5 Fakta Mutasi Virus Corona dari Inggris yang Masuk Indonesia
Halodoc, Jakarta - Tepat sehari lalu, pemerintah resmi melaporkan mengenai mutasi virus corona dari Inggris yang masuk Indonesia. Kabar ini disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono dalam acara "Inovasi Indonesia untuk Indonesia Pulih Pasca Pandemi", Selasa (2/3/2021).
"Tadi malam saya mendapatkan informasi bahwa dalam tepat satu tahun hari ini kita menemukan mutasi B.1.1.7 UK di Indonesia, ini fresh from the oven baru tadi malam ditemukan dua kasus," ujarnya.
Masuknya mutasi virus corona dari Inggris ini, bertepatan dengan masuknya SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 pada tahun lalu, yaitu 2 Maret 2020. Dante mengatakan, masuknya mutasi virus corona dari Inggris ini akan menjadi tantangan masyarakat Indonesia dalam menghadapi pagebluk COVID-19.
Nah, menyoal mutasi virus corona dari Inggris ini, berikut beberapa fakta penting yang perlu diketahui.
Baca juga: Mitos dan Fakta Terkait Coronavirus
1. Lebih Cepat Menyebar
Mutasi virus corona asal Inggris ini ini pertama kali terdeteksi di Inggris pada bulan September 2020. Kala itu sekitar seperempat kasus di London adalah varian baru, dan mencapai hampir dua pertiga kasus pada pertengahan Desember.
Menurut Perdana Menteri Boris Johnson, mutasi virus corona ini diduga dapat meningkatkan transmisi antar manusia sampai dengan 70 persen.
Angka 70 persen itu muncul dalam presentasi Dr Erik Volz, dari Imperial College London. "Ini benar-benar terlalu dini untuk mengatakan, tapi dari apa yang kita lihat sejauh ini berkembang sangat cepat, itu (mutasi terbaru) tumbuh lebih cepat daripada [varian sebelumnya] yang pernah ada, tetapi penting untuk terus mengawasi kondisi ini." jelas Erik
2. Masuk dari Arab Saudi
Menurut Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, dua kasus mutasi virus corona ini terdeteksi masuk Indonesia dari Arab Saudi.
"Tadi malam kita menemukan dua kasus, masuk dari Saudi Arabia dan memiliki strain virus baru ini," ujarnya.
Menkes mengingatkan kalau mutasi virus corona asal Inggris ini lebih cepat menular daripada pendahulunya. Oleh sebab itu, ia mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin dari menerapkan protokol kesehatan.
“Pesan saya, tetap jalankan disiplin, memakai masker, cuci tangan, jaga jarak. Untuk masyarakat itu yang harus dijaga. Selama kita tetap lakukan protokol kesehatan yang baik apapun virusnya dapat dihindari," tambahnya
Di samping itu, jangan lupa untuk terus meningkatkan sistem imun demi menangkal serangan virus corona. Kamu bisa kok membeli vitamin atau suplemen untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh menggunakan aplikasi Halodoc.
Baca juga: Jumlah Vaksin Corona yang Dibutuhkan untuk Capai Herd Immunity
3. Lebih Fatal dan Mematikan?
Menurut Menkes belum ada publikasi ilmiah yang menyatakan bahwa mutasi virus corona yang masuk Indonesia itu lebih fatal. Tetapi, menurutnya, strain baru virus tersebut lebih menular. Hal senada juga datang dari para ahli di Inggris.
Menurut mereka sampai saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa mutasi virus corona terbaru di Inggris, lebih mematikan daripada varian virus sebelumnya. Namun, hingga kini para ahli masih terus memantau dan meneliti varian terbaru virus corona.
Hal yang perlu diwaspadai, mutasi virus corona terbaru ini lebih menular. Artinya, lebih banyak orang terinfeksi dengan lebih cepat, pada gilirannya akan menyebabkan lebih banyak orang membutuhkan perawatan rumah sakit. Dengan kata lain, peningkatan transmisi saja sudah cukup untuk menimbulkan masalah bagi rumah sakit.
4. Vaksin COVID-19 Masih Efektif
Tak sedikit orang yang mempertanyakan apakah vaksin COVID-19 saat ini ampuh melawan serangan mutasi virus corona asal Inggris. Bila berkaca pada vaksin yang digunakan di Inggris, vaksin tersebut hampir pasti dapat melindungi tubuh dari mutasi virus corona terbaru. Namun, ada pula anggapan vaksin tersebut tidak efektif, setidaknya untuk saat ini.
Vaksin melatih sistem kekebalan untuk menyerang beberapa bagian virus yang berbeda, jadi meskipun bagian dari lonjakan telah bermutasi, vaksin tetap berfungsi.
Namun, para pakar kesehatan merasa khawatir bila virus terus bermutasi. Pasalnya, virus tersebut berpotensi untuk “menyiasati” vaksin yang telah dibuat.
Sementara itu, pada 30 Desember 2020, Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof dr Zubairi Djoerban mengatakan, vaksin COVID-19 tetap efektif terhadap varian baru virus corona. Selain itu, menurutnya varian baru ini juga tetap akan terdeteksi lewat uji PCR.
5. Gejala Terkait Mutasi
Menurut sebuah studi dari Office for National Statistics (ONS) Inggris, terdapat beberapa gejala yang umumnya dialami oleh mereka yang terinfeksi SARS-CoV-2 mutasi terbaru. Gejala tersebut meliputi batuk, kelelahan, sakit tenggorokan, dan nyeri otot. Hasil ini berdasarkan riset
Sementara itu, hilangnya kemampuan indra penciuman atau anosmia, lebih sedikit kecil kemungkinannya untuk memengaruhi orang yang terinfeksi strain baru ini. Akan tetapi, anosmia masih merupakan salah satu dari gejala utama COVID-19.
Baca juga: Terjangkit Virus Corona, Kapan Gejalanya Akan Berakhir?
Bagi kamu yang memiliki masalah kesehatan di tengah pandemi COVID-19, bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan?