6 Penyebab Keguguran Abortus Inkomplit pada Bumil
“Selain disebabkan oleh masalah genetik acak seperti kelainan kromosom, ada beberapa penyebab lain dari abortus inkomplit. Salah satunya adalah penyakit yang dialami ibu selama kehamilan.”
Halodoc, Jakarta – Keguguran merupakan salah satu risiko komplikasi dari kehamilan yang mengintai. Nah, perlu diketahui bahwa ada beberapa jenis keguguran, salah satunya merupakan abortus inkomplit. Singkatnya, keguguran ini merupakan keguguran yang tidak tuntas, atau hanya berhasil sebagian.
Kondisi tersebut terjadi ketika jaringan dari kehamilan masih tertinggal di dalam rahim. Namun, kira-kira apa saja penyebab keguguran abortus inkomplit pada ibu hamil? Yuk, ketahui penjelasannya di sini!
Beberapa Penyebab Keguguran Abortus Inkomplit
Perlu diketahui bahwa sekitar 50 persen keguguran abortus inkomplit disebabkan oleh masalah genetik acak pada bayi yang sedang berkembang. Masalah genetik tersebut merupakan kelainan kromosom pada janin. Kendati demikian, ada juga beberapa penyebab sekaligus faktor risiko lain yang juga dapat memicu abortus inkomplit, antara lain:
1. Penyakit yang dialami ibu selama kehamilan
Salah satu penyebab sekaligus faktor risiko yang dapat memicu abortus inkomplit adalah penyakit yang dialami ibu selama kehamilan. Ada beberapa penyakit yang diketahui dapat memicunya. Contohnya seperti penyakit ginjal, masalah tiroid, lupus, hipertensi, diabetes, trombofilia, hingga sindrom ovarium polikistik.
2. Kelainan pada rahim
Rahim atau uterus yang abnormal terkadang dapat menjadi faktor risiko keguguran. Selain itu, dalam beberapa kasus, kelainan ini juga dapat menjadi penyebab keguguran berulang. Namun, hanya beberapa jenis malformasi rahim yang dapat meningkatkan risiko keguguran dan memerlukan perawatan. Orang lain yang juga memiliki kelainan uterus mungkin tidak akan mengalami masalah dengan kehamilan sama sekali.
3. Paparan teratogen
Penyebab atau faktor risiko selanjutnya dari abortus inkomplit adalah paparan dari teratogen. Perlu diketahui bahwa teratogen merupakan zat atau apapun yang dalam kehamilan dapat menyebabkan perubahan fungsi atau bentuk organ, saat janin berkembang. Ada beberapa contoh teratogen yang perlu diwaspadai selama kehamilan. Contohnya seperti obat-obatan tertentu, alkohol, kafein, hingga radiasi senyawa tertentu.
4. Adanya infeksi
Beberapa jenis infeksi juga diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya abortus inkomplit. Mulai dari infeksi menular seksual (IMS), listeriosis (infeksi yang disebabkan oleh bakteri listeria monocytogenes), hingga infeksi human immunodeficiency virus (HIV). Karena itu, penting untuk memeriksakan kondisi sedari dini saat awal kehamilan, guna memastikan apakah tubuh terinfeksi sesuatu atau tidak.
5. Berat badan ibu yang tidak stabil
Faktor berat badan memang berperan penting selama kehamilan. Nah, baik kekurangan atau kelebihan berat badan saat hamil, diketahui dapat memicu abortus inkomplit. Oleh sebab itu, pastikan untuk senantiasa menjaga berat badan tetap stabil selama kehamilan.
6. Mola hidatidosa
Mola hidatidosa atau yang juga disebut sebagai molar pregnancy (hamil anggur) merupakan komplikasi kehamilan yang jarang terjadi. Kondisi ini ditandai dengan pertumbuhan abnormal trofoblas, sel-sel yang biasanya berkembang menjadi plasenta.
Ada dua jenis hamil anggur, yakni kehamilan mola lengkap dan kehamilan mola parsial. Pada kehamilan mola lengkap, jaringan plasenta menjadi abnormal dan membengkak dan tampak membentuk kista berisi cairan. Sementara itu, pada kehamilan mola parsial, mungkin ada jaringan plasenta yang normal bersama dengan jaringan plasenta yang terbentuk secara tidak normal.
Itulah beberapa penyebab sekaligus faktor risiko abortus inkomplit. Penting untuk mewaspadai kondisi tersebut sedari awal kehamilan. Perlu diketahui bahwa gejala utama abortus inkomplit mirip dengan jenis keguguran lainnya. Mulai dari sakit punggung atau sakit pinggang, sakit perut, kram, hingga gejala awal kehamilan yang menghilang (seperti nyeri payudara).
Jika kamu masih memiliki pertanyaan seputar abortus inkomplit, atau memiliki keluhan kesehatan selama kehamilan, segeralah menghubungi dokter. Nah, melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa tanya dokter tepercaya untuk mendapatkan informasi atau saran medis yang dibutuhkan. Tentunya melalui fitur chat/video call secara langsung pada aplikasinya. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!