5 Pemeriksaan Penunjang untuk Deteksi Gangguan Panik
Halodoc, Jakarta - Gangguan panik merupakan salah satu gangguan mental yang ditandai dengan serangan panik secara tiba-tiba, kapan dan di mana pun, serta terjadi secara berulang. Saat panik dialami oleh orang normal, panik merupakan salah satu respons alami tubuh dalam menghadapi stres atau situasi yang mengancam. Namun, pada pengidap gangguan panik, kondisi tersebut dapat terjadi sewaktu-waktu dan secara spontan. Berikut pemeriksaan guna mendiagnosis gangguan panik!
Baca juga: Adakah Penyebab Orang Alami Serangan Panik?
Diagnosis Gangguan Panik dengan Langkah Ini
Diagnosis gangguan panik dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti adanya kondisi ini pada seseorang. Terdapat beberapa poin penting untuk mendiagnosis gangguan panik.
- Gangguan panik cukup sering terjadi.
- Gangguan panik bukan disebabkan efek pemakaian obat-obatan ataupun penyakit.
- Gangguan panik tidak berhubungan dengan gangguan mental lainnya, seperti gangguan kecemasan, gangguan stres pascatrauma, hingga gangguan obsesif kompulsif.
Sebagai langkah awal mendiagnosis gangguan panik, dokter biasanya akan memastikan apakah pengidap mengalami gangguan hormon tiroid atau penyakit jantung dari sejumlah gejala yang timbul saat gangguan panik terjadi. Kemudian, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan berupa:
- Melakukan pengisian kuesioner mengenai riwayat penyalahgunaan minuman beralkohol atau zat-zat adiktif lainnya.
- Melakukan evaluasi status mental mengenai gejala yang sedang dialami, seperti kecemasan, ketakutan, stres, masalah pribadi, serta riwayat kesehatan.
- Melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
- Melakukan tes darah guna memeriksa fungsi tiroid.
- Melakukan pemeriksaan rekam jantung (elektrokardiografi).
Untuk lebih jelas mengenai prosedur pemeriksaan penunjang untuk deteksi gangguan panik, kamu bisa bertanya langsung dengan dokter di aplikasi Halodoc, ya! Tanyakan dengan jelas apa yang harus dilakukan sebelum, selama, dan setelah prosedur berlangsung. Tanyakan pula apa saja efek samping yang bisa saja terjadi setelah prosedur dilakukan.
Baca juga: Ini Alasan Gangguan Panik Bisa Picu Alkoholik
Tanda saat Seseorang Mengalami Gejala Gangguan Panik
Rasa takut yang dialami para pengidap serangan panik adalah rasa takut yang sangat mencekam dan menakutkan, serta bisa terjadi kapan dan di mana pun. Dalam satu kali serangan panik, gejala-gejala berikut ini dapat bertahan selama 10-20 menit. Berikut gejala yang dirasakan:
- Takut kehilangan kontrol akan diri sendiri.
- Takut akan kematian.
- Sensasi sesak napas.
- Sensasi mati rasa.
- Sensasi kesemutan pada jari atau bagian tubuh lain.
- Keringat dingin.
- Jantung berdetak lebih cepat atau lambat.
- Gemetar sekujur tubuh.
- Mual.
- Mengalami gangguan pada perut.
- Rasa tidak nyaman pada dada.
- Tubuh terasa panas atau bahkan menggigil.
- Pusing.
- Kepala terasa ringan.
- Kehilangan kesadaran atau pingsan.
Pada orang normal, serangan panik dapat berlangsung selama 10-20 menit. Namun bagi pengidap kondisi ini, gejala yang telah disebutkan tersebut dapat berlangsung selama satu jam. Terkadang pengidapnya mengira dirinya tengah mengalami serangan jantung atau stroke.
Baca juga: Gangguan Panik dan Serangan Panik, Apa Bedanya?
Lakukan Hal-Hal Ini untuk Mencegah Gangguan Panik
Belum ada cara yang signifikan untuk mencegah terjadinya gangguan panik. Meski demikian, beberapa tindakan berikut bisa dilakukan untuk mengurangi gejala-gejala yang muncul. Beberapa tindakan tersebut di antaranya:
- Hindari makanan atau minuman manis.
- Hindari makanan atau minuman yang mengandung kafein.
- Hindari minuman beralkohol.
- Hindari rokok dan tidak menyalahgunakan NAPZA.
- Melakukan aktivitas yang menyehatkan, seperti berolahraga.
- Mencukupi kebutuhan waktu tidur dan istirahat.
- Kelola stres dengan baik dengan teknik relaksasi pernapasan dalam dan panjang, melakukan yoga, atau melakukan hal-hal yang disukai.
Jika diperlukan, kamu juga bisa ikut bergabung dengan komunitas yang juga memiliki latar belakang permasalahan yang sama. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan dukungan lebih, menciptakan kesadaran, pemahaman, serta membiasakan diri untuk mengatasi gejala gangguan panik yang muncul.