6 Tanda yang Dirasakan oleh Pengidap Toxic Shock Syndrome
Halodoc, Jakarta – Toxic shock syndrome adalah sindrom syok racun yang dikeluarkan oleh bakteri. Saat racun dilepaskan ke dalam aliran darah, mereka memulai sistem kekebalan tubuh dengan berlebihan. Inilah yang menyebabkan gejala parah syok toksik.
Toxic shock syndrome jarang terjadi, tetapi bisa mengancam jiwa, jadi penting untuk mengetahui tanda dan gejalanya, sehingga kamu dapat menemukannya dan mengobatinya dengan cepat. Sindrom ini mengeluarkan racun ke dalam aliran darah, sehingga dapat memengaruhi banyak sistem yang berbeda di tubuh sekaligus.
Gejala-gejalanya sangat mirip dengan yang mungkin kamu lihat dari infeksi jenis lain, seperti pembengkakan, demam, kemerahan, dan perasaan tidak sehat secara umum. Gejala biasanya datang dengan cepat, sekitar 2 hari setelah bakteri menginfeksi. Cara sindrom ini memengaruhi tubuh tergantung pada jenis bakteri yang menyebabkan kondisi.
Baca juga: Cacar Air Penyakit Sekali Seumur Hidup, Benarkah?
Secara umum, sindrom ini menyebabkan:
-
Demam
-
Ruam
-
Tekanan darah rendah
-
Masalah atau kegagalan ginjal
-
Masalah atau kegagalan pernapasan
-
Kebingungan
Untuk mengetahui jenis toxic shock syndrome apa yang dimiliki, dan untuk menyingkirkan penyebab infeksi atau penyakit lain, dokter akan memeriksa gejala yang spesifik untuk jenis bakteri tertentu. Bakteri yang paling sering menyebabkan kondisi ini, yakni:
-
Streptokokus
Jenis ini biasanya terjadi setelah kamu mengidap cacar air, infeksi kulit, ataupun jika memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Gejala pertama adalah paling sering rasa sakit yang datang tiba-tiba. Gejala lain termasuk tekanan darah sangat rendah, syok (tidak cukup aliran darah ke sistem di tubuh), masalah pendarahan, memar, ruam merah merata, seperti kulit terbakar pada sebagian besar tubuh, kesulitan bernapas, dan lembaran kulit yang terkelupas.
Baca juga: Perlu Tahu, Gejala yang Ditimbulkan Sindrom Cushing
-
C. sordellii
Infeksi Clostridium sordellii terjadi di dalam rahim. Kamu juga bisa mendapatkannya dari penggunaan obat-obatan terlarang. Gejalanya meliputi mual dan muntah, merasa lemah, gejala mirip flu, rasa sakit saat menyentuh perut, pembengkakan, jumlah sel darah merah dan putih yang tinggi, detak jantung yang cepat. Dan tidak seperti jenis toxic shock syndrome lainnya. sordellii biasanya tidak menyebabkan demam.
Perawatan Toxic Shock Syndrome
Sejatinya, pengidap sindrom ini harus segera dirawat di rumah sakit untuk perawatan intensif yang sesuai. Manajemen penyakit memerlukan penggantian cairan intravena dan elektrolit yang agresif dan tindakan perawatan pendukung lainnya yang sesuai.
Baca juga: Pentingnya Menjaga Keseimbangan pH Miss V
Pemeriksaan Miss V pada wanita untuk mengeluarkan tampon atau alat kontrasepsi vagina untuk mengumpulkan sampel jaringan kecil (kultur) dari Miss V dan leher rahim (leher rahim) diperlukan sebagai pemeriksaan kemungkinan isolasi bakteri.
Pengobatan biasanya meliputi pemberian antibiotik antistaphylococcal yang resisten beta-laktamase, seperti nafcillin atau oxacillin, mungkin dalam kombinasi dengan clindamycin. Pengobatan antibiotik lain yang sesuai mungkin diperlukan dalam beberapa kasus.
Terapi antibiotik semacam itu penting dalam mencegah kekambuhan sindrom ini. Dalam kasus yang sangat parah, pengobatan mungkin termasuk infus preparat terkonsentrasi antibodi tertentu (globulin imun intravena).
Baca juga: Ini Akibatnya Jika Hormon Kortisol Terlalu Tinggi
Wanita yang menggunakan metode kontrasepsi perlu diperingatkan untuk dengan hati-hati mengikuti semua instruksi dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan sebagai upaya meminimalkan risiko dan memastikan penggunaan yang tepat.
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai toxic shock syndrome, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.