5 Fakta Penting Mengenai Operasi Bariatrik yang Perlu Diketahui
“Operasi bariatrik adalah pilihan alternatif untuk menurunkan berat badan. Langkah ini juga diperbolehkan jika diet dan olahraga tidak efektif untuk mendapatkan berat badan ideal.”
Halodoc, Jakarta – Operasi bariatrik adalah metode yang berguna untuk menghilangkan berat badan berlebih. Seseorang dapat melakukan langkah ini jika tidak dapat menurunkan berat badan dengan diet dan olahraga.
Prosedurnya melibatkan pemotongan atau pengikatan yang bertujuan untuk mengubah bentuk sistem pencernaan. Langkah ini bertujuan membatasi jumlah makanan atau menurunkan kemampuan tubuh dalam menyerap nutrisi.
Fakta Menarik Tentang Operasi Bariatrik
Ada beberapa fakta yang perlu diketahui sebelum memutuskan untuk melakukan operasi bariatrik, antara lain:
1. Bisa menghilangkan 50 persen bobot tubuh
Sebanyak 90 persen peserta yang pernah menjalani operasi bariatrik mengalami penurunan bobot tubuh sebanyak 50 persen. Angkanya akan tergantung pada prosedur yang dilakukan, yakni:
- 70 persen setelah bypass lambung.
- 80 persen setelah saklar duodenum.
- 30 hingga 80 persen setelah gastrektomi lengan.
Hasil yang tertera di atas diukur dalam jangka waktu 18 sampai 24 bulan pasca prosedur.
2. Tak hanya mengatasi obesitas
Obesitas dikaitkan dengan banyak penyakit kronis yang berisiko mengancam jiwa. Faktanya, risiko penyakit kronis bisa menurun drastis setelah melakukan operasi bariatrik. Beberapa di antaranya:
- Kolesterol tinggi. Kondisi ini menandakan terlalu banyak lemak yang terkandung dalam darah. Dampaknya, terjadi penyumbatan di pembuluh darah yang berpotensi meningkatkan stroke atau serangan jantung.
- Tekanan darah tinggi. Tingginya aliran darah di dalam pembuluh darah. Dampaknya, dinding pembuluh darah jadi rusak dan berisiko terkena serangan jantung atau stroke.
- Gula darah tinggi. Kondisi ini terkait dengan resistensi insulin yang menjadi pemicu diabetes. Jika tidak diobati, gangguan dapat merusak saraf, pembuluh darah, jaringan dan organ, dan meningkatkan risiko diabetes.
- Diabetes tipe 2. Akibat kelebihan lemak dalam tubuh yang menyebabkan resistensi insulin. Dampaknya, risiko diabetes tipe 2 jadi semakin tinggi.
- Penyakit jantung. Obesitas dapat menyebabkan gangguan fungsi jantung dan gagal jantung kongestif. Selain itu, gangguan juga memicu penumpukan plak di dalam arteri dan meningkatkan risiko serangan jantung.
- Penyakit ginjal. Prosedur operasi dapat menurunkan risiko sindrom metabolik yang terkait dengan obesitas. Termasuk tekanan darah tinggi, resistensi insulin, dan gagal jantung kongestif.
- Osteoartritis. Memiliki kelebihan berat badan memberi tekanan ekstra pada persendian, seperti lutut. Hal ini membuat seseorang lebih berisiko terkena osteoartritis, penyakit sendi degeneratif, atau memperburuk gejala yang sudah ada.
3. Membutuhkan syarat tertentu
Persyaratan operasi bariatrik dimulai dengan mendiagnosis obesitas kelas III. Beberapa kondisinya ditandai dengan:
- Memiliki indeks massa tubuh lebih dari 40.
- Memiliki indeks massa tubuh minimal 35 dan satu masalah kesehatan kronis.
Sementara pada remaja, syaratnya adalah:
- Memiliki indeks massa tubuh minimal 40 dan kondisi medis terkait obesitas.
- Memiliki indeks massa tubuh minimal 35 dan kondisi medis terkait obesitas parah.
4. Risiko efek samping pascaprosedur
Operasi bariatrik memiliki risiko kesehatan, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Beberapa di antaranya:
- Pendarahan berlebihan.
- Infeksi.
- Reaksi terhadap anestesi.
- Bekuan darah.
- Masalah paru-paru atau pernapasan.
- Kebocoran dalam sistem pencernaan.
- Dalam kasus yang jarang terjadi, peserta berisiko mengalami kematian.
Risiko dan komplikasi jangka panjang akan bervariasi, tergantung pada jenis operasinya. Efek sampingnya meliputi:
- Sumbatan usus.
- Sindrom dumping, yang menyebabkan diare, kemerahan, pusing, mual atau muntah.
- Batu empedu.
- Hernia.
- Gula darah rendah atau hipoglikemia.
- Malnutrisi atau kekurangan nutrisi.
- Bisul.
- Muntah-muntah.
- Refluks asam.
- Dalam kasus yang jarang terjadi, peserta berisiko mengalami kematian.
5. Perlu menjaga kuantitas dan kualitas makanan
Setelah prosedur bariatrik, perserta berisiko mengalami sakit perut dan kram. Tubuh juga tidak mampu mentolerir makanan dan cairan secara langsung. Asupan makanan dan minuman bisa ditingkatkan secara bertahap sesuai rekomendasi dokter.
Di sini, peserta akan diberikan instruksi khusus tentang apa yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi, serta yang harus dijauhi. Misalnya, makanan pedas dan berlemak, karena meningkatkan risiko diare.
Peserta juga cenderung merasa kenyang lebih cepat. Karena itu, perlu ada penyesuaian diri terkait dengan perubahan toleransi terhadap makanan. Pastikan untuk memenuhi asupan nutrisi yang diperlukan tubuh guna mempercepat proses pemulihan.Jika tertarik melakukannya, silakan tanya dokter terkait dengan prosedur di atas. Dapatkan juga informasi lain seputar kesehatan, gaya hidup dan pola hidup sehat lainnya dengan download Halodoc sekarang juga.