6 Risiko Kesehatan yang Mengintai Jika Hamil di Usia 50an
Halodoc, Jakarta - Seiring bertambahnya usia, kesuburan wanita akan semakin menurun. Namun, meski peluang hamil jadi semakin kecil, bukan berarti kehamilan tidak bisa terjadi. Nyatanya, beberapa wanita ada yang hamil di usia 50 atau lebih.
Sebut saja penyanyi Janet Jackson yang hamil di usia 50 pada 2016 lalu, artis senior Brigitte Nielsen yang hamil di usia 54 pada 2018, dan ibunda dari artis cantik, Celine Evangelista, yang baru-baru ini dikabarkan hamil kembar, di usia 50an. Lantas, risiko kesehatan apa saja yang mengintai jika hamil di usia 50an? Yuk, simak pembahasannya!
Baca juga: Hamil di Usia Lanjut, Apakah Berbahaya?
Tantangan dan Risiko Kesehatan saat Hamil di Usia 50
Semakin tua usia saat hamil, semakin besar risiko kesehatan yang mengintai. Menurut American Society for Reproductive Medicine, wanita mengalami sedikit penurunan kesuburan di awal usia 30, dan akan terus menurun secara signifikan antara usia 35 dan 45.
Wanita berusia 30 tahun dengan siklus menstruasi normal, memiliki peluang hamil sebesar 20 persen. Lalu, pada awal usia 40, peluang hamil akan menurun menjadi hanya kurang dari 5 persen. Pada pertengahan usia 40an, kebanyakan wanita sudah tidak bisa hamil dan pada usia 51 tahun, rata-rata wanita sudah mulai memasuki masa menopause.
Meski begitu, kemungkinan wanita untuk hamil di usia 50 tahun atau lebih masih tetap ada. Baik dengan cara alami ataupun rekayasa medis, seperti penanaman sel telur. Sel telur tersebut bisa berasal dari donor ataupun dari sel telur milik sendiri yang dibekukan sebelumnya.
Lantas, apa saja risiko kesehatan yang dapat mengintai jika hamil di usia 50 tahun? Tentunya banyak. Di dunia medis, kehamilan di usia tua disebut dengan kehamilan geriatri.
Secara umum, berikut ini beberapa risiko yang mengintai jika hamil di usia tua:
1.Diabetes Gestasional
Hamil di usia 50 membuat seorang wanita lebih berisiko mengalami diabetes gestasional karena pengaruh hormon kehamilan. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat meningkatkan risiko bayi tumbuh besar dan mempersulit persalinan.
Itulah sebabnya, penting bagi wanita yang hamil di usia 50 untuk mengontrol kadar gula darah. Dengan cara mengonsumsi makanan sehat dan rutin berolahraga ringan.
Baca juga: Hamil di Usia 40-an, Inilah yang Perlu Diperhatikan
2.Hipertensi
Risiko kesehatan lain yang mengintai jika hamil di usia 50 adalah hipertensi, yang juga dapat berujung menjadi preeklampsia. Namun, risiko kondisi ini bisa diminimalisir dengan menerapkan gaya hidup sehat untuk mengontrol tekanan darah, dan rutin melakukan pemeriksaan kehamilan.
3.Kelahiran Prematur dan Berat Badan Bayi Rendah
Hamil di usia 50 lebih berisiko untuk mengalami kelahiran prematur. Risiko ini meningkat jika ibu hamil mengalami kondisi medis lain atau hamil kembar. Jika kelahiran prematur terjadi, risiko bayi lahir dengan berat badan rendah pun meningkat. Bayi yang lahir sebelum waktunya memiliki organ dalam yang belum berkembang sempurna.
4.Persalinan Caesar
Banyaknya risiko komplikasi kehamilan saat hamil di usia 50 tahun membuat seorang wanita lebih berisiko melahirkan dengan metode caesar. Terutama jika sang ibu mengalami plasenta previa, atau kondisi ketika plasenta menghalangi leher rahim.
5.Kelainan Kromosom pada Bayi
Bayi yang lahir dari ibu yang hamil di usia 50 lebih berisiko mengalami kelainan kromosom seperti sindrom Down. Semakin tua usia ibu, risiko kelainan kromosom pada bayi akan semakin besar.
Baca juga: Hamil di Usia Tua Berisiko Keguguran, Ini Alasannya
6.Keguguran atau Bayi Lahir Mati (Stillbirth)
Risiko kedua kondisi ini umumnya disebabkan oleh kondisi medis yang dialami ibu, atau kelainan kromosom pada bayi. Sama seperti sindrom Down, risiko keguguran, dan bayi lahir mati akan meningkat semakin tua usia ibu saat hamil.
Selain berbagai masalah kesehatan tadi, hamil di usia 50 bisa jadi lebih menantang, dibanding hamil di usia yang lebih muda. Ibu yang hamil di usia 50 mungkin lebih rentan mengalami ketidaknyamanan selama kehamilan, seperti:
- Kelelahan.
- Nyeri otot.
- Nyeri sendi.
- Kaki bengkak.
- Mudah marah dan depresi.
Itulah beberapa risiko kesehatan yang dapat mengintai jika hamil di usia 50. Meski banyak risikonya, beberapa ibu yang hamil di usia 50 bisa menjalani kehamilan dengan baik dan melahirkan bayi yang sehat. Hal ini karena kesuburan dan kondisi tubuh setiap wanita berbeda-beda.
Untuk mencegah berbagai risiko kesehatan yang dapat terjadi saat hamil di usia 50, ibu bisa menjalani gaya hidup sehat dan rutin melakukan pemeriksaan kehamilan. Agar mudah, gunakan saja aplikasi Halodoc untuk buat janji dengan dokter kandungan di rumah sakit.
Referensi:
American Society for Reproductive Medicine. Diakses pada 2021. Age and Fertility.
Healthline Parenthood. Diakses pada 2021. Having a Baby at 50: Is 50 the New 40?
WebMD. Diakses pada 2021. Pregnant at 50: What You Need to Know.
Medical News Today. Diakses pada 2021. What Is The Best Age To Have a Baby?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan