6 Makanan yang Sebaiknya Dikonsumsi saat Jalani Diet DEBM
Halodoc, Jakarta - Banyak jenis diet yang diperkenalkan untuk menurunkan berat badan. Salah satu diet yang populer adalah diet DEBM. Klaim diet ini menyatakan bahwa seseorang yang menjalaninya mampu menurunkan berat badan hingga 2 kilogram dalam seminggu saja. Kamu yang menjalani diet tetap bisa mengonsumsi makanan enak tanpa harus berolahraga atau minum obat. Mengapa bisa begitu?
Diet DEBM (Diet Enak Bahagia Menyenangkan) adalah diet yang dipopulerkan oleh Robert Hendrik Liembono. Meskipun ia bukan seorang dokter, ahli gizi, ataupun tenaga medis lainnya, namun tips diet dari temuannya berhasil menurunkan berat badan orang yang menjalaninya.
Baca Juga: 6 Cara Mudah Menurunkan Berat Badan Selain Diet dan Olahraga
Makanan yang Dikonsumsi Saat Diet DEBM
Melansir Tempo, Robert Hendrik Liembono menyatakan bahwa diet ini diciptakan khusus bagi kamu yang hobi makan dan malas berolahraga, tapi ingin menurunkan berat badan. Sehingga pola makan dari diet ini tidak akan membuat sengsara. Inilah beberapa makanan yang dapat dikonsumsi orang yang menjalani diet DEBM:
- Telur.
- Semua jenis ikan, khususnya ikan berlemak tinggi seperti salmon dan tuna.
- Daging sapi dan unggas.
- Susu dan produk turunanya seperti yogurt, keju, krim, dan mentega.
- Sayuran yang tidak mengandung pati tinggi seperti wortel, kembang kol, buncis, brokoli, dan sayuran hijau lainnya.
- Buah-buahan tinggi lemak seperti alpukat.
Perlu diketahui juga, diet ini juga memiliki makanan pantangan. Pantangan terbesar dari diet ini adalah gula, baik itu gula murni ataupun gula dalam bentuk lain seperti madu, kecap, atau yang terkandung dalam buah dan sayur. Umumnya, berikut ini beberapa makanan pantangan untuk diet DEBM:
- Nasi, pasta, sereal, mie, roti, dan makanan bertepung lainnya.
- Pemanis seperti gula, madu, dan sirup maple.
- Minuman bergula atau minuman manis misalnya soda, teh manis, susu coklat, atau jus.
- Sayuran yang mengandung pati tinggi seperti kentang, ubi, labu, dan bit.
- Buah tinggi karbohidrat seperti pisang, pepaya, melon, dan semangka.
Jika dilihat dari metodenya, diet DEBM ini sekilas mirip dengan diet keto. Diet keto memiliki aturan untuk mengonsumsi lemak sebanyak 75 persen, 20 persen protein, dan 5 persen karbohidrat. Sementara untuk menjalani diet DEBM tidak ada kewajiban untuk mengonsumsi banyak lemak, karena yang terpenting adalah asupan protein hewani. Pada prinsipnya, diet DEBM lebih mengurangi asupan karbohidrat dibanding protein dan lemak.
Baca Juga: Cek Kalori Jajanan Favorit yang Super Nagih
Diet DEBM Memiliki Efek Samping
Meskipun diklaim sebagai diet yang dapat menurunkan berat badan, namun sayangnya diet DEBM ini juga memungkinkan terjadinya efek samping. Tubuh kamu menerima lebih sedikit asupan karbohidrat dibanding lemak dan protein. Akibatnya, tubuh secara otomatis akan menimbulkan kondisi seperti:
- Sakit kepala;
- Mual;
- Merasa lemas, lesu, dan tidak bertenaga;
- Sembelit;
- Kembung;
- Kram otot;
- Insomnia;
- Bau mulut.
Perlu diketahui bahwa karbohidrat membantu menjaga jumlah protein atau massa otot dalam tubuh. Saat asupan karbohidrat dibatasi menjadi rendah, maka tubuh mengambil protein sebagai sumber energi. Namun, lama-kelamaan kondisi ini menyebabkan jaringan otot mengecil atau pecah.
Baca Juga: Menu Diet Sehat Bebas Kalori
Kondisi yang lebih parah yaitu, diet ini menyebabkan jumlah bakteri baik dalam usus jadi menurun drastis. Berkurangan bakteri baik yang diperlukan usus dapat memengaruhi produksi asam lemak rantai pendek dan antioksidan di dalam usus. Sedangkan, kedua senyawa ini sangat dibutuhkan untuk menjaga kesehatan usus.
Itulah yang perlu kamu ketahui mengenai diet DEBM. Jika kamu sedang merencanakan untuk menjalani diet tertentu, sebaiknya diskusikan terlebih dulu pada dokter melalui aplikasi Halodoc mengenai diet yang tepat. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang!
Referensi:
Tempo. Diakses pada 2020. Diet Enak Bahagia Menyenangkan Kian Populer, Ini Kata Dokter
Healthline. Diakses pada 2020. Low Carb Diet
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan