus HIV. Ini artinya, sekali seseorang mengidap HIV, mereka akan mengidapnya seumur hidup.
Selain itu, belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit AIDS karena infeksi virus HIV saat ini, tetapi dengan perawatan medis yang tepat, virus dapat dikendalikan.
HIV sendiri adalah virus yang dapat menyebabkan sindrom defisiensi imun yang didapat, atau AIDS yang menjadi tahap akhir dari infeksi HIV. Ketika seseorang mengidap AIDS, ini artinya sistem kekebalan tubuhnya telah mengalami kerusakan yang parah.
Wanita yang terinfeksi HIV biasanya mendapatkannya melalui hubungan seks dengan pria yang terinfeksi atau berbagi jarum suntik dengan orang yang terinfeksi. Selain itu, wanita dari ras atau etnis minoritas lebih berisiko, dan wanita kulit hitam atau Afrika-Amerika adalah kelompok yang paling sering terserang penyakit ini.
7. Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual atau PMS adalah infeksi yang bisa kamu dapatkan dari berhubungan seks dengan seseorang yang memiliki infeksi. Penyebab PMS adalah bakteri, parasit, dan virus.
Sebagian besar infeksi menular seksual memengaruhi pria dan wanita, tetapi dalam banyak kasus masalah kesehatan yang terjadi karena infeksinya bisa lebih parah bagi wanita. Jika seorang wanita hamil mengidap PMS, maka dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi bayinya.
Berbagai masalah kesehatan pada alat reproduksi dan organ kewanitaan bisa berujung pada komplikasi serius dan mengancam nyawa pada wanita, mulai dari risiko tidak bisa memiliki keturunan hingga kehilangan nyawa.
Dengan melakukan pemeriksaan lebih dini, dokter lebih mudah mendapatkan diagnosis dan kamu bisa segera mendapat pengobatan yang tepat. Klik gambar di bawah ini untuk konsultasi dengan ahli di Halodoc.