5 Hal Diperhatikan sebelum Menjalani Terapi Morfin
“Morfin merupakan obat penghilang rasa sakit. Obat ini biasanya digunakan setelah operasi atau cedera serius. Sebelum menjalani terapi morfin, beritahu dokter mengenai obat yang sedang dikonsumsi, kondisi tertentu yang pernah atau sedang dialami, bahkan jika sedang menyusui.”
Halodoc, Jakarta – Morfin adalah obat penghilang rasa sakit yang bekerja sangat kuat. Terapi ini digunakan untuk mengobati rasa sakit yang parah, misalnya setelah operasi atau cedera serius. Bisa juga untuk mengobati rasa sakit akibat kanker atau serangan jantung.
Perlu diketahui, terapi morfin hanya bisa dilakukan dengan resep dokter. Obat ini berupa tablet, kapsul, butiran yang dapat dilarutkan dalam air, cairan yang diminum, dan suntikan atau supositoria yang dimasukkan lewat anus. Namun, suntikan morfin biasanya hanya dilakukan rumah sakit.
Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Menjalani Terapi Morphin
Morfin bekerja dengan menghalangi sinyal rasa sakit sepanjang perjalannya dari saraf ke otak. Terapi morfin dapat menimbulkan efek samping, berupa sembelit, kesakitan, dan mengantuk. Bahkan, ada kemungkinan seseorang jadi kecanduan morfin. Namun, hal tersebut jarang terjadi jika pasien meminumnya untuk menghilangkan rasa sakit dan dokter meninjau perawatan secara teratur.
Meskipun begitu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menjadi terapi morphin. Pastikan beberapa hal ini diberitahukan pada dokter:
- Beritahu Jika Ada Alergi
Beritahu dokter dan apoteker jika kamu memiliki alergi terhadap morfin, obat lain, atau bahan tidak aktif apapun dalam jenis produk morfin yang akan dikonsumsi.
- Beritahu Obat dan Suplemen yang Sedang Digunakan
Beritahu dokter mengenai obat resep dan nonresep, vitamin, suplemen nutrisi, dan produk herbal yang sedang kamu konsumsi atau rencanakan. Pastikan untuk menyebutkan obat-obatan yang tercantum di bagian “Peringatan Penting” dan salah satu dari berikut ini:
- Antihistamin;
- Buprenorfin;
- Butorfanol;
- Siklobenzaprin;
- Dekstrometorfan;
- Diuretik;
- Litiumi.
Selain itu, beritahu juga dokter jika kamu menggunakan inhibitor monoamine oxidase (MAO). Banyak obat lainnya yang juga dapat berinteraksi dengan morfin. Jadi, pastikan untuk memberi tahu dokter tentang semua obat yang kamu pakai, bahkan yang tidak tercantum dalam daftar di atas. Dokter mungkin perlu mengubah dosis atau memantau lebih hati-hati mengenai efek sampingnya.
- Beritahu Dokter Jika Memiliki Kondisi Tertentu.
Jika kamu pernah mengalami masalah ileus paralitik (kondisi di mana makanan yang dicerna tidak bergerak melalui usus), beritahu dokter. Selain itu, beritahu dokter jika memiliki salah satu atau beberapa kondisi berikut ini:
- Penyumbatan usus atau perut;
- Kejang;
- Kesulitan menelan;
- Hipertrofi prostat;
- Masalah kencing;
- Tekanan darah rendah;
- Penyakit addison;
- Penyakit hati;
- Penyakit ginjal;
- Pankreas;
- Tiroid;
- Kandung empedu bermasalah.
- Beritahu Dokter Jika Sedang Menyusui
Perlu diketahui, morfin dapat menurunkan kesuburan pada pria dan wanita. Kemungkinan juga morfin dapat mempengaruhi produksi ASI dan bayi yang disusui.
- Waspadai Efek Sampingnya
Seperti obat-obatan lainnya, morfin dapat menyebabkan efek samping pada beberapa orang. Beberapa orang tidak mengalami efek samping, tetapi ada juga yang hanya mengalami sedikit efek samping. Hanya saja, semakin tinggi dosis morfin, semakin besar kemungkinan seseorang mengalami efek samping.
Efek samping yang umum terjadi, yaitu:
- Sembelit;
- Mual atau muntah;
- Mengantuk atau lelah;
- Pusing dan sensasi berputar (vertigo);
- Kebingungan;
- Sakit kepala;
- Gatal atau ruam.
Efek samping yang serius terjadi pada kurang lebih 1 dari 100 orang. Segera hubungi dokter jika kamu mengalami:
- Kesulitan bernapas atau pernapasan pendek yang dangkal.
- Kekakuan otot.
- Merasa pusing, lelah dan memiliki energi rendah.
- Kejang.
Itulah beberapa hal yang perlu diketahui sebelum menjalani terapi morfin. Jika kamu mengalami efek samping dari terapi morfin, segera hubungi dokter di aplikasi Halodoc untuk mendapat saran penanganan. Yuk, segera download aplikasi Halodoc sekarang juga!
Referensi:
NCBI. Diakses pada 2021. Intravenous morphine and topical tetracaine for treatment of pain in [corrected] neonates undergoing central line placement
Medline Plus. Diakses pada 2021. Morphine
NHS. Diakses pada 2021. Morphine
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan