Ini 9 Dampak Berbahaya Pencemaran Udara bagi Kesehatan Tubuh
“Polusi udara dapat memicu dampak buruk bagi kesehatan tubuh. Misalnya, gangguan pernapasan, seperti asma dan penyakit paru-paru, serta meningkatkan risiko kanker dan masalah jantung.”
Halodoc, Jakarta – Belakangan ini kualitas udara terutama di Jakarta semakin memburuk akibat polusi udara. Polusi udara terdiri sendiri terdiri dari dua jenis. Pertama berupa partikel seperti PM1, PM2.5, dan PM10. Kedua berwujud gas, seperti O3, SO2, NOx, dan CO.
Nah, apa pun jenisnya, polusi udara dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Mau tahu apa saja dampaknya pencemaran udara terhadap kesehatan tubuh? Berikut ulasannya!
Dampak Pencemaran Udara pada Kesehatan
Dari semua jenis dan bentuk polusi udara, PM2.5 lah yang perlu mendapat perhatian khusus.PM2.5 berukuran sangat kecil dan tak terlihat oleh mata telanjang. Jika terhirup oleh manusia, maka tubuh akan sulit menyaringnya. Polutan tersebut bahkan bisa masuk ke dalam pembuluh darah.
Meski ukurannya kecil, PM2.5 memberikan dampak kesehatan, terutama bagi kelompok sensitif. Misalnya, pengidap masalah pernapasan, orang lanjut usia, anak-anak, dan ibu hamil.
Nah, berikut beberapa dampak pencemaran udara yang mengintai:
1. Asma
Asma merupakan masalah pernapasan kronis yang ditandai oleh peradangan dan penyempitan saluran udara. Gejalanya berupa kesulitan bernapas, sesak napas, batuk, dan suara mengi saat bernapas.
Dalam studi yang dilakukan Halodoc x Nafas disebutkan, dalam jangka pendek, terdapat peningkatan risiko kunjungan UGD akibat asma seiring dengan peningkatan konsentrasi PM2.5. Pada anak-anak, risiko ini lebih tinggi ketimbang orang dewasa.
Angka risiko (RR) menggambarkan kunjungan UGD asma meningkat, setiap kali konsentrasi PM2.5 naik sebanyak 10 mikrogram per meter kubik (μg/m³).
2. Rhinitis
Rhinitis adalah peradangan atau iritasi pada lapisan dalam hidung. Masalah ini menimbulkan gejala berupa hidung tersumbat, ingus berlebihan, bersin, gatal pada hidung, dan ketidaknyamanan.
Masih menurut studi di atas, peningkatan konsentrasi PM2.5 sebanyak 10 μg/m³, terkait dengan peningkatan sebesar 0,47% jumlah kunjungan dokter untuk rawat jalan alergi rhinitis.
3. Masalah pada kulit
Menurut Kementerian Kesehatan RI, paparan polusi udara dapat menyebabkan kulit gatal dan bersisik. Hal tersebut tak hanya menimbulkan ketidaknyamanan, tetapi bisa berujung pada keadaan kronis.
Polusi udara mengandung partikel-partikel halus, seperti debu, asap, dan polutan lainnya. Partikel tersebut dapat menempel pada kulit dan menyumbat pori-pori, sehingga memicu masalah kulit.
Agar kesehatan kulit selalu terjaga, konsumsilah vitamin yang baik untuk kulit. Salah satunya vitamin C. Baca selengkapnya di artikel ini: “11 Manfaat Vitamin C Bagi Tubuh dan Kulit yang Jarang Diketahui”
4. Kanker paru-paru
Penelitian berjudul Lung cancer and air pollution yang terbit pada Environmental Health Perspectives, mengamati peningkatan 30 hingga 50 persen angka kanker paru-paru terkait dengan paparan partikel yang dapat terhirup.
Polusi udara mengandung zat kimia bersifat karsinogenik, seperti benzena, formaldehida, dan asap rokok. Paparan jangka panjangnya dapat merusak DNA sel-sel paru-paru dan memicu pertumbuhan sel kanker.
Mau tahu bahayanya paparan CO2 berlebih bagi kesehatan tubuh? Baca di artikel ini: “Tak Hanya Banyak Fungsinya, Ini Bahaya CO2 pada Tubuh Manusia“.
5. Penyakit kardiovaskular
Studi berjudul Air pollution exposure and cardiovascular disease yang terbit pada Toxicological Research menemukan, polusi udara sekitar dan partikel dikaitkan dengan dampak buruk terhadap penyakit kardiovaskular.
Studi juga menerangkan, pengaruh PM2.5 dan PM10 terhadap penyakit kardiovaskular belum diteliti dengan baik. Oleh karena itu, masih belum jelas bagaimana ukuran partikel yang dapat dihirup mempengaruhi mortalitas dan morbiditas seseorang.
6. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
Paparan polusi udara dapat membuat pengidap penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) semakin sulit bernapas. Dengan kata lain, pengidap bisa saja mengalami peningkatan keparahan gejala yang bisa berujung pada kematian.
7. Kelahiran prematur
Ibu hamil sebaiknya waspada saat melakukan kegiatan di luar rumah. Menghirup polusi udara dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur. Sebab, polusi menyebabkan peradangan, stres oksidatif, dan gangguan pernapasan. Semuanya berkontribusi meningkatkan risiko kelahiran prematur dan komplikasi kehamilan lainnya.
Sebaiknya, selalu gunakan masker untuk mencegah menghirup polutan dan lakukan pemeriksaan kesehatan kandungan secara rutin untuk menghindari gangguan kehamilan.
8. Pertumbuhan paru-paru tidak maksimal
Anak-anak yang dibesarkan pada lingkungan dengan udara yang kotor berisiko mengalami pertumbuhan paru-paru yang tidak maksimal. Hal ini meningkatkan risiko gangguan pernapasan dan mengurangi fungsi paru-paru saat mereka tumbuh dewasa.
9. Gangguan mata
Polusi udara juga dapat menyebabkan gangguan mata pada orang yang terpapar. Udara yang buruk dapat memicu iritasi, sindrom mata kering, konjungtivitis, hingga glaukoma.
Ketahui dampak lainnya dengan membaca artikel ini: 5 Dampak Pemanasan Global yang Jarang Disadari.
Cara Melindungi Diri dari Pencemaran Udara
Polusi udara dapat mengancam kesehatan siapa saja, terutama orang yang berisiko tinggi. Ada beberapa cara melindungi diri guna menurunkan dampak pencemaran udara. Caranya dengan:
- Menggunakan masker penutup mulut dan hidung untuk membantu menyaring partikel-partikel berbahaya dari udara. Ketahui rekomendasinya di sini: Ini Rekomendasi Masker Medis untuk Menangkal Polusi Udara.
- Hindari aktivitas fisik berat di luar ruangan saat udara buruk.
- Mengurangi penggunaan kendaraan bahan bakar fosil, seperti mobil, dan beralih ke transportasi umum atau bersepeda.
- Pertimbangkan untuk tetap di dalam ruangan saat kualitas udara sedang tidak baik.
- Menanam pohon guna membantu menyaring udara dan meningkatkan kualitas udara di sekitar rumah.
- Membatasi penggunaan produk kimia, seperti cat semprot dan pembersih berbasis aerosol.
- Pastikan mengikuti rencana pengelolaan penyakit dan konsultasi dengan dokter secara teratur jika memiliki risiko atau masalah pernapasan.
Mau tahu cara simpel untuk mengatasi pencemaran udara? Baca selengkapnya di artikel ini: “Ini 5 Cara Sederhana dan Efektif Mengatasi Pencemaran Udara“.
Itulah beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mencegah gangguan pernapasan akibat pencemaran udara. Kamu bisa berdiskusi dengan dokter spesialis jika memiliki gejalanya.
Jika membutuhkan informasi lain seputar kesehatan dan pola hidup sehat lainnya, silakan download Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Halodoc x Nafas. Diakses pada 2023. Udara Buruk Jabodetabek Berpotensi Tingkatkan Kasus Penyakit Pernapasan hingga 34%.