5 Permasalahan Psikologis yang Kerap Dialami Remaja
“Perubahan emosi, fisik dan lingkungan pada remaja bisa berdampak pada kesehatan psikologisnya. Beberapa masalah yang rentan dialami, yakni ADHD, psikosis dan gangguan makan serta kecemasan.”
Halodoc, Jakarta – Gangguan psikologis remaja terjadi akibat minimnya pengetahuan terkait dengan gejala yang dialami. Melansir dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 1 dari 7 anak berusia 10 hingga 19 tahun mengidap masalah ini.
Masalah psikologis remaja ditandai dengan ledakan emosi dan tidak bisa mengontrol perasaan marah yang menggebu-gebu. Ini bisa berdampak pada penurunan nilai akademis di sekolah dan isolasi diri.
Beberapa jenis masalah psikologis remaja yang rentan dialami, yakni ADHD, psikosis dan gangguan makan, kecemasan dan emosi. Dampaknya, mereka berisiko mengalami masalah perilaku hingga bunuh diri.
Yang Termasuk Masalah Psikologis Remaja
1. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
ADHD merupakan gangguan mental yang menyebabkan mereka kesulitan memusatkan perhatian. Pengidap juga dikenal memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif yak tak bisa dikontrol.
Penyebabnya masih belum diketahui pasti. Namun, ADHD dipengaruhi oleh genetik dan lingkungan. Dampaknya, terjadi penurunan prestasi dan melakukan perilaku kriminal, seperti mengonsumsi beralkohol serta menggunakan narkoba.
2. Gangguan Makan
Masalah psikologis ini lebih sering dialami oleh remaja perempuan ketimbang laki-laki. Alasannya, mereka lebih memedulikan bentuk tubuh ‘ideal’ agar terlihat lebih cantik.
Rasa peduli tersebut justru berujung pada rasa tidak puas dengan bentuk tubuh sendiri. Akibatnya, gangguan makan seperti anoreksia dan bulimia bisa saja dialami. Kondisi ini terjadi karena kurangnya nutrisi yang masuk ke dalam tubuh.
Anoreksia adalah bentuk tubuh sangat kurus. Pengidap juga sangat takut mengalami kenaikan berat badan. Sementara bulimia ditandai dengan memuntahkan kembali makanan yang dimakan.
Akibat kurangnya nutrisi, mereka berisiko mengalami banyak masalah kesehatan. Ini termasuk malnutrisi, gangguan pertumbuhan, dehidrasi dan sembelit serta kerusakan otak dan gangguan fungsi organ.
3. Gangguan Emosi
Masalah psikologis remaja ini ditandai dengan sifat mudah marah, emosi yang meledak-ledak dan rentan merasa frustasi. Gangguan ini juga bisa memicu gejala fisik berupa mual, sakit kepala dan sakit perut.
Gangguan emosi bisa berdampak pada penurunan prestasi akademis di sekolah. Pengidap kondisi ini juga cenderung menghindari aktivitas sosial dengan mengisolasi diri hingga memiliki pikiran bunuh diri.
4. Psikosis
Psikosis merupakan jenis gangguan psikologis yang disebabkan oleh masalah pada cara kerja otak dalam memproses informasi. Akibatnya, pengidap mengalami perubahan dalam berpikir dan berperilaku.
Pengidap akan mengalami halusinasi atau delusi yang berdampak pada penurunan kualitas hidup dan kemampuannya dalam melakukan aktivitas harian. Mereka juga rentan melakukan penyalahgunaan alkohol dan narkoba.
5. Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan yang dialami oleh remaja ditandai dengan munculnya rasa takut dan khawatir berlebihan. Dampaknya, pengidap lebih suka mengurung diri ketimbang melakukan interaksi dengan orang lain.
Masalah psikologis remaja ini memicu penurunan nilai akademis dan minat mengikuti organisasi yang sebelumnya mereka lakukan. Berhadapan langsung dengan banyak orang membuat mereka merasa tak nyaman dan gelisah.
Untuk mengatasi masalah kesehatan mental, remaja juga bisa mendatangi konselor kesehatan mental.
Nah, untuk informasi lebih lengkap mengenai hal konselor psikologi, kamu bisa baca artikel ini: Mengenal Tugas dan Peran Konselor Kesehatan Mental.
Perhatikan Gejalanya
Gejala yang muncul akan tergantung pada usia, jenis masalah psikologis yang dialami dan tingkat keparahan penyakit. Umumnya pengidap akan mengalami beberapa gejala berupa:
- Kehilangan kontrol dalam menekan emosi yang menggebu-gebu.
- Terlihat lebih sensitif dan gampang tersinggung.
- Merasa dirinya selalu salah dan tidak berharga di mata orang lain.
- Menjadi suka memberontak, mengamuk, arogan atau kekanak-kanakan.
- Kesulitan bersosialisasi dan menarik diri dari lingkungan sosial.
- Mengalami masalah dalam proses belajar yang berdampak pada penurunan nilai di sekolah.
- Penurunan kemampuan berpikir, mengingat dan memecahkan masalah.
- Sakit kepala, sakit perut, sakit punggung atau nyeri pada otot.
- Selalu merasa lemas, tak bertenaga dan kehilangan semangat.
Segera lakukan pemeriksaan jika menemukan gejalanya. Sebab, perburukan gejala bisa berdampak pada kesuksesan karirnya di masa depan.
Selain menjaga kesehatan mental, ibu juga perlu merawat kebugaran fisik anak guna mendukung tumbuh kembangnya. Caranya bisa dilakukan dengan memberikan multivitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.
Silakan download Halodoc dan cek kebutuhan multivitamin anak di Toko Kesehatan pada aplikasi tersebut, ya!
Referensi:
WHO. Diakses pada 2022. Adolescent mental health.
Teen Mental Health. Diakses pada 2022. Mental disorders.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan