6 Jenis Gigitan Serangga yang Harus Diwaspadai
"Gigitan serangga biasanya ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, ada beberapa gigitan serangga yang sebaiknya kamu waspadai karena bisa menularkan penyakit. Nah, supaya kamu lebih waspada, berikut jenis serangga yang perlu kamu hindari karena gigitannya dapat menularkan penyakit."
Halodoc, Jakarta - Rasanya hampir setiap orang pernah mengalami gigitan serangga yang umumnya menimbulkan gejala ringan, seperti bengkak, gatal-gatal, ruam, dan nyeri pada area yang digigit. Meski terdengar sepele, gigitan serangga juga perlu diwaspadai. Terutama jika menimbulkan reaksi parah, seperti demam, mual, muntah, pusing, pingsan, jantung berdebar, bengkak di beberapa bagian wajah, sulit menelan sampai sesak napas.
Di alam, ada banyak sekali jenis serangga yang hidup. Beberapa mungkin hanya akan menggigit atau menyengat jika merasa terancam, dan beberapa jenis lainnya bisa sengaja menggigit untuk memakan darah manusia. Namun, kedua tipe serangga yang dapat menggigit manusia itu dapat menimbulkan kondisi yang ringan hingga berat. Terutama jika saat menggigit, mereka menyebarkan penyakit di saat yang bersamaan.
Jenis Gigitan Serangga yang Perlu Diwaspadai
Nah, berikut ini beberapa jenis gigitan serangga yang perlu diwaspadai:
- Gigitan kutu. Ada cukup banyak jenis kutu yang dapat menjadi perantara penyebaran penyakit, seperti bubonic plague (penyakit pes pada sistem limfatik) dan penyakit Lyme.
- Gigitan lalat. Serangga yang satu ini tentu banyak dijumpai di kehidupan sehari-hari, terutama ketika berada di tempat yang kurang bersih. Namun, beberapa jenis lalat ternyata dapat menggigit manusia, dan menyebarkan penyakit, seperti leishmaniasis, dan penyakit tidur yang disebabkan lalat tsetse.
- Gigitan nyamuk. Umumnya, gigitan nyamuk memang hanya dapat menyebabkan gatal dan bentol. Namun, ada beberapa jenis nyamuk yang dapat menyebarkan penyakit serius, seperti infeksi virus Zika, infeksi virus West-Nile, malaria, demam kuning, dan demam berdarah.
- Gigitan semut api. Semut api merupakan jenis semut yang agresif, terutama jika merasa sarangnya terganggu. Semut jenis ini dapat menyengat beberapa kali, dan menyuntikkan racun yang disebut solenopsin.
- Gigitan (sengatan) lebah. Ketika menyengat manusia, lebah akan meninggalkan sengat yang mengandung racun di kulit. Jika tidak segera dicabut, akan semakin banyak racun yang masuk ke tubuh dan memicu reaksi berat.
- Gigitan (sengatan) tawon. Hampir mirip seperti lebah, sengatan tawon juga mengandung racun. Bedanya, jika lebah umumnya hanya menyengat sekali, sedangkan tawon dapat menyengat beberapa kali dalam satu serangan.
Begini Pertolongan Pertama untuk Gigitan Serangga
Jika gigitan serangga hanya menimbulkan gejala ringan, seperti gatal, rasa panas, dan bengkak kecil, pengobatan dapat dilakukan di rumah dengan cara:
- Basuh area yang digigit dengan air dan sabun.
- Jika ada sengat yang tertinggal di kulit (pada kasus sengatan lebah), cabut sengat secara hati-hati.
- Oleskan kalamin atau baking soda pada area yang digigit beberapa kali sehari, hingga gejala menghilang.
- Kompres dingin area yang digigit dengan es yang dibalut handuk, atau kain yang direndam di air dingin. Hal ini berguna untuk mengurangi nyeri dan bengkak.
Umumnya, gejala ringan akibat gigitan serangga akan berangsur pulih dalam 1–2 hari. Namun pada kasus yang parah, seperti tersengat lebah atau tawon di tenggorokan atau di mulut, segera pergi ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan medis lebih lanjut, dan menghindari kondisi fatal yang mungkin terjadi.
Jika kamu mengalami gigitan serangga, segera hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mengetahui penanganan yang tepat. Jangan tunda untuk hubungi dokter sebelum kondisinya semakin memburuk, download Halodoc sekarang juga!