5 Faktor Penyebab Barrett's Esophagus yang Perlu Dipahami
“Barrett’s esophagus adalah gangguan pencernaan yang terjadi ketika kerongkongan rusak karena refluks asam. Penyakit ini bisa disebabkan oleh penyakit GERD dan didorong oleh faktor seperti umur dan genetik.”
Halodoc, Jakarta – Dalam tubuh manusia, terdapat lapisan pipih berwarna merah muda pada saluran menelan yang menghubungkan mulut dengan lambung. Ini adalah esofagus atau kerongkongan. Esofagus berisiko mengalami masalah kesehatan, salah satunya adalah Barrett’s esophagus.
Barrett’s esophagus adalah gangguan yang merugikan pada saluran pencernaan. Kondisi ini terjadi ketika esofagus atau kerongkongan menjadi rusak oleh refluks asam, yang menyebabkan lapisan tersebut menebal dan menjadi merah. Jika terjadi pada seseorang dan tidak teratasi dengan baik, ada risiko penyakit ini memicu kanker.
Agar bisa mewaspadai penyakit ini sebelum terjadi, penting untuk mengetahui apa penyebab dan faktor risikonya. Simak informasi lebih lanjutnya di bawah ini!
Penyebab dan Faktor Risiko Barrett’s Esophagus
Hingga saat ini, penyebab pasti kondisi ini belum ahli ketahui. Namun, faktor yang bisa meningkatkan risiko Barrett’s esophagus meliputi:
1. Riwayat penyakit dapat menjadi penyebab Barrett’s esophagus
Ada indikasi bahwa faktor genetik juga memainkan peran dalam perkembangan Barrett’s Esophagus. Jika ada anggota keluarga dekat yang menderita kondisi ini, risiko kamu juga mengalami penyakit yang sama dapat meningkat.
Hipotesis para ahli terhadap hal ini yang terjadi adalah genetik berperan dalam pembentukan anatomi tubuh sehingga menyebabkan kerentanan pada penyakit tertentu.
2. Umur
Meskipun kondisi ini dapat mempengaruhi individu pada usia berapa pun, Barrett’s esophagus lebih umum terjadi pada orang dewasa dan lansia berusia di atas 50 tahun.
Faktor yang mungkin berkontribusi pada hal ini adalah paparan asam lambung yang lebih lama selama hidup atau kerusakan jaringan tubuh secara alami seiring bertambahnya usia.
3. Obesitas dapat menjadi penyebab Barrett’s esophagus
Obesitas juga menjadi faktor penyebab Barrett’s esophagus. Penelitian menunjukkan bahwa obesitas bisa meningkatkan risiko GERD karena adanya lebih banyaknya tekanan pada perut yang mendorong asam lambung naik ke kerongkongan.
Tidak hanya itu, obesitas juga berhubungan dengan terjadinya inflamasi kronik karena peningkatan asam lemak. Inflamasi ini bisa memicu terjadinya Barrett’s esophagus.
4. GERD
GERD adalah masalah pencernaan yang terjadi saat asam lambung naik ke kerongkongan secara teratur, menyebabkan gejala seperti sensasi terbakar di dada atau mulas. Paparan asam lambung yang berlebihan ini dapat merusak lapisan epitel kerongkongan seiring waktu.
Pada beberapa individu, kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya metaplasia yaitu perubahan sel yang umumnya tidak terjadi pada jaringan tubuh. Memiliki GERD yang intens bisa meningkatkan risiko terjadinya Barrett’s esophagus.
Maka dari itu, kamu bisa mencegahnya dengan mengetahui Penanganan untuk Bantu Meredakan GERD.
5. Merokok
Perokok akan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit ini. Rokok dapat merusak sfingter esofagus bagian bawah, yang bertanggung jawab untuk mencegah asam lambung naik ke kerongkongan. Akibatnya, paparan asam lambung yang lebih sering dapat terjadi.
Selain itu, merokok juga dapat meningkatkan risiko perkembangan kanker kerongkongan pada individu dengan Barrett’s esophagus.
Itulah beberapa penyebab yang bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit Barrett’s esophagus. Jika masih memiliki pertanyaan tentang penyakit ini, jangan ragu langsung melakukan konsultasi lebih lanjut dengan hubungi dokter melalui Halodoc.
Sekarang kamu bisa berkonsultasi dengan praktis kapan saja dan dari mana saja. Tunggu apa lagi? Ayo, download Halodoc sekarang juga!
Referensi:
MayoClinic. Diakses pada 2023. Barrett’s esophagus.
UpToDate. Diakses pada 2023. Barrett’s esophagus (Beyond the Basics).
PubMed Central. Diakses pada 2023. The Role of Chronic Inflammation in Obesity-Associated Cancers.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan