5 Risiko Hamil Tua yang Perlu Diketahui
Halodoc, Jakarta – Jodoh dan juga kehamilan merupakan anugerah, bahkan ketika ibu diizinkan untuk memiliki anak di usia matang. Memang, para pakar kesehatan banyak menyarankan untuk hamil di usia 20-an ataupun awal 30 dengan alasan kesehatan. Menurut Richard J. Paulson, M.D, direktur untuk program kesuburuan dari University of Southern California, Los Angeles mengatakan usia 20-an adalah kondisi prima untuk sel telur seorang wanita sehingga minim terjadi kelainan kromosom ataupun anak akan mengidap down syndrome.
Sebuah penelitian merujuk kalau 10 hingga 20 persen wanita hamil di atas 40-an mengidap hipertensi dan menjalani prosedur Caesar untuk persalinannya. Walaupun secara emosional dan finansial hamil tua memiliki beberapa hal positif, tetap saja ada hal-hal yang menjadi risiko hamil tua yang perlu diketahui. (Baca juga: Inilah 4 Olahraga yang Baik untuk Bumil)
- Risiko Kanker Payudara
Menurut Julia Smith, M.D., Ph.D., dari Lynne Cohen Breast Cancer Preventive Care Program, New York University Cancer Institute mengatakan seiring pertambahan usia, wanita memiliki kecenderungan mengalami peningkatan risiko kanker payudara. Bahkan wanita yang hamil di usia tua lebih mungkin mengembangkan kanker payudara 15 tahun setelah melahirkan. Walaupun hanya kemungkinan, tetap saja kondisi ini menjadi salah satu risiko hamil tua.
- Stres Kehamilan
Wanita yang hamil di usia tua berkemungkinan besar mengalami stres. Ini disebabkan karena kondisi tubuh yang memang sudah menua, tidak lagi 20-an, sehingga lebih rentan terhadap stres. Wanita hamil memang cenderung stres dan itu adalah sesuatu yang wajar selagi stresnya masih bisa dikontrol. Namun, situasi berbeda terjadi pada ibu yang hamil di atas 40-an, reaksi tubuh terhadap stres lebih rentan ketimbang saat masih menginjak 20-an.
- Diabetes Gestasional
Perubahan hormonal pada masa kehamilan membuat kadar gula meningkat dan menyebabkan terjadinya diabetes pada masa kehamilan. Untuk ibu hamil dengan usia yang sudah tua (40 tahun ke atas) memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengidap penyakit ini. Ada kecenderungan juga bayi yang dilahirkan memiliki berat badan sangat besar karena menyimpan kelebihan gula dari aliran darah ibu.
- Masalah Plasenta
Risiko hamil tua lainnya adalah permasalahan pada plasenta yang kemungkinannya bisa mencapai empat kali lipat lebih besar ketimbang wanita hamil di usia 20-an. Risiko ini bisa saja terjadi mengingat seiring bertambahnya usia maka rahim juga mengalami penuaan. Begitu juga dengan penyakit vaskular atau penyempitan pembuluh darah yang memang rentan pada wanita di usia 40 tahun ke atas.
- Kemungkinan Bayi Terlahir Cacat
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Columbia University, hampir 3 persen wanita yang melahirkan di atas 40 tahun memiliki bayi cacat, termasuk cacat jantung. Ini terjadi karena wanita yang hamil di usia 40-an seringnya mengidap penyakit yang tidak terdeteksi pada masa kehamilan serta kualitas telur yang tidak sebaik pada saat menginjak 20-an. Akibatnya, kondisi ini berdampak pada kesehatan janin dalam kandungan yang pada akhirnya menjadikan anak tidak terlahir dengan sehat.
Nah, kalau ibu hamil masih punya pertanyaan seputar risiko hamil tua lainnya bisa ditanyakan lebih lanjut ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk ibu hamil. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor ibu hamil dan pasangan bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan