5 Faktor yang Tingkatkan Seseorang Alami Balanitis
Halodoc, Jakarta - Apakah kamu atau pasanganmu memiliki penis yang tidak disunat? Ada baiknya untuk mempertimbangkan sunat demi kesehatan area seksual. Pasalnya, saat kita abai akan kebersihan penis, kulit penis bisa saja mengalami peradangan yang biasa dikenal dengan penyakit balanitis. Tidak hanya menyebabkan nyeri saat berkemih, kondisi ini juga bisa bikin aroma tidak sedap yang membuat percaya diri menurun.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya balanitis antara lain infeksi jamur, infeksi bakteri, penyakit menular, iritasi kulit, dan kelainan kulit lainnya. Jika kondisi ini terjadi, maka sangat disarankan untuk menemui dokter guna mendapatkan perawatan. Perawatan ini juga dimaksudkan untuk mencegah komplikasi balanitis yang tidak nyaman.
Baca Juga: Benarkah Mr P yang Tidak Disunat Bisa Alami Balanitis?
Faktor Apa Saja yang Meningkatkan Seseorang Mengalami Balanitis?
Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena balanitis, yaitu:
-
Diabetes melitus;
-
Penggunaan antibiotik oral;
-
Kebersihan yang buruk pada laki-laki yang tidak dikhitan;
-
Daya tahan tubuh yang rendah;
-
Iritasi akibat fisik atau kimia pada kepala penis.
Jika kamu memiliki faktor risiko di atas, maka kamu harus mewaspadai penyakit balanitis. Segera tanyakan dengan dokter tentang kondisi tersebut. Kini kamu juga bisa dengan mudah menghubungi dokter di Halodoc untuk mendapatkan solusi akan masalah kesehatan yang kamu miliki.
Baca Juga: Mr. P Terasa Sakit, Mungkin Saja Terkena 7 Penyakit Ini
Adakah Komplikasi yang Bisa Terjadi Akibat Balanitis?
Seseorang yang mengalami balanitis dan terlambat mendapatkan penanganan ditakutkan mengalami beberapa komplikasi. Infeksi akibat bakteri atau penyakit menular seksual ini menyebabkan pengidapnya mengalami komplikasi balanitis seperti nyeri sendi, ruam yang menyebar pada bagian kulit yang lain, pembengkakan kelenjar, demam, mual, dan letih.
Nah, gejala balanitis yang harus diwaspadai antara lain:
-
Kemerahan pada kepala penis berupa bercak merah hingga memerah seluruhnya;
-
Lepuh (ulcer) pada penis;
-
Iritasi;
-
Terasa keras, kering, atau kaku;
-
Kepala penis membengkak;
-
Nyeri;
-
Terkadang keluar cairan kental dari bawah preputium yang menimbulkan bau tak sedap akibat infeksi bakteri anaerob atau Streptococcus sp;
-
Rasa tidak nyaman saat buang air kecil;
-
Sulit untuk menarik preputium (fimosis);
-
Pada beberapa kasus menyebabkan impotensi;
-
Menimbulkan limfadenopati;
-
Sulit untuk memasang kateter Foley;
-
Sensasi gatal.
Bagaimana Langkah Sederhana untuk Meringankan Gejala Balanitis?
Beberapa langkah sederhana untuk mengatasi gejala balanitis, antara lain:
-
Menghindari penggunaan sabun pada alat kelamin ketika terjadi inflamasi.
-
Menggunakan krim pelembap (moisturizer) sebagai pengganti sabun untuk membersihkan alat kelamin.
-
Menggunakan air hangat untuk membersihkan alat kelamin, lalu dikeringkan secara perlahan.
-
Mandi dengan menggunakan air asin.
-
Selain itu, saat menjalani pengobatan balanitis, sebaiknya hindari aktivitas seksual karena dikhawatirkan menimbulkan rasa sakit pada penis atau menularkan infeksi kepada pasangan.
Baca Juga: Waspada Smegma yang Dapat Menumpuk di Kelamin
Bagaimana Cara Mencegah Balanitis?
Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah balanitis, antara lain:
-
Membersihkan penis secara rutin setiap hari menggunakan sabun. Untuk orang yang belum dikhitan, pastikan untuk membersihkan kepala penis dan dibilas menggunakan air. Setelah dibersihkan, keringkan kepala dan badan penis sebelum menggunakan celana dalam.
-
Jika gejala balanitis berkaitan dengan penggunaan kondom, gunakan kondom khusus yang dibuat untuk kulit sensitif.
-
Jika bekerja menggunakan senyawa kimia berbahaya, pastikan mencuci tangan terlebih dulu sebelum buang air kecil.
-
Menggunakan kondom pada saat melakukan aktivitas seksual dengan pasangan baru.
-
Mengontrol kondisi diabetes dan penyakit kronis lain yang mungkin berdampak pada balanitis.
-
Mengurangi berat badan jika mengalami obesitas.