7 Alasan Anak-Anak Lebih Rentan Terkena Bronkiolitis

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   11 Oktober 2018
7 Alasan Anak-Anak Lebih Rentan Terkena Bronkiolitis7 Alasan Anak-Anak Lebih Rentan Terkena Bronkiolitis

 Halodoc, Jakarta - Bronkiolitis merupakan gangguan pernapasan yang sering mengintai bayi di bawah enam bulan. Faktanya, menurut para ahli hingga usia dua tahun sebenarnya bayi belum sepenuhnya aman dari bahaya bronkiolitis. Hal yang bikin makin resah adalah saat di musim hujan dan suhu udara rendah, sebab kasus ini akan semakin meningkat.

Gangguan pernapasan ini merupakan infeksi pada saluran napas yang menyebabkan terjadinya radang dan penyumbatan di dalam saluran pernapasan kecil di dalam paru-paru (bronkiolus). Dalam banyak kasus, keluhan kesehatan ini disebabkan oleh infeksi virus respiratory syncytial virus (RSV). Virus inilah yang menyebabkan peradangan pada bronkiolus.

Kata ahli, anak yang mengidap bronkiolitis akan terlihat seperti sedang pilek atau gejala batuk ringan dan hidung meler. Namun, gejala itu akan berkembang beberapa hari kemudian. Pada tahap inilah, anak akan lebih sering mengalami batuk kering yang disertai dengan mengi dan demam.

Anak Kecil Lebih Rentan

Selain virus respiratory syncytial virus (RSV), sejumlah virus lain juga bisa menyebabkan penyakit bronkiolitis. Contohnya, virus parainfluenza, influenza, adenovirus, dan rhinovirus. Anak-anak biasanya akan tertular virus tersebut saat berada di dekat pengidap penyakit ini. Misalnya, melalui paparan atau percikan air liur dari batuk atau bersin. Penularan penyakit ini juga bisa melalui barang-barang yang sudah terkontaminasi virus, misalnya mainan.

Nah, saat barang yang sudah terkontaminasi virus dipegang oleh Si Kecil dan mereka menyentuh mulut atau hidung, maka kemungkinan besar akan terjadi penularan. Selain itu, apa sih yang membuat anak kecil lebih rentan terserang penyakit ini? Berikut penjelasan menurut para ahli:

  1. Lahir prematur.

  2. Sering terpapar asap rokok.

  3. Tak mendapatkan ASI, sehingga tidak memiliki sistem imun yang baik. Pasalnya, tubuh tak akan berkembang optimal bila tidak didukung nutrisi ASI.

  4. Berusia kurang dari tiga bulan.

  5. Memiliki penyakit paru-paru atau jantung.

  6. Sering melakukan kontak dengan anak-anak lain.

  7. Tinggal di lingkungan yang padat.

Perhatikan Gejalanya

Semakin cepat penyakit ini terdeteksi, semakin besar pula kemungkinan Si Kecil untuk cepat pulih. Oleh sebab itu, ketika ibu melihat adanya gejala-gejala penyakit bronkiolitis, sebaiknya segeralah meminta bantuan ahli untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Berikut gejala-gejalanya:

  • Nafsu makan anak menurun.

  • Demam disertai batuk dan pilek.

  • Napas anak menjadi lebih cepat.

  • Tampak mengantuk seharian dan kurang bergairah.

  • Dalam 2-3 hari batuk bisa bertambah parah, kadang disertai dengan bunyi seperti “grok grok”.

  • Bayi terlihat sulit bernapas dan kadang napas berbunyi “ngik ngik” (wheezing).

  • Dalam keadaan parah, bibir dan lidah, atau ujung jari tangan dan kakinya akan tampak kebiruan. Kondisi ini menandai adanya gangguan suplai oksigen di dalam aliran darah.

Tips Mencegah Bronkiolitis

Cara paling sederhana untuk mencegah penyakit bronkiolitis adalah dengan menjauhkan Si Kecil dari orang-orang yang menunjukkan gejala penyakit tersebut atau penyakit saluran napas lainnya. Selain itu, cucilah tanganmu dan anak secara teratur agar terhindar dari penularan virus. Tak cuma itu, jangan pula ragu meminta orang lain untuk mencuci tangan mereka, bila hendak menggendong Si Kecil.

Bagaimana bila Si Kecil telah mengidap penyakit ini? Kata ahli, sebaiknya dirimu perlu meliburkan segala aktivitas yang biasa anak lakukan di luar rumah. Tujuannya, untuk menghindari penularan penyakit ini ke orang lain. Rawatlah Si Kecil di rumah sampai sembuh atau mintalah bantuan medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Si Kecil punya keluhan mengenai masalah pernapasan? Enggak perlu panik, ibu bisa bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Baca juga: