6 Hal yang Bisa Jadi Penyebab Saraf Kejepit
“Penyebab saraf kejepit antara lain obesitas, olahraga berat, cedera, stres, sampai melakukan gerakan berulang. Saraf kejepit kondisi ringan bisa sembuh dengan sendirinya, tapi bila kondisi sudah parah tak jarang membutuhkan operasi.”
Halodoc, Jakarta – Saraf kejepit adalah kondisi yang sangat tidak mengenakkan. Selain rasa nyeri luar biasa di sekujur punggung, saraf kejepit juga bisa membuat kamu susah bergerak, berdiri, terutama menggerakkan pinggang. Kamu bahkan tidak bisa membungkuk untuk sekadar mengambil barang yang jatuh atau mengikat tali sepatu.
Mengetahui penyebab saraf kejepit dapat membantu kamu terhindar dari situasi yang menyebalkan ini. Pada umumnya, obesitas, benturan, stres akibat gerakan berulang adalah penyebab saraf kejepit. Yuk, cari tahu lebih dalam mengenai saraf kejepit dan penanganannya di sini!
Kenali Penyebab Saraf Kejepit
Saraf terjepit terjadi ketika terlalu banyak tekanan (kompresi) diterapkan pada saraf oleh jaringan di sekitarnya. Ligamen yang membesar dan mengalami degenerasi (misalnya karena penuaan), dapat menyebabkan tekanan tersebut.
Berikut ini adalah beberapa penyebab saraf kejepit yang membuat saraf menekan jaringan saraf sekitarnya, yaitu:
1. Cedera
Cedera mendadak akibat olahraga atau kecelakaan dapat mengakibatkan saraf terjepit. Bisa karena tertimpa barang berat, tubrukan, gerakan mendadak, jatuh dengan posisi yang salah–menyangga berat tubuh tapi jadinya malah melukai saraf.
2. Melakukan gerakan mengulang terus menerus
Gerakan mengangkat, menarik, atau memutar yang canggung dapat menyebabkan saraf kejepit. Bahkan melakukan gerakan berulang seperti mengetik di keyboard dalam waktu lama, dapat menyebabkan tekanan pada pergelangan tangan dan tangan.
3. Rheumatoid atau radang sendi
Jika radang sendi atau rheumatoid menjadi progresif, kerusakan sendi di tulang belakang dapat menyebabkan sumsum tulang belakang, atau akar saraf tulang belakang menjadi terkompresi (terjepit). Gejala kompresi bervariasi tergantung pada bagian tulang belakang yang terpengaruh.
4. Stres
Tahukah kamu kalau stres emosional dapat memiliki efek fisik pada tubuh? Akibatnya, hormon kortisol dilepaskan yang menyebabkan gangguan pada tubuh. Gangguan ini bisa menyebabkan ketidaksejajaran, yang dapat menyebabkan saraf terjepit.
5. Olahraga tertentu
Olahraga tertentu dapat menyebabkan saraf kejepit dan ini pemicunya bisa dari banyak hal. Misalnya, ketika kamu terlalu sering melakukan olahraga hingga membuat tubuh lelah. Nah, ketika daya tahan tubuh sudah mencapai maksimalnya dan terus dipaksakan, maka berisiko menyebabkan cedera saraf kejepit.
Beberapa olahraga yang bisa memicu saraf kejepit antara lain, angkat beban atau yoga. Untuk yoga, kondisi ini bisa terjadi ketika kamu hendak melakukan bending pose tapi kurang melakukan pemanasan.
6. Obesitas
Kelebihan berat badan dapat mengubah lekukan alami tulang belakang, menekan cakram penyerap guncangan di antara tulang belakang. Kondisi ini dapat menyebabkan tekanan pada saraf yang berjalan melalui kanal pusat. Memicu gangguan pada fleksibilitas peregangan otot dan ligamen yang menopang tubuh.
Penanganan Saraf Kejepit
Jika saraf terjepit hanya dalam waktu singkat, biasanya tidak ada kerusakan permanen. Pengurangan tekanan dapat dilakukan dengan cara beristirahat, tetap menggerakkan tubuh melalui gerakan kecil ringan dan nyaman, serta mengompres area yang bermasalah. Biasanya, setelah tekanan berkurang, fungsi saraf kembali normal.
Namun, bila tekanan berlanjut, nyeri kronis dan kerusakan saraf permanen dapat terjadi. Di tahap ini, konsumsi obat pereda sakit atau bahkan operasi dibutuhkan untuk memperbaiki saraf.
Untuk mengetahui obat apa saja yang bisa digunakan untuk mengatasi saraf kejepit, kamu bisa baca artikel ini: “Ini 5 Rekomendasi Obat yang Ampuh untuk Mengatasi Saraf Kejepit“.
Informasi selengkapnya mengenai saraf kejepit bisa didapatkan dengan download aplikasi Halodoc. Lewat Halodoc kamu juga bisa mendapatkan obat dan vitamin tanpa harus keluar rumah ya!