6 Ciri Kucing Peliharaan yang Mengalami Cacingan
“Biasanya kucing peliharaan yang cacingan akan menunjukkan gejala bulu kusam, penampakan cacing di dalam kotoran, perubahan warna gusi, kotoran berwarna gelap lembek, serta tidak ada semangat pada kucing yang biasanya lincah dan ceria.”
Halodoc, Jakarta – Kemungkinan kucing tertular parasit usus adalah hal yang normal. Kamu akan terkejut jika kucingmu tidak pernah cacingan. Pada dasarnya terlepas dari kucing rumahan ataupun kucing liar, sama-sama berisiko mengalami cacingan. Kucing peliharaan bisa terinfeksi cacing saat bersentuhan dengan kutu, telur, atau partikel yang terinfeksi dalam tinja.
Kutu adalah pembawa telur cacing pita dan jika kutu melompat ke kucing peliharaan, sehingga kucing secara tidak sengaja menelan kutu. Jika kucing memakan kutu, besar kemungkinan kucing akan tertular cacing pita. Bagaimana ciri kucing yang mengalami cacingan?
Bulu yang Kusam dan Tidak Ceria
Gejala cacingan pada kucing peliharaan berbeda tergantung jenis infeksi cacing yang dialaminya. Biasanya dokter hewan akan menentukan spesies cacing yang menginfeksi kucing peliharaan sebelum memutuskan jenis perawatan yang tepat seperti apa.
Baca juga: Pertama Kali Memelihara Kucing, Perhatikan 7 Hal Ini
Kucing peliharaan yang terinfeksi cacingan akan menunjukkan gejala sebagai berikut:
1. Penampakan cacing
Kamu mungkin melihat penampakan cacing ataupun telur cacing pada kotoran atau muntahan kucing peliharaan. Cacing atau telur terkadang juga dapat bermigrasi ke anus kucing ataupun tersangkut di bulunya.
2. Bulu yang kusam
Jika kucing terinfeksi parasit, bulunya mungkin tampak kusam, kusut, atau menggumpal karena kekurangan nutrisi atau dehidrasi.
3. Perubahan warna gusi
Gusi kucing yang sehat seharusnya bagus dan berwarna merah muda, tetapi jika tampak pucat atau putih, kucing mungkin mengalami anemia, karena cacingan.
4. Muntah
Muntah adalah kejadian umum pada kucing, tetapi jika terjadi lebih sering dari biasanya, cacingan bisa menjadi penyebabnya.
5. Perubahan feses
Kotoran berwarna gelap dan lembek yang menunjukkan adanya darah, kemungkinan tanda dari infeksi cacing tambang. Cacing di usus juga bisa menyebabkan diare.
6. Nafsu makan meningkat, meskipun berat badan turun
Ini karena cacingan menghilangkan nutrisi penting kucing sehingga kucing memerlukan makan lebih banyak dari biasanya untuk mempertahankan kondisi tubuhnya.
Bahaya Infeksi Cacingan yang Tidak Diobati
Infeksi cacing pada kucing peliharaan yang tidak diobati bisa berbahaya dan berakibat fatal buat kucing. Migrasi larva melalui organ dan jaringan tubuh ke usus dapat mengakibatkan infeksi kulit yang parah, kebutaan, kejang, atau pneumonia, yang tergantung pada jalur migrasi larva.
Kucing juga dapat mengalami kondisi kehilangan darah dan nutrisi penting secara intens yang seharusnya diserap oleh usus. Ini sudah pasti dapat menyebabkan anemia progresif, penurunan berat badan, dehidrasi, dan kematian.
Baca juga: 4 Jenis Kucing Peliharaan yang Menggemaskan
Cacingan pada kucing dapat dicegah dengan cara menerapkan pola hidup bersih, konsumsi obat cacing hati, cacing usus, dan pencegahan parasit lain yang dilakukan secara rutin. Jika kucing peliharaan beraktivitas dalam ruangan, perlu untuk membersihkan kotak pasir setiap hari, serta mengganti kotoran dan menggosok kotak kotoran secara teratur untuk meminimalkan paparan kotoran yang terkontaminasi.
Jika kucing peliharaan beraktivitas di luar ruangan, jangan lupa untuk secara teratur menyendoki kotoran dari halaman, kotak pasir, dan tanaman untuk meminimalkan potensi penyebaran siklus hidup parasit.
Seperti yang disinggung sebelumnya, penanganan infeksi cacing pada kucing tergantung pada jenis cacingnya. Berikut ini beberapa jenis cacing yang biasa menginfeksi kucing peliharaan:
1. Cacing gelang
Ini adalah parasit usus yang paling umum ditemukan pada kucing dan terlihat dengan mata telanjang. Cacing gelang berukuran antara tiga hingga lima inci panjangnya dan terlihat seperti mie spageti.
Cacing gelang mencuri nutrisi dari makanan yang dimakan kucing, kemudian menghasilkan telur, yang dikeluarkan melalui tinja. Kadang-kadang cacing gelang bisa terlihat bergerak di kotoran dan muntahan kucing.
2. Cacing pita
Cacing pita berbentuk pipih dan menyerupai butiran kecil beras atau biji wijen. Kucing dapat tertular cacing pita dengan menelan kutu yang dipenuhi telur cacing pita. Cacing hanya akan menjadi dewasa di dalam usus. Potongan-potongan cacing tersebut kemudian pecah dan dikeluarkan melalui feses.
Baca juga: 6 Gejala dan Cara Mengatasi Kucing yang Mengalami Keracunan
3. Cacing tambang
Kucing dapat tertular cacing tambang baik dengan menelannya secara langsung atau dari larva yang menembus kulitnya. Larva pertama membuat jalan mereka ke paru-paru sebelum menetap di usus saat mereka tumbuh menjadi cacing dewasa. Cacing tambang adalah parasit internal yang paling berbahaya, karena kemungkinan pendarahan usus. Untungnya, parasit jenis ini lebih jarang ditemukan pada kucing dibandingkan jenis cacing lainnya.
4. Cacing hati
Cacing hati adalah parasit yang berpotensi mematikan yang menyerang jantung, pembuluh darah, dan paru-paru. Ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Sayangnya, tidak ada obat untuk cacing jantung pada kucing, jadi pencegahan bulanan adalah satu-satunya bentuk perlindungan.
5. Cacing paru
Cacing paru tertular ketika kucing meminum air yang terkontaminasi atau berburu dan memakan burung atau hewan pengerat yang dipenuhi larva cacing paru. Setelah larva melewati usus kucing, cacing paru melakukan perjalanan ke paru-paru untuk berkembang menjadi cacing dewasa dan bertelur.
Referensi:
PetMD. Diakses pada 2021. How to Get Rid of Worms in Cats
Mypetandi.com. Diakses pada 2021. Symptoms of worms in cats and kittens to be aware of
Small Door Veterinary. Diakses pada 2021. Everything You Need to Know About Worms in Cats
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan